Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gatot Nurmantyo, Pilpres 2019 dan Tommy Winata

5 April 2018   10:05 Diperbarui: 5 April 2018   10:07 4459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gatot Nurmantyo Bersama Tommy Winata tampak melepaskan harimau di kawasan konservasi milik Tommy Winata di Pesisir Barat Lampung 2017 lalu. Sumber : Republika

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo belakangan ini menjadi perbincangan publik selepas dirinya resmi pensiun dari TNI pada 31 Maret 2018 lalu. Gatot menjadi salah satu alternatif calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) dan bukan tidak mungkin akan membentuk poros ketiga diantara Jokowi dan Prabowo.

Nama Gatot memang dua tahun belakangan ini kerap menjadi buah bibir baik di media maupun masyarakat. Gatot begitu popular saat aksi berjuluk "aksi damai 411 dan 212 tahun 2017 lalu dimana Gatot tampil dengan penampilan "peci putih" berbeda dengan peci yang dikenakan oleh pemerintah dan jajarannya saat berhadapan dan berkomunikasi dengan massa di silang Monas.

Gatot diyakini melakukan manuver politik secara perlahan-lahan dengan mengambil simpati umat muslim yang sedang melakukan aksi. Gatot merupakan satu-satunya pejabat yang mengenakan peci putih, peci yang sama dengan para peserta aksi. Dengan dalih untuk menaklukkan hati para pemrotes, tetapi langkah ini tetap saja terbaca sebagai upaya keberpihakan Gatot pada demonstran untuk mengumpulkan modal politik dari para pemilih muslim.

Entah benar atau tidak, kesan manuver tersebut perlahan-lahan bisa jadi mengarah terhadap apa yang diprediksikan selama ini. Begitu Gatot melepas dinasnya, pada hari berikutnya beredar video singkat sang Jenderal dimana dirinya menyatakan siap untuk menerima amanah apapun dari masyarakat Indonesia. Persepsi sebagian rakyat Indonesia sudah jika itu adalah soal pencapresan/pencawapresan dirinya untuk bertarung di 2019 nanti. Logikanya, capres dan cawapres adalah amanah berikutnya yang paling cocok yang harus mendapatakn galangan dukungan massa yang banyak, lain hal ceritanya jika Gatot dijadikan sebagai menteri atau menjabat setingkat menteri oleh presiden terpilih 2019 nanti.

Soal modal dukungan, dari apa yang sudah dilakukan selama ini jelas merupakan dukungan besar bagi dirinya untuk bertarung di 2019 nanti. Ada 3 modal utama yang sudah pasti menjadi backingutama seorang Gatot jika bersua di 2019 nanti yaitu modal biaya, dukungan besar umat islam yang sudah terictrakan di aksi 212 hingga saat ini, dan modal dari kalangan tentara karena kita tahu Jenderal Gatot merupakan pemimpin yang sangat karismatik dikalangan tentara di abad 21 ini. Bahkan jika dibandingkan dengan SBY yang sama-sama memiliki background Jenderal militer, Gatot seakan memiliki nilai lebih diantara para pemangku di Militer.

Dalam dukungan modal biaya, Gatot sempat menjadi perbincangan karena beberapa saat lalu sempat diisukan jika Gatot memiliki kekayaan lebih banyak dari Prabowo Subianto. Gatot mengaminkan saja pertanyaan itu dengan kesan bahwa kekayaannya tidak sebanyak itu tetapi tidak secara rinci dan tegas mengungkapkan seberapa besar nilainya.

Dibalik banyaknya isu yang menerpa bahwa Gatot memiliki dana tak terbatas, ada seorang tokoh yang menarik untuk diperbincangkan, yang kebetulan seorang konglomerat di jagat republik Ini. Tommy Winata yang sering dikenal dengan inisial TW merupakan pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa yang memiliki grup Artha Graha atau Artha Graha Network yang bergerak dalam bidang perbankan, property dan infrastruktur. TW  juga pemilik Artha Graha peduli, yayasan social kemanusiaan dan lingkungan yang sudah berkontribusi banyak diberbagai daerah di Indonesia.

Nah, bagaimana hubungan Gatot dengan TW? Sang Jenderal ternyata sudah lama menjalin hubungan kerjasama dengan TW bahkan sejak Gatot baru menyelesaikan pendidikan militernya di Magelang, Jawa Tengah tahun 1982. Bahkan Gatot secara terbuka kepada media mengatakan jika persahabatannya dengan TW melebih yang lain.

Gatot dan TW bertemu saat Gatot menjadi ajudan Edi Sudrajat, Panglima Komando Daerah Militer III Siliwangi. Saat itu, TW masih tengah merintis usaha baru berusia 25 tahun sering menaiki sepeda motor. TW berjualan bahan bangunan dan mengerjakan berbagai proyek tentara. Sejak saat itu, banyaknya proyek tentara yang ditenderkan terhadap TW membuat persahabatan Gatot dengan TW semakin erat. Saat Edi menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat tahun 1988, TW membeli saham Bank Propelat yang awalnya bank ini hanya dimiliki oleh Kartika Eka Paksi yang berada dibawah naungan TNI AD. Bank ini kemudian akan menjadi cika bakal Bank Artha Graha yang menjadi pilar utama penopang kerajaan bisnis TW.

Tommy Winata (kedua dari kanan) saat selesai acara menyaksikan latihan klub sepakbola PS TNI yang juga disaksikan oleh mantan presiden FC Barcelona, Juan Laporta pada 22 April 2017. Sumber : tribunnews
Tommy Winata (kedua dari kanan) saat selesai acara menyaksikan latihan klub sepakbola PS TNI yang juga disaksikan oleh mantan presiden FC Barcelona, Juan Laporta pada 22 April 2017. Sumber : tribunnews
Beberapa saat kemudian, TW mengakuisisi Bank Propelat, kemudian mengambil alih saham PT Jakarta International Development yang mengelola hotel Borobudur. Empat tahun berikutnya, TW membeli lahan dikawasan Jalan Jenderal Sudirman yang saat ini dikenal dengan kawasan SCBD (Sudirman Central Business District) yang merupakan kawasan elite serepublik Indonesia saat ini. Kemudian kolaborasi Yayasan Kartika Eka Paksi dengan TW merambah ke bisnis lain seperti perumahan, pabrik, jasa, pertambangan, konstruksi dan kehutanan.

Berdasarkan wawancara dengan Tempo tahun 1999, TW sendiri mengakui bahwa bisnisnya memang banyak ditopang oleh tentara, tetapi kerjasama yang mereka lakukan lewat jalur resmi dan melewati tahap tender sehingga semua proyek bisa dipertanggujawabkan akuntabilitasnya. Bahkan, TW mengakui sudah berbisnis dengan TNI sejak era 1970-an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun