Mohon tunggu...
Jhon  sibarani
Jhon sibarani Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Politik USU, Penikmat Kopi,

mengisi kekosongan waktu dengan menulis, suka berdiskusi dan bertanggung jawab sebagai SEKJEND di sebuah Kelompok Aspirasi Mahasiswa ( KAM ) BHINNEKA USU

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

PLTA Batang Toru, Siapa yang Terkena Dampak Negatif dan Dirugikan?

7 Juni 2020   17:00 Diperbarui: 7 Juni 2020   17:04 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasalnya kepadatan populasi orang utan paling banyak terdapat dilembah dan sungai Batang Toru. Pembangunan PLTA itu membuat orang utan tapanuli kehilangan sumber makanan nya. 

Wilayah selatan dari ekosistem Batang Toru yang merupakan dataran rendah, diketahui sebagai sumber pakan orangutan Tapanuli paling banyak dibandingkan di daerah dataran tinggi ekostistem Batang Toru. semakin berkurangnya akses jelajah orangutan Tapanuli di ekosistem membuat jumlah spesies ini menurun.

Orang utan termasuk salah satu habitat yang harus dilindungi agar spesiesnya tidak punah. Namun, dengan adanya proyek pembangunan di daerah sungai Batang Toru akan berdampak langsung kepada orang utan. 

Hal inilah yang menyebabkan pegiat lingkungan dan organisasi pelindung orang utang sangat kontra terhadap pembangunan PLTA yang dinilai merusak ekosistem. Kerugian secara umum oleh orang utan akses jalan mereka tidak ada lagi untuk mencari makan maka dari itu perlu dibuatkan sebuah hutan jembatan koridor. 

Akan tetapi pembangunan jembatan koridor itu asesmennya harus jelas dan benar-benar orang utan yang menggunakan itu untuk akses mencari makan ya misalnya seperti terfragmentasi yang artinya harus ada penanaman pohon baru untuk menjaga ekosistem diwilaya tersebut. 

Hal-hal seperti itu harusnya sudah ditanggulangi pihak perusahaan melihat dapat yang dirugikan dari pembangunan tersebut bukan menjadi tidak peduli akan lingkungan sekitar yang seharusnya itu tempat yang asri dan tentram sebagai tempat tinggal orang utan kini berubah menjadi sebuah bendungan besar dari sebuah proyek pembangunan PLTA.

Melakukan sebuah pembangunan mega proyek seperti membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air di Batang toru akan menimbulkan efek positif dan negatif dalam proses pelaksanaannya. 

Akan tetapi, seharusnya pihak-pihak yang terlibat didalamnya sudah memikirkan langkah-langkah seperti apa yang harus mereka perbuat dalam mengatasi segala permasalahan yang ada akibat dampak dari pembangunan tersebut. 

Masyarakat mengaminkan bahwasanya pembangunan PLTA tersebut telah merusak ekosistem lingkungan termasuk mempengaruhi habitat orang utan Tapanuli yang habitat aslinya berada di sekitaran hutan dan sungai Batang Toru. Pihak perusahaan harus melakukan tindakan penyelesaian masalah agar tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. 

Mungkin dari aspek lingkungannya, pihak perusahaan melakukan penanaman kembali pohon-pohon baru menjaga kelestarian hutan lindung disekitaran PLTA tersebut. Go green langkah yang cukup efisien untuk dilakukan agar ekosistem tetap terjaga. 

Serta permasalahan antara masyarakat dengan perusahaan dapat diselesaikan dengan seksama bukan malah menghindar dan berusaha lari dari tanggung jawab atau tidak peduli sebagai pengelolah/pekerja proyek pembangunan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun