Pamukan Barat Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Desa ini dilalui oleh jalan provinsi atau jalan nasional yang tentunya menghubungkan antara provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Sengayam adalah salah satu desa yang berada di perbatasan Kalimantan Selatan - Kalimantan Timur, tepatnya berada di KecamatanMeski berada di perbatasan, namun perkembangan keseluruhan di Sengayam ini sangat baik, bahkan banyak investor dari luar daerah yang berinvestasi dan mendirikan usaha di Sengayam. Berdisrinya Rumah Sakit Umum di Desa Sengayam menambah perkembangan semakin tampak, berdirinya ritel biru, SPBU juga menjadi indikator perkembangan di desa ini. Indikator lain adalah naiknya harga tanah untuk hunian hingga harga yang pantastis. Hal lain yang membuat perkembangan kian pesat adalah Sengayam digadang-gadang sebagai daerah penyangga Ibu Kota Nusantara.
Tentunya perkembangan tersebut perlu diimbangi dengan sarana tranfortasi umum sebagai penghubung antar desa di Kecamatan Pamukan Barat. Sementara ini angkutan umum yang resmi baru ada dari Damri yang dengan rute dari Banjarmasin - Tanah Grogot dan Banjarmasin - Samarinda, selain dari itu yang ada baru travel-travel milik swasta atau pribadi yang jumlahnya juga belum banyak. Untuk Transfortasi masyarakat menggunakan kendaraan pribadi berupa motor dan mobil.
Pengalaman membuat saya berpikir untuk menuliskan ini, hampir satu bulan kendaraan satu-satunya milik saya rusak dan harus bolak-balik ke bengkel, hal tersebut memaksa saya untuk jalan kaki dalam menjalankan aktivitas, beruntung jarak rumah ke tempat kerja hanya sekitar 1 Km sehingga dapat ditempuh kurang lebih selama 10 menit dengan berjalan kaki. Ya walau tak menutup kemungkinan sering juga menumpang kepada masyarakat atau teman yang kebetulan berpapasan dan searah.
Terpaksa jalan kaki atau menunggu tumpangan sebab tidak ada alat tranfortasi umum yang khusus untuk melayani kebutuhan mobilisasi antar desa di kecamatan tersebut, bahkan ojek pangkalan pun hampir tidak ada apalagi ojek modern yang berbasis aplikasi sama sekali belum ada.Â
Jika boleh jujur berjalan kaki memanglah menyehatkan sekalian olah raga, namun dewasa ini saat berjalan kaki menuju ke suatu tempat selain harus mempersiapkan fisik, juga harus menyiapkan mental dan pandai-pandai mencari jalur alternatif yang tidak terlalu ramai. Rasa capek karena berjalan itu masih lebih baik daripada menjawab pertanyaan "tumben jalan Pak?, Kok jalan Pak?, motornya di mana", dan pertanyaan lain semisalnya, juga rasa sungkan ketika melewati sekumpulan orang saat berjalan.
Berdasarkan pengalaman tