Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Dibabat Liverpool 3-1, Bukti Ketidakpekaan Wenger

5 Maret 2017   04:35 Diperbarui: 5 Maret 2017   22:02 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Arsenal, Arsene Wenger (kedua dari kiri) Sumber : Goal.com

Arsenal menjalani laga dipekan ke-26 Liga Inggris musim 2016/2017, kali ini tim Meriam London bertandang ke Anfield Stadium, markasnya The Koop Liverpool pada 5 Maret 2017. Setelah menjalani istrahat hampir 2 pekan, Arsenal yang diprediksi akan bermain lebih menyerang karena kebugaran pemain justru menemukan hasil tak diduga. Arsenal dibantai 3-1 oleh Liverpool lewat gol Roberto Firmino (78’), Sadio Mane (40’),  dan Georginio Wijnaldum (90’). Arsenal hanya bisa membalas 1 gol lewat gol cantik Danny Wellbeck pada menit ke 57.

Hasil seperti biasa, kalah lagi dan kalah lagi. Sepertinya sudah menjadi kebiasaan jika setiap musim pada bulan Februari dan Maret adalah musimnya Arsenal meratapi kegagalan mencapai target, padahal musim masih jauh berjalan hingga finish pada bulan Mei.

Manager Arsenal, Arsene Wenger menurunkan skuat yang cukup mengejutkan saat laga melawan Liverpool. Tidak memasang Alexis Sanchez, Theo Walcott dan Mesut Ozil dalam skuat inti menjadi taktik Wenger. Dengan memasang Danny Wellbeck (yang berperan asli sebagai striker) yang menggantikan posisi Ozil, praktis hanya Chamberlain yang terlihat atraktif sebagai gelandang plus Granit Xaka yang lebih banyak berperan sebagai holding Midfielder.Wenger beranggapan Giroud akan menjadi target man  yang tepat melalui umpan labung dan bola udara.

Melawan Liverpool agaknya disepelekan Arsene Wenger mengingat Liverpool dalam laga terakhirnya mendapat hasil buruk, kalah 1-3 dari juara bertahan, Leicester City di King Power Stadium pekan lalu. Liverpoll pada laga melawan tim asal kota London ini tidak main mau main-main.

Sang pelatih, Juergen Klopp menurunkan skuat terbaik mereka diantaranya Piliph Coutinho, Sadio Mane, Roberto Firminho dan Adam Lallana. Praktis, serangan terhadap Arsenal bertubi-tubi, terutama babak pertama. Laurent Koscielny pun kecolongan bersama Mustafi. Meski mampu mengawal pertahanan dengan ketat di tengah pertahanan, tetapi Hector Bellerin tidak sigap untuk kembali ke lini pertahanan begitu Liverpool melakukan serangan balik. Alhasil, ruang kosong di lini kanan pertahanan Arsenal berhasil dimanfaatkan oleh Roberto Firmino pada menit ke sembilan.

Kesalahan yang sama juga terjadi saat gol kedua, lini pertahanan Arsenal sebelah kiri yang dikawal oleh Nacho Monreal tidak sigap kembali kebelakang saat Liverpool melakukan serangan balik. Sadio Made dengan maksimal memanfaatkan ruang kosong dan Liverpool semakin unggul 2-0 pada menit ke 40.

Wenger sepertinya tidak belajar dari kesalahan pada gol pertama. Meski Bellerin sangat membantu lini serang, tetapi dirinya sangat buruk dalam bertahan. Tidak ada instruksi sama sekali untuk mengawal lini pertahanan yang praktis hanya dikawal oleh duo Mustafi dan Koscielny. Wenger tahu bagaimana seorang Sadio Mane, Firmino, dan Coutinho memiliki kecepatan diatas rata-rata. Kerjasama mereka jugalah yang menghasilkan gol kedua, kesalahan yang sama, gol dari sisi yang berbeda.

Beruntung sedikit pada babak kedua, Wenger mencoba memasukkan Sanchez menggantikan Coquelin yang bermain buruk pada babak pertama. Otomatis, lini pertahanan semakin berkurang, tetapi lini serang semakin kuat. Terbukti pada menit ke 57, umpan cantik Sanchez berhasil dimanfaatkan sempurna oleh Danny Welbeck.

Masuknya Sanchez menambah daya gedor Arsenal pada babak kedua. Peranan Sanchez memang terlihat sangat vital. Beberapa umpan kunci sempat ditujukan kepada Welbeck dan Giroud. Tapi apa daya, Liverpool kembali menyerang lewat serangan balik pada menit ke 90 lewat gol Wijnaldum.

Nasi sudah jadi bubur, pertandingan sudah hampir selesai. Arsenal sebenarnya bukan tidak punya harapan jika Sanchez dan Theo Walcott diturunkan sejak menit awal. Juga tidak jelas bagaimana nasib Ozil hingga daftar cadangan pun tidak terlihat namanya.

Ketidakhadiran Ozil, Walcott, dan Sanchez sangat berpengaruh negatif terhadap penampilan Arsenal apalagi sengaja dilakukan saat melawan Liverpool. Saat Arsenal ingin mempertahankan posisi 4 agar bisa berlaga di Liga Champions musim depan, tetapi sekarang sudah semakin sulit mengingat jarak dengan Manchester United hanya 1 poin dibelakang dengan catatatan, Arsenal masih tertinggal 1 pertandingan.

Dari rentetan gol yang terjadi, prosesnya hampir sama. Tiga-tiganya dilakukan lewat sayap, menusuk ke kiri atau ke kanan, dan booom,…. bola masuk ke gawang. Wenger bukannya tidak punya pilihan dan pengalaman soal ini. Tetapi nafsu menyerang tidak dibarengi dengan kemampuan bertahan yang baik, perencanaan yang matang, dan perubahan taktikal dalam berbagai situasi. Arsene Wenger sudah mulai terlihat kurang peka jika dibobol oleh lawan terlebih dahulu.

Hal ini sudah terlihat saat dikalahkan Chelsea 3-1 dan Bayern Munich 5-1. Tidak ada perubahan taktik ketika sudah dibobol. Entah efek menua atau tidak ada opsi terbaik lagi atau bagaimana? Yang jelas dari berbagai rentetan kekalahan dapat dilihat bahwa kekalahan Arsenal adalah hasil dari ketidakpekaan Wenger terhadap situasi yang terjadi dilapangan. Selamat berjuang Arsenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun