Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Perlukah Berdoa di Media Sosial?

26 Oktober 2016   00:42 Diperbarui: 26 Oktober 2016   00:57 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riya?

Berdoa di media sosial cenderung “pamer”, sama dengan status media sosial lain yang bergenre berbeda. Kita memohon kepada Tuhan sekaligus agar banyak orang juga yang tahu permohonan kita sehingga doa tersebut tidak seperti esensinya lagi, hubungan pribadi antara manusia dengan Tuhan, sudah berubah menjadi hubungan 3 arah, kita, Tuhan, dan manusia yang membaca doa.

Jika merunut kepada objek doanya secara logis, sudah jelas jika yang membuat status sedang berdoa dan memohon kepada media sosial yang digunakannya, bukan lagi kepada Tuhan karena ini konteksnya adalah permintaan. Jadi, Media sosial berganti posisi menjadi Tuhan, dan Tuhan menjadi terabaikan. Jika kita mengabaikan logika ini, yang membaca doa ini adalah manusia, pengguna media sosial lagi baik teman, saudara, atau orang lain sehingga menunjukkan seakan-akan kita ini berdoa dan memohon kepada manusia, padahal manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengabulkan doa, itu mutlak hak Tuhan.

Doa di media Sosial cenderung bersifat riya karena melahirkan persepsi pamer permohonan kepada Tuhan yang selayaknya dan ada baiknya dilakukan secara pribadi saja agar lebih khusyuk. Terutama kepada mereka yang ingin pamer dan meminta respon doanya, lain hal jika memang dilakukan secara iklas, meski tetapi kontradiktif dan tidak etis. Tuhan juga tidak  meminta kepada manusia agar mengumbar doa, bersuara nyaring-nyaring di media sosial, mengetik kalimat yang mengundang belas kasihan, dan lain-lain. Tuhan itu maha mendengar, bisikkan saja dari hati yang paling dalam, Tuhan tak pernah tuli dan luput akan kebutuhan umatnya.

Semoga saja manusia pengguna media sosial semakin bijak dalam beribadah, terutama dalam hal berdoa dan memohon kepada Tuhan. Tuhan menyediakan tempat yang lebih layak kepada umatnya untuk berdoa dan memohon agar bisa sekaligus melakukan pengakuan atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Dan, Mark Zuckenberg pun pada awal mendirikan facebook pada esensinya adalah untuk menjalin komunikasi dengan teman, kenalan, dan orang lain, bukan untuk mengumbar doa-doa yang seharusnya kita tujukan langsung kepada Allah, Tuhan yang berhak menerima doa dan memberikan balasan doa tersebut. Berdoalah kepada Tuhan, bukan ke Media Sosial.

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun