Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sutan Bhatoegana Meninggal, Perlukah Pengibaran Bendera Setengah Tiang?

19 November 2016   13:38 Diperbarui: 19 November 2016   14:06 1842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Ini, Indonesia berduka dengan meninggalnya seorang aktor di Partai Demokrat sekaligus anggota DPR periode 2009-2014, Sutan Bhatoegana Siregar. Pria kelahiran Pematangsiantar 59 tahun silam ini merupakan salah satu sosok yang dikenang oleh publik berkat istilah atau komentarnya yang berbumbu “ngeri-ngeri sedap, bahh!!”. Pelantun “masuk tuh barang” ini juga dikenal oleh publik karena ekspresi wajahnya yang lucu mirip tokoh serial animasi 3D Jarwo apalagi ketika sedang beropini didepan publik, baik secara langsung maupun melalui media televisi.

Kepergiannya jelas sebuah pukulan duka bagi para penggemarnya. Sudah lama memang tidak melihat celetukannya yang khas karena satu tahun terakhir ini, Mantan ketua komisi VII DPR RI ini dirawat di rumah sakit akibat penyakit serius yang dideritanya, kanker hati. Terakhir, kondisi badannya terlihat sangat kurus, jauh dari kondisi terakhir ketika tampil di media televisi dengan komentarnya yang mengundang decak tawa.

Meski demikian, di hati rakyat Indonesia, identitas seorang Bhatoegana lebih banyak dikenal rakyat Indonesia sebagai seorang koruptor terkait dengan kasus suap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013. Namanya pun semakin menambah daftar panjang anggota politisi partai Demokrat yang masuk penjara karena kasus serupa. Padahal, Demokrat era periode I pemerintahan SBY dikenal dengan iklannya yang mejeng di TV dengan kuat berteriak “Tidakkk” pada korupsi.

Okelah, kesampingkanlah perilaku buruknya dimasa lalu, mari kita maafkan saja karena jiwa sudah terpanggil, raga sudah tertinggal. Meski masyarakat tetap mengecapnya dengan hukuman sosialnya, tetapi bagi penggemar bang Sutan ini, banyak hal-hal positif yang perlu ditiru (mungkin). Pemikirannya yang selalu positif untuk membela diri sendiri dan kelompoknya memang patut untuk diancungi jempol apalagi ditambah dengan celotehan khasnya “masuk barang itu” dan “ngeri-ngeri sedap”.

Saya sendiri sebagai orang Batak “sedikit” bangga dengan adanya Sutan Bhatoegana Siregar ini di kursi DPR meski yang saya banggakan hanya sebagai perwakilannya duduk di kursi DPR bukan perilaku negatifnya.

Pada akhirnya, semua manusia kembali kepada yang Illahi, siapa yang menciptakan, itu juga yang berhak untuk memanggil. Manusia tak berhak untuk menghakimi perilaku dan perbuatan seseorang sekalipun sudah melakukan tidak pidana korupsi. Bisa saja, bang Sutan ini “khilaf” atau “tak sengaja”.

Terlepas dari unsur membela karena saya bukanlah simpatisannya, sudah selayaknya “mungkin” untuk mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung bagi seantero negara Republik Indonesia. Indonesia terutama penggemarnya telah kehilangan seorang yang memiliki karakter langka di muka bumi ini, seorang politisi yang terkesan membual dengan komedi khasnya.

Berapa lama waktu berkabung itu dilakukan? Mungkin bisa dilakukan selama 1 minggu atau bahkan sebulan jika perlu. Bendera setengah tiang di sekolah-sekolah, instansi-instansi pemerintah, kantor sipil dan swasta, dan semua perusahaan di Indonesia agar Indonesia tahu betapa Indonesia kehilangan seorang sosok “inspiratif” nan kocak ala Sutan Bhatoegana. Selamat Jalan Bang Sutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun