Tim nasional sepakbola Jerman baru saja menjuarai turnamen piala dunia mini atau yang akrab dipanggil dengan piala konfederasi setelah mengalahkan Chile di Sadion Krestovsky, Saint Petersburg, Rusia pada hari Minggu 2 Juli 2017 lewat gol tunggal Lars Stindl pada menit ke 20. Padahal sebelumnya, Timnas Jerman tidak terlalu diunggulkan karena sang pelatih Joachim Loew hanya membawa para pemain muda tanpa satupun skuad inti di final piala dunia 2014 saat mereka merengkuh trofi piala dunia lewat skor 1-0 setelah mengalahkan Argentina.
Joachim Loew memang sengaja tidak membawa nama-nama beken seperti Mesut Ozil, Sami Khedira, Toni Kross, Manuel Neuer, Jorome Boateng, Thomas Mueller, Mario Gootze, Marco Reus, Ilkay Gundogan, Mats Hummels, dan Andre Schurlee.Â
Praktis, hanya ada beberapa nama pemain senior yang sebenarnya jarang diandalkan oleh Joachim Low sebagai pemain inti seperti Julian Draxler yang didaulat menjadi kapten tim, Emre Can yang sering dicadangkan, gelandang Bayern Munchen Josua Kimmich, Bek Arsenal Skodran Mustafi dan Kiper andalan Barcelona, Ter Stegen. Untuk menemani mereka, Loew menyertakan skuad muda yang mayoritas belum familiar dimata pecinta sepakbola. Berikut daftar pemain timnas Jerman di Piala Konfederasi 2017 :
Umur memang bukan penentu utama kualitas seorang pemain, tetapi umur yang banyak agak relevan dengan pengalaman seorang pesepakbola sehingga bisa tampil percaya diri dalam berbagai kejuaraan terutama nama yang diusung adalah nama besar sebuah negara Jerman, juara Piala Dunia 2014.
Fakta diatas memang sangat jauh berbeda dengan skuad negara lain peserta piala konfederasi. Misalkan Portugal yang membawa seluruh skuat intinya macam Ronaldo, Nani, Pepe, Quaresma, dan Rui Patricio yang menjuarai Euro 2016 lalu untuk unjuk gigi di Rusia kali ini. Mexico tak ketinggalan dengan Javier Hendandez Chicarito, Carlos Vela, Giovanni Dosantos dan Ochoa. Demikian juga Chile yang membawa seluruh skuat inti mereka saat menjuarai Copa Amerika Cantanerio 2016 lalu yang diisi oleh pemain senior Alexis Sanchez, Arturo Vidal, Isla, Medel, Eduardo Vargas dan Kiper Claudio Bravo. Tak ketinggalan juga Australia yang membawa nama Tim Cahill yang sudah berumur 37 tahun.Â
Risk Management yang Berjalan Sukses
Namun Loew agaknya tidak pernah khawatir. Dengan alasan untuk melakukan peremajaan skuad di timnas senior, Alasan tersebut bisa sah-sah saja asalkan timnya mampu menampilkan penampilan terbaiknya seandainyapun tidak berhasil membawa gelar juara. Para pemain yang dibawa oleh Loew juga selama ini selalu berada dibawah bayang-bayang para pemain inti skuad Jerman di piala dunia 2014 lalu sehingga dibutuhkan sebuah rencana strategis jika seandainya mereka benar-benar tidak bisa bermain.
Namun, bagaimanapun keputusan Loew adalah sebuah keputusan yang beresiko. Sebelum turnamen dimulai, mayoritas media olahraga dan para pelaku sepakbola tidak terlalu menjagokan timnas Jerman dengan gambaran skuad yang dibawakan oleh Loew ke Rusia. Setidaknya mereka harus menyertakan satu atau dua nama macam Toni Kross atau Ozil, atau Matt Hummels di skuad Jerman agar bisa menjadi panutan dan leader dilapangan saat bertanding.
Tetapi Loew agaknya tidak terlalu menghiraukan pendapat orang lain, termasuk federasi sepakbola Jerman sekalipun. Loew bahkan menyematkan ban Kapten kepada gelandang serang Paris Saint German (PSG), Julian Draxler. Loew juga hanya membutuhkan waktu sekitar 3,5 minggu sebagai persiapan dalam menghadapi turnamen.
Lalu, apakah dengan memainkan para pemain muda dan bukan pemain inti pada sebuah turnamen akbar merupakan bagian dari sebuah risk management? Ya. Itu adalah bagian dari risk management.Alasan kebugaran pemain dan rotasi pemain adalah alasan Joachim Loew dalam melakukan manajemen pemain dengan dominasi pemain muda di dalam tim senior. Jerman memang dikenal sebagai negara yang sukses dalam sepakbola, baik dalam tim junior, akademi, dan senior.
