Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Money

Geger FinCEN Files: Skandal Kejahatan hingga Keterlibatan Perbankan Indonesia

27 September 2020   13:11 Diperbarui: 2 November 2020   20:10 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah perbankan di Indonesia bahkan terseret dalam dokumen FinCEN Files. sumber : Tempo

Penutupan akun baru dilakukan pada 2014 setelah laporan kedua dan ketiga diajukan menghasilkan tuntutan dari regulator AS pada tahun yang sama dimana terdapat transaksi senilai 15,4 juta dan 9,2 juta Dollar AS dengan skema yang sama yaitu Ponzi. Sayangnya, akun ditutup pada saat tidak ada lagi uang tersisa didalam akun tersebut,

Perbankan Indonesia Terseret?

Sejumlah perbankan di Indonesia bahkan terseret dalam dokumen FinCEN Files. sumber : Tempo
Sejumlah perbankan di Indonesia bahkan terseret dalam dokumen FinCEN Files. sumber : Tempo

            Dalam FinCEN Files, bukan hanya bank-bank luar negeri yang dilaporkan terlibat, ternyata juga bank-bank dari negara Indonesia baik bank nasional maupun bank swasta. Layaknya Panama Papers beberapa tahun lalu yang juga melibatkan orang-orang dari Indonesia, bank dari negara Indonesia bahkan menghasilkan total transaksi 501 juta Dollar AS atau Rp 7,3 Triliun transaksi mencurigakan.

Transaksi tersebut dilakukan oleh 19 Bank utamanya Bank Mandiri senilai 292 juta Dollar AS (19 transaksi mencurigakan), BNI senilai 10 juta dollar AS (2 transaksi mencurigakan) dan bank BCA senilai 753 ribu dollar AS (4 transaksi mencurigakan). Meski demikian, masing-masing bank menyatakan selalu mengawasi segala aktivitas dari para nasabahnya agar terhindar dari aktivitas dari tindak pencucian uang, tindak terorisme, penipuan dan tindak kejahatan lainnya.

Bank lain yang diduga terlibat dalam skandal FinCEN Files ini adalah bank CIMB Niaga dengan 7 transaksi senilai 4,8 juta Dollar AS, Bank Danamon Indonesia dengan satu transaksi senilai 3 juta Dollar AS, Panin Bank dengan 3 aktivitas transfer snilai 5,4 juta Dollar AS, Bank Windu dengan 6 aktivitas mencurigakan senilai 130 juta Dollar AS, Bank Nusantara Parahyangan dengan 5 transaksi senilai 708 ribu dollar AS, Bank Of India Indonesia bahkan mencapai transaksi 20 juta Dollar AS dari 2 transaksi, Bank Internasional Indonesia dengan nilai transaksi 2,2 juta Dollar AS dari 2 transaksi dan Bank OCBC NISP dengan rincian 9 transaksi senilai 2,7 juta Dollar AS.

Bank DBS Indonesia juga menyumbang 4 transaksi dengan total 3 juta Dollar AS, Standard Chartered Bank, HSBC, Bank UOB Indonesia, Bank ICBC Indonesia, Bank Chinatrust Indonesia, Citibank hingga Bank Commonwealth juga menyumbang nama di dokumen FinCEN Files ini.

Satu kasus yang sempat menjadi perhatian dan tercatat dengan transaksi pertama yang ada di dokumen bocor tersebut adalah transaksi janggal oleh pengusaha asal Indonesia, Sujito Ng yang melacak lalu lintas transfer dana pulihan miliar rupiah yang melibatkan sejumlah perusahaan alat pertahanan milik pemerintah Rusia, Rozoboronexport terkait pembelian Jet tempur Sukhoi pada tahun 2011-2013.

Meski demikian, semua transaksi yang dicatat dalam dokumen ini belum bisa langsung divonis sebagai tindak kejahatan keuangan. Data yang tertuang dalam dokumen FinCEN Leaks ini sebenarnya untuk menggambarkan transaksi mencurigakan dengan mudah bisa tetap berlangsung dalam sistem perbankan nasional maupun global.

Beberapa kasus bahkan terbukti sebagai tindak pidana korupsi, penipuan hingga pendanaan terorisme dan transaksi bandar narkoba seperti yang sudah dijelaskan diatas. Bank tentu tahu identitas nasabah masing-masing serta tujuan transfer dana yang dilakukan, tetapi satu sisi alasan privasi juga menjadi hal yang dijunjung tinggi oleh setiap perbankan dalam menjamin hak-hak nasabahnya.

Meski demikian, hasil FinCEN Files patut menjadi perhatian karena aktivitas kejahatan global dalam jumlah yang sangat besar ternyata bisa secara sadar diketahui dan difasilitasi oleh lembaga keuangan tertentu. Bank tahu persis aliran dana kotor diseluruh dunia mulai dari hulu hingga hilirnya karena bank menguasai dan memiliki akses terhadap sistemnya sendiri yang mencatat setiap aliran dana yang ditransaksikan oleh masing-masing nasabahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun