Ikan mas arsik memiliki peran yang sangat penting dalam budaya Batak di Indonesia. Ikan ini sering digunakan dalam upacara adat dan berbagai ritual lainnya. Dalam konteks upacara adat, ikan mas arsik biasanya melambangkan kemakmuran dan kekayaan. Selain itu, orang biasanya memberikan ikan ini kepada dewa-dewa lokal sebagai tanda penghormatan dan permintaan mereka. Selain itu, ikan mas arsik dianggap sebagai simbol keberuntungan dan umur panjang dalam budaya Batak. Ikan mas arsik sering dimasak dan dimakan sebagai bagian dari makanan sehari-hari. Dianggap sebagai sumber protein yang baik, ikan ini sering digunakan dalam sup, kaldu, dan berbagai hidangan lainnya. Secara keseluruhan, ikan mas arsik sangat penting bagi budaya Batak dan kehidupan sehari-hari.
Keagamaan adalah bagian penting dari budaya Batak. Ikan mas digunakan dalam berbagai upacara keagamaan, seperti pernikahan, pemakaman, dan perayaan agama, bukan hanya sebagai elemen dekoratif, tetapi juga sebagai simbol berkah dan kesucian. Adat istiadat budaya dan keagamaan orang Batak yang menggunakan ikan mas menunjukkan hubungan yang kuat antara manusia dan lingkungan alam mereka.
Dalam perayaan budaya Batak, ikan mas arsik adalah bagian penting dari ritual, menunjukkan hubungan antara kehidupan sehari-hari dan aktivitas sosial. Dalam perayaan mereka, ikan mas juga dianggap sebagai simbol kesucian dan berkah, yang membawa manfaat bagi penganutnya.
Ikan mas arsik digunakan dalam upacara adat sebagai simbol keberkatan dan kesuburan. Ikan mas arsik diberikan oleh pihak perempuan kepada pihak laki-laki dan pengantin sebagai tanda rasa terima kasih mereka kepada anak mereka dan sebagai simbol penghargaan. Pilihan orang tua untuk ikan mas betina yang besar, cantik, segar, dan sedang bertelur menunjukkan harapan besar mereka untuk memiliki keturunan segera.
Untuk menunjukkan kekayaan adat dan kebudayaan mereka, suku Batak Toba dapat menyelenggarakan acara yang sangat meriah dengan anggaran besar. Salah satu ciri khas upacara Batak Toba adalah kehadiran berbagai hidangan khas, termasuk ikan mas arsik, yang selalu ada di setiap acaraHidangan ini sangat dihargai karena dianggap membawa harapan bagi masyarakat Batak. Pesan dan harapan tersebut diwakili oleh ikan mas arsik. Para orangtua suku Batak biasanya memberikan ikan mas arsik sebagai ungkapan rasa terima kasih atas pencapaian anak atau keluarga mereka serta sebagai doa agar hidup mereka diberkati di lingkungan baru.
Proses pembuatan ikan mas arsik termasuk memilih ikan yang segar, membersihkan ikan secara menyeluruh, memotong bumbu seperti bawang putih, bawang merah, cabai, dan andaliman dengan benar, dan kemudian menggoreng bumbu hingga harum. Setelah itu, pembuat ikan arsik mas menambahkan santan dan air ke dalam bumbu yang telah digoreng. Kemudian, masukkan ikan ke dalam campuran dan masak dengan api kecil hingga bumbu meresap ke dalam ikan dan kuah mengental. Dalam proses memasak, kemampuan untuk mengatur rasa yang tepat dan mengontrol waktu yang diperlukan sangat penting. Selain itu, pembuat makanan harus tahu cara penyajian yang benar dan menambahkan bahan seperti daun kemangi dan tomat untuk memberikan rasa segar.
Pembuat ikan mas arsik yang terampil harus memahami variasi resep dan dapat menyesuaikan proses memasak dengan benar karena resep bisa berbeda-beda di setiap daerah tergantung pada tradisi kuliner setempat.
Ketersediaan bahan baku untuk hidangan ikan mas sangat dipengaruhi oleh kekayaan alam dan kondisi lingkungan di Batak. Danau Toba, danau vulkanik terbesar di dunia, adalah tempat ikan mas tinggal. Selain itu, keanekaragaman hayati yang kaya di sekitar Danau Toba memungkinkan penggunaan berbagai bahan baku lokal dalam pembuatan makanan Batak tradisional.
Selain menjadi bahan baku utama, ikan mas juga merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan di daerah Batak, dan perdagangan memainkan peran penting dalam ketersediaan bahan baku untuk hidangan ikan mas arsik. Harga dan ketersediaan bahan baku untuk hidangan ini dipengaruhi oleh perdagangan ikan mas antara wilayah Batak dengan wilayah lain di Indonesia dan di luar negeri.
Namun, polusi, perubahan iklim, dan aktivitas manusia mempengaruhi kondisi lingkungan Danau Toba dan dampak terhadap ketersediaan ikan mas. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga keanekaragaman hayati di Danau Toba dan Batak agar bahan baku untuk ikan arsik mas tetap tersedia untuk generasi mendatang.
Kebudayaan harus terus dilestarikan. Generasi muda harus memiliki rasa cinta dan upaya untuk melestarikan kebudayaan. Mereka harus mengenal dan mempelajari budaya lokal, memperkenalkannya kepada orang lain, memanfaatkan media untuk mempromosikan kebudayaan, dan aktif terlibat dalam kegiatan budaya.