Seperti defenisi yang diungkapkan oleh Noshowrthy tadi, risk managementmengurangi ancaman dan meminimalisasi setiap kerusakan. Kerusakan yang dimaksud dalam hal ini adalah menghadapi bahaya cedera. Para pemain senior Jerman biasanya rentan dengan bahaya cedera seperti Mesut Ozil, Thomas Muller, Mario Gotze, Marco Reus, dan yang sedang mengalami pemulihan saat ini Manuel Neuer.
Joachim Loew ingin para pemain senior bugar setelah penat sepanjang musim 2016/2017 yang tidak pernah berhenti apalagi ditambah jadwal pertandingan internasional (Kualifikasi piala dunia, kualifikasi Euro, dan persahabatan) ditambah dengan turnamen akbar Euro 2016 lalu di Prancis. Praktis, untuk menjaga stamina para pemain senior yang telah bertarung dalam kurun waktu Juni 2016 hingga Juni 2017, maka keputusan yang sangat tepat diambil oleh Joachim Loew dengan memadukan pemain senior yang masih memiliki jam terbang rendah dengan para pemain muda.
Mengingat turnamen Piala Dunia hanya menunggu 1 tahun lagi, tepatnya tahun 2018 di Rusia, maka istirahat penuh wajib diberikan kepada para pemain senior untuk mempertahankan gelar juara piala dunia. Meskipun mereka harus menghadapi turnamen pramusim untuk klubnya masing-masing, tetapi turnamen pramusim ini masih terlihat sebatas rutinitas untuk menghibur para penggemar karena regulasi pergantian pemain bisa dilakukan lebih dari 5 kali dalam satu pertandingan untuk satu tim. Â
Dalam prakteknya, bukan hanya Joachim Loew yang pernah melakukan hal serupa. Arsene Wenger juga pernah melakukan tindakan yang beresiko pada saat Arsenal menghadapi Liverpool di Liga Inggris musim 2016/2017. Wenger sengaja tidak memainkan Alexis Sanchez, Ozil, dan Theo Wallcot untuk disimpan dipertandingan berikutnya, padahal ketiga pemain tersebut sedang on-firedan merupakan pemain kunci bagi Arsenal. Hasilnya menemui kegagalan, Arsenal dibabat 3-1 oleh Piliph Coutinho, Firminho dan Wijnaldum.
Demikian juga klub-klub besar lainnya yang sengaja memainkan para pemain lapis dua dicampur dengan tim junior pada saat berlaga di Piala Liga Inggris atau Capitas One Cup dan FA Cup. Hasilnya, banyak klub-klub besar yang tumbang oleh klub-klub papan bawah, bahkan oleh klub dari divisi 2 dan 3. Ini adalah bagian dari risk managementyang tidak sesuai dengan ekspektasi, meski pada tujuan utamanya tetap untuk menjaga kebugaran pemain inti.
Mungkin jika sebuah klub melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Joachim Loew, jelas sebuah kesenjangan besar. Sebuah klub terbatas dalam memainkan para pemain, maksimal mereka hanya bisa memasukkan akademi jika memang dibutuhkan, atau setidaknya harus menungguu jendela transfer. Joachim Loew bebas memilih siapa saja pesepakbola berkewarganegaraan Jerman untuk bermain di tim nasional. Tidak peduli seberapa sering dia bermain, seberapa besar perannya dan seberapa sering dia mencetak gol, dari klub mana, dan vitalitasnya dalam tim.Â
Hanya kreativitas yang bisa dilatih dan diajarkan oleh seorang Loew untuk membawa tim pelapis setara kehebatannya dengan tim inti.
Hasilnya, Trofi Piala Konfederasi diboyong ke negeri Panser. Tak hanya itu, sang kapten dadakan, Julian Draxler juga menyandang pemain terbaik turnamen serta Timo Werner yang menjadi top skorer berkat 3 gol dan 2 assist berhak memperoleh sepatu emas atau golden boot. 2 pemain muda Jerman lainnya juga mencetak tiga gol tanpa asist, yaitu Goretzka dan Stinl berurutan meraih Silver Boot dan Bronze Boot. Semua trofi hampir diborong oleh Jerman, kecuali Kiper terbaik milik Claudio Bravo yang tampil sangat ciamik dengan menggagalkan 3 tendangan lewat adu penalti saat menghadapi Portugal di semi final.
Sekedar tambahan, Jerman juga berhasil menjuarai Euro U-21 yang diselenggarakan di Krakow, Polandia. Jerman mengangkat Trofi bergensi tersebut setelah mengalahkan Spanyol 1-0 di Final lewat gol M Weiser. Jerman patut berbangga dengan sepakbola yang telah lama dibangun dan dijadikan sebagai investasi. Target mempertahankan trofi piala dunia 2018 nanti sepertinya sebagai akan menjadi sebuah target yang realistis mengingat Joachim Loew pasti memiliki strategi tersendiri dalam menghadapi masalah yang dialami oleh timnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H