Tol Trans Jawa sebentar lagi akan tersambung secara keseluruhan. Prediksinya, bulan Desember tahun 2018 akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sehingga bisa langsung digunakan untuk rute Merak--Surabaya dan sebaliknya.Â
Jalan sepanjang 800 km ini dipekirakan hanya dilewati selama 16 jam saja, artinya lebih hemat waktu 4 jam jika dibandingkan dengan jalan raya nasional yang selama ini digunakan. Bahkan jika dipacu dengan kecepatan rata-rata 100 Km/ jam, maka jarak tempuh bisa dicapai hanya dengan 10 jam saja.
Proyek ini sebenarnya bukanlah proyek baru bagi pulau Jawa. Proyek ini sudah dicanangkan pada 20 tahun yang lalu. Jalan tol ini juga merupakan perpaduan dari antara jalan tol yang ada di pulau Jawa, masing-masing jalan tol tersebut dipadukan agar tersambung dari ujung barat pulau Jawa hingga ujung timur pulau Jawa. Tol Jakarta-Merak yang diresmikan pada tahun 1984 merupakan jalan tol pertama bagian dari Trans Jawa yang menjadi perintis mega struktur Trans Jawa.Â
Kemudian ada Tol Surabaya Porong yang diresmikan pada 1986, Tol Jakarta-Cikampek dan Palimanan-Kanci pada tahun 1988, Jalan Tol Semarang pada tahun 1998, Kanci -- Pejagan pada 2010, Cikopo -- Palimanan pada tahun 2015, Mojokerto -- Kertosono dan Surabaya- Mojokerto pada 2017, Tol Pejagan -- Pemalang dan Pemalang Batang pada 2018, hingga Ngawi-Kertosono yang akan beroperasi tahun 2019.
Rencananya, jalur tol Trans Jawa bukan hanya sampai di Surabaya saja, tetapi sampai hingga ke Banyuangi, Ujung paling Timur Jawa Timur, direncanakan akan rampung pada tahun 2019.Â
Total, panjang jalan tol Trans Jawa akan menjadi 1.183 km. Dengan demikian, akan mengulangi kejayaan jalan raya Anyer -- Panarukan pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, Gubernur Jenderal Herman Willem Deandels yang selesai dibangun pada tahun 1808.
Selain tingkat efektivitas waktu yang diperoleh menjadi semakin singkat, Tol Trans Jawa diharapkan akan benar-benar berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat Jawa terutama yang ada disekitar jalan tol.Â
Dampak pembangunan infrastruktur harus diikuti dengan kordinasi dengan kementerian terkait agar bisa mengitegrasikan berbagai titik pertumbuhan ekonomi agar manfaat dari keberadaan jalan tol tersebut bisa dirasakan dengan baik oleh semua pihak.
Untuk perekonomian, tol Trans Jawa diharapkan bukan hanya mobilitas orang saja, tetapi juga menjadi mobilitas logistik sehingga bisa menekan biaya produksi. Jika waktu sudah bisa ditekan, otomatis biaya produksi akan bisa ditekan karena waktu yang diperlukan tidak selama yang sebelumnya lagi.
Teruntuk UMKM itu sendiri, Presiden Jokowi memang sudah beberapa kali menekankan kepada para kepala daerah yang daerahnya dilalui oleh Tol Trans Jawa agar membuat berbagai produk UMKM di seluruh rest area.Â
Presiden Jokowi tampaknya benar-benar belajar dari produk yang lazim di tempatkan di rest area, di mana merk-merk luar negeri berupa makanan, minuman, souvenir, dan lain-lain selalu menjadi primadona sehingga UMKM menjadi sulit ditemui di rest area.Â
Kali ini, dengan beberapa kali singgungan dari Presiden Jokowi kepada para kepala daerah terkait, produk UMKM wajib mendapat tempat di rest area jalur Tol Trans Jawa. Ini merupakan angina segar bagi pegiat UMKM agar mau bersaing dengan berbagai produk luar negeri.Â
Rest Area menjadi arena promosi efektif UMKM agar lebih dikenal oleh para pengguna jalan tol karena area tersebut pasti akan dilalui dan disinggahi oleh pengguna jalan tol.
