Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terimakasih Pahlawanku

11 November 2015   10:21 Diperbarui: 11 November 2015   13:08 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

10 November 2015, Negara Indonesia mengenang dan memperingati kembali jasa para pahlawan yang telah berjuang tanpa pamrih untuk kemerdekaan bangsa. 70 tahun sudah Indonesia menikmati kemerdekaan yang sangat jauh dari pertumpahan darah. Jika sebelum Indonesia merdeka para pahlawan dan nenek moyang kita bertumpah darah hingga nyawa untuk mempertahankan sesuatu yang baik bagi Bangsa, kini kita hanya mengandalkan pikiran dan komitmen untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan sebaik mungkin.

Merenung dan mengingat kembali apa yang terjadi pada masa lampau (sebelum Indonesia merdeka) membuat kita berpikiran, betapa hebatnya usaha dan perjuangan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Mereka (para pahlawan Indonesia) berusaha berjuang untuk tujuan jangka panjang yaitu agar para generasi penerus bangsa kelak bisa nyaman dalam mengembangkan wilayah kesatuan republik Indonesia. Mereka bahkan tidak memikirkan kepentingan mereka sendiri agar memiliki kekuasaan yang besar setelah menaklukkan para penjajah yang berkeliaran dan bernafsu tak terbatas di bumi nusantara. Yang ada dipikiran mereka adalah bagaimana bisa menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat, bebas dari pengaruh bangsa asing, bebas dari cengkeraman maut yang begitu menganga dari tangan para perampas sumber daya yang ada di nusantara.

Seandainya mereka tidak berjuang tanpa pamrih maka negara Indonesia tidak akan berdiri seluas yang kita lihat sekarang. Seandainya para pahlawan terdahulu hanya ingin memerdekakan daerah kekuasaan sukunya sendiri, maka mungkin Indonesia hanya terdiri dari sebatas pulau jawa saja atau bahkan lebih kecil. Rasa persatuan yang dikobarkan oleh para pahlawan patut ditiru dalam membangun sebuah fondasi yang kuat bagi generasi bangsa. Semangat persatuan yang mengesampingkan rasa egoism membuat rasa nasionalisme menjadi besar dan kokoh hingga pada akar-akarnya.

Tak ada negara yang tidak memiliki pahlawan. Pahlawan telah memberikan pelajaran bagaimana membangun komitmen yang besar agar terbangun sebuah bangsa yang besar dan beradab. Bangsa yang beradab merupakan bangsa yang diakui oleh seluruh negara di dunia, bangsa yang beradab adalah bangsa yang manusianya berjiwa manusia, bangsa yang beradab adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya.

Refleksi

Penghargaan terhadap jasa para pahlawan tidak cukup hanya dengan sekedar melakukan peringatan dan acara seremonial yang terkesan formalitas segala, tetapi implementasinya sangat jauh dari esensi nilai-nilai kepahlawanan dan patriotisme itu sendiri. Penghargaan terhadap para pahlawan yang paling utama adalah melanjutkan perjuangan yang telah lama dibangun. Kita tidak mengangkat bambo runcing atau senjata tajam lagi untuk mengusir dan membunuh penjajahan. Kita juga tidak menggunakan senjata pembunuh massal untuk mengusir penjajah. Tetapi, kita menggunakan akal dan pikiran kita agar bangsa ini tidak dikuasai oleh para penjajah dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, pemikiran, idelogi, dan lain-lain.

Saat ini, bangsa Indonesia dijajah secara abstrak (tidak kasat mata) karena banyaknya sektor di bumi Indonesia yang dikuasai oleh para penjajah. Secara tidak sadar, kita telah dijajah kembali dalam bidang ekonomi yang ditandai dengan sikap lebih suka terhadap produk import daripada produk dalam negeri. Gengsi yang tinggi membuat kita lupa betapa berharganya budaya kita sebenarnya bagi dunia internasional, tetapi rasa egoism dan gengsi membuat rakyat Indonesia berpaling dan lebih bangga menggunakan produk dari luar negeri. Begitu juga dengan pengeksploitasian sumber daya alam yang didominasi oleh bangsa lain, tentu hasilnya sudah lebih besar kepada bangsa asing tersebut.

Dalam bidang politik, hubungan diplomasi yang dibangun oleh para pemerintah lebih menjurus kepada kepentingan politis para penjajah gelap yang tidak kelihatan secara langsung. Banyak negara lain yang telah biasa mendikte politik didalam negara Indonesia sehingga menyebabkan ketergantungan politik yang luar biasa bagi bangsa lain.

Indonesia telah mengalami ketergantungan yang akut terhadap negara lain. Ketergantungan itu telah membuat seluruh warga Indonesia nyaman untuk menikmatiknya tanpa kesadaran untuk beranjak dari tempat yang telah sebenarnya menjadi jurang bagi konsumen (warga Indonesia).

Bangsa Indonesia harus sadar betapa para pahlawan kita menangis karena ketergangtungan kita kepada produk dan pengaruh asing. Penghargaan kepada pahlawan harus dikembalikan setinggi-tingginya kepada pahlawan itu sendiri dengan benar-benar melawan pengaruh para penjajah. Ya, lawan penjajah yang kasat mata, sekarang juga.

*) Ilustrasi: Koleksi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun