Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan featured

Apresiasi terhadap Atlet Indonesia Masih Sekadar Omong Kosong?

25 Mei 2017   23:44 Diperbarui: 9 September 2019   14:51 3686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atlet Angkat Berat Sandra Diana Sari bersama rekannya mengumpulkan dana sumbangan demi mengikuti kejuaraan nasional di Medan, Agustus 2017. Sumber : superball.tribunnews.com

Salah satu penyebab utama minimnya prestasi olahraga Indonesia adalah karena minimnya apresiasi yang diberikan kepada para atlet sehingga tidak bisa berkontribusi secara maksimal. 

Apresiasi real biasanya diberikan dalam bentuk finansial, atau uang yang akan dipergunakan oleh atlet dalam memenuhi kebutuhannya baik sebagai manusia biasa ataupun statusnya sebagai seorang atlet.

Mayoritas atlet Indonesia yang diberikan tunjangan juga hanyalah atlet-atlet yang berada di pelatnas atau sedang mengikuti kejuaraan internasional tertentu. 

Biasanya mereka akan diberikan bonus jika mampu mendapat medali, tetapi selebihnya tidak akan diberikan apa-apa lagi.

Itu  artinya begitu selesai turnamen, tidak ada apresiasi jangka panjang terhadap mereka seperti tunjangan bulanan secara tetap, dana pensiun, atau pemberian fasilitas seperti rumah dan lain-lain.

Jika ditelisik masalah keuangan, sebenarnya lembaga keolahragaan yang bersangkutan bukannya kekurangan finansial untuk memberikan dukungan yang lebih pantas kepada para atlet Indonesia. 

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) misalnya, ada  sebanyak 3,14 triliun dianggarkan dari APBN 2017. 

Tak hanya itu, even olahraga biasanya disertai dengan sponsorship dari berbagai perusahaan-perusahaan bonafit sehingga dipastikan tidak ada masalah kekurangan dana bagi atlet manpun sepanjang Kemenpora mampu mendistribusikan dana dengan baik.

Demikian juga KONI yang selalu mendapat gelontoran dana dari APBD daerah masing-masing ditambah dengan kontribusi pemerintah daerah secara langsung.

Rasanya tidak mungkin para atlet mengalami nasib seperti yang dialami Sandra jika memang dana dukungan finansial disampaikan secara transparan dan akuntabel.

Berkaca Kepada Jerman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun