Vennard yang merupakan mantan pemain Persija dan bahkan pernah menjadi 200 pemain futsal terbaik dunia pada tahun 2000. Prestasi ini menjadikan dirinya sebagai pemain pertama asal Indonesia yang meraih prestasi prestisius tersebut.
Saat Vennard masih aktif bergelut dalam bidang sepakbola, pemain keturunan Batak ini juga mampu menamatkan pendidikan sarjananya hanya dalam waktu 3,5 tahun. Bagaimana bisa meraihnya? Sedangkan jadwal sepakbola sangat sibuk. Vennard mengatakan jika disiplin adalah kuncinya, kemudian respect terhadap sesama atau tim lawan.
Disiplin dan respect yang diterapkan dalam profesionalitasnya sebagai pesepakbola membuahkan hasil yang cukup mencengangkan, dimana Vennard hanya mendapatkan 2 kartu kuning selama karirnya sebagai pesepakbola. Disiplin itu bukan hanya diterapkan dilapangan saja, tetapi juga dikehidupan sehari-hari seperti makan teratur, mandi teratur, latihan lebih cepat datang dan pulang lebih lama untuk mendapatkan ilmu lebih, tidur dan istirahat yang teratur, dan lain-lain.
Vennard juga menekankan sportivitas dan fair play. Kemenangan memang penting dalam sepakbola, tetapi lebih penting lagi bagaimana cara meraih kemenangan. Bentuk sportivitas diawali dari keluarga kemudian ditularkan kelapangan. Vennard juga menyatakan jika pelatih terbaik adalah pelaih usia dini, karena merekalah yang meletakkan fondasi dasar seorang calon pesepakbola.
Memaksimalkan Potensi
Untuk tahun ini, Indonesia memperoleh jatah 9 peserta yang dipastikan akan mendapat pelatihan di Bangkok, Thailand pada 16-19 Juni 2018. Dari 9 peserta ini, akan dipilih peserta terbaik melalui voting lewat situs website www.ajfc.allianz.co.id. Peserta yang memperoleh 2 vooting terbanyak berhak untuk berangkat ke Munich Camp, Munich, Jerman pada 27-31 Agustus 2018.
Mereka-mereka yang terpilih ini merupakan #PahlawanSepakBola, termasuk pelatih-pelatih yang terbaik yang terpilih dari 399 cerita inspiratif yang diterima oleh panitia, banyak yang menyentuh hati dengan cerita perjuangan yang luar biasa.
Karin menemukan ada kesamaan dari berbagai cerita yang diseleksi, yaitu kesamaan passion terhadap sepakbola, spiritnya pantan menyerang meski kekurangan biaya dan fasilitasnya serba minim. "Anak-anak seperti ini yang harus kita perhatikan agar bakat dan minatnya tidak terbuang sia-sia begitu saja," ungkap Karin pada saat konferensi pers.
Proses seleksi dilakukan dengan melalui pendaftaran online dengan kuis di website. Sistem online dilakukan agar bisa menampung lebih banyak pendaftar dari berbagai daerah. Kemudian akan dibukakan satu akses ke website dimana foto para peserta ditayangkan serta ceritanya untuk para 9 orang peserta terbaik tersebut.