Sedangkan jalur tradisionalnya, pembangunannya terlihat tertahan atau tidak memiliki perkembangan signifikan meski daerah tersebut merupakan daerah industri. Multiplayer effect (efek pengganda) dari kegiatan perekonomian ini benar-benar harus dikaji secara mendalam.Â
Tol Jakarta--Bogor bisa berkembang dengan baik dan mendukung secara perekonomian karena bisa menciptakan sektor baru (property dan jasa) kepada penduduk sekitar, dengan catatan Tol Jakarta-Bogor tidak mengorbankan sektor pertanian karena kawasan tersebut hanya sedikit areal pertanian supply pangan yang dilaluinya.   Â
Implikasi Perubahan Sektor Lahan
Daerah Pantai Utara (Pantura) merupakan daerah mayoritas yang dilewati oleh jalur tol Trans Jawa. Daerah ini terkenal subur dengan hasil pertaniannya berupa padi dengan area persawahannya, perkebununan, hingga sayur dan berbagai produk pertanian lainnya.Â
Perlahan-lahan, sektor ini secara tidak sadar bisa hilang dan beralih fungsi menjadi sektor jasa, industri dan properti, mengikuti apa yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya saat ini. Hal ini akan menimbulkan supply pangan bisa menjadi berkurang.
Efek jangka panjang ini harus menjadi kajian dan mendapat perhatian serius dari pemerintah agar daerah disekitar area jalan tol tetap berfungsi sebagaimana biasanya yaitu tetap menjadi penyokong utama sumber produksi pangan tanpa harus beralih ke sektor jasa, industri dan properti.
Belajar dari Tol Cikampek yang kawasannya dulu merupakan areal pertanian yang sekarang berubah menjadi sektor industri dan properti, jelas timbul kekhawatiran akan ketahanan produksi pangan secara nasional.Â
Ini merupakan efek yang sepertinya akan sulit untuk dihindari. Walaupun dihalangi dengan berbagai program, masyarakat tetap akan mengikuti permintaan pasar. Jika pasar sektor properti, industri dan jasa sudah lebih menggiurkan, maka perlahan-lahan masyarakat akan mengalihkan lahan pertaniannya.
Logistik dan Angkutan, Antara Efisien dan Boros
Masalah logistik merupakan salah satu latar belakang kuat pemerintah mengapa harus menyambungkan seluruh pulau Jawa dengan jalan tol. Keberadaan jalan tol secara positif akan menghemat waktu perjalanan dari asal hingga ke daerah tujuan, pelayanan distribusi barang dan jasa, peningkatan pemerataan hasil pembangunan, serta meringankan beban pemerintah dengan partisipasi jalan.
Tetapi disatu sisi, biaya tol sangat mahal. Dari Jakarta melewati Cipali ke Semarang pulang pergi itu memakan biaya tarif tol hingga Rp 500.000,00. Sementara jika melewati jalan biasa, tidak ada biaya lain-lain yang keluar kecuali biaya konsumsi kendaraan dan dengan catatan waktu lebih lama daripada melewati jalan tol. Tetapi, perlu diperhatikan juga, biaya merupakan hal yang sensitif terutama bagi perusahaan yang masih menengah ke bawah.
Jika biaya tol sangat mahal, bukan hanya sektor logistik saja yang akan semakin mahal, tetapi juga sektor pengangkutan penumpang. Biaya tol merupakan salah satu faktor produksi yang diperhitungkan oleh perusahaan angkutan umum dalam menentukan tarif. Jika tarif angkutan melebihi harga tarif kereta api dan pesawat, maka masyarakat akan cenderung  memilih kereta api sebagai alternatif.Â
Padahal, kuota kedua moda tersebut sangat terbatas. Dengan demikian, upaya pemerintah untuk meningkatkan efektivitas perjalanan bagi pengguna terutama saat arus mudik dan balik saat lebaran dan pasca lebaran tidak tercapai secara maksimal.
Diperlukan upaya regulasi dari pemerintah untuk mengurangi tarif jalan tol agar tidak terlalu menekan para pengguna. Toh jika diturunkan juga, akan semakin menarik minat pengendara untuk menggunakan jalan tol ketimbang jalan raya biaya sehingga secara makro akan meningkatkan pendapatan bagi pemerintah itu sendiri.
Jalan tol merupakan alternatif terbaik dalam memperlancar arus perekonomian baik makro dan mikro di darat. Tetapi, perlu pertimbangan dari segala aspek agar tidak menjadi efek negatif terhadap aspek yang lain yang kurang mendapat perhatian. Tol Trans Jawa mau tidak mau akan membuat perubahan diberbagai sektor, bahkan jauh hari sebelum diresmikan nanti.
Mulai dari pola pikir masyarakat, pengusaha dan pemerintah terhadap kemanfaatan area tol hingga sekitarnya hingga tindakan berupa meningkatkan nilai jual lahan, pengalihfungsian lahan, pengalihfungsian profesi dan usaha, hingga pembuatan usaha-usaha inovatif dan kreatif yang mungkin belum ada di area terkait sebelumnya.Â
Semua potensi ini wajib ditampung karena efek yang ditimbulkan oleh sebuah megaproyek akan menimbulkan efek domino dimana semua sektor tersebut saling memiliki sebab akibat yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H