Mohon tunggu...
Jhon Ora samne
Jhon Ora samne Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa/belajar/wisam salib suci

Membaca/slow/sosal-budaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kopi Vs Air Putih

14 Januari 2024   12:28 Diperbarui: 14 Januari 2024   12:29 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di ujung kota Jayapura-Papua  hadirlah sebuah kampung bernama kampung Pisang. Suatu malam bulan terang sehabis hujan, seorang pria duduk di pendopo kecil  depan teras rumah.
Suasana bulan terang di malam itu, seorang pria di tawarkan mengenang kisah masa lalu, dengan  tenang dan fokus  seraya menatap bulan diatas langit.

Seandainya ada orang yang mengagetkan dirinya pastilah pria itu hempas terjatuh atau apa. Sebab suasana yang dikenang malam itu sangat fokus dan  tenang.

Sang Istri dari  pria itu, melihat dari kejauhan bahwa suaminya sedang berteduh di pendopo teras depan rumah, segera menghampirinya. Tampaknya sang istri  mengerti suasana yang dihadirkan suami di malam itu. Istrinya segera ke dapur hendak sedukan segelas kopi dan air putih untuknya.

Sang istri sedukan kopi itu sangat sesuai dengan selera suaminya, dan segera meletakkan diatas meja di pendopo tempat dimana suaminya berteduh.

"Terima kasih ma". Kata suaminya
"Iya sama-sama pak". Respon istrinya

Dengan begitu, sang istri meninggalkan suaminya sendirian disitu dan segera masuk kamar tidur. Ketika meminum segelas kopi yang di sediakan istri, sangatlah sesuai dengan selera yang biasa di seduhnya.

 Saking terasa nikmat kopinya, sembari melepaskan rasa nikmat itu seraya teriak dengan mulut lebar

"Ahhhhhhhhh.....Wuyu Kopi oooo". Pungkasnya

Tidak sampai disitu, perasaan nikmat yang berkobar" itu kemudian hendak membuat status di smartphone dalam via watsaap dan facebook.

Dalam pengambilan foto segelas kopi itu, yang tadinya istri sejajarkan dengan segelas air putih. Ketika suaminya mengambil foto menyembunyikan segelas air putih di bawa meja.
Lalu pria itu  mengambil foto segelas kopinya dilapiskan dengan seluruh badan meja.

Seusai mengambil foto segelas  kopinya, segera membuat status dengan kata-kata yang berbunyi:

"Kopi engkau membuatku bagaikan setitik embun diatas daun pisang malam ini. Dan malam ini tidak siapa pun menemani selain engkau".

Seusai membuat statusnya demikian, sembari menundukan mukanya ke bawah mengambil segelas air putih yang tadinya letakan dibawah meja itu, ternyata dimasuki kakarlak.

"Ahhh sudah tak apa-apa, aku juga tak haus minum air putih loh ". Katanya sambil menggenggam gelas berisi air itu, dibuang dengan sekuat tenaga dan pecahkan
  di batang pohon.

Tak di sadari, pria itu  sudah menjadi manusia yang tidak  tahu bersyukur dan berterima kasih. Padahal air putih bukan hanya memberikan dahaga, lebih daripada itu memberikan  tubuh sehat,  setiap sel, jaringan dan organ di dalam tubuh berfungsi dengan baik.

Biar sudah aku yang membuat tubuhmu sehat diremehkan, diasingkan, disingkirkan dan menghandalkan dan mendewakan sesuatu yang membuatmu nikmat sesaat.

 Kenikmatan membuatmu lupa, dan tidak bertanggung jawab.
It's okey, terima kasih, aku yang  engkau remehkan, asingkan, dan tidak dianggap ini  tetap  menjamin tubuhmu selalu sehat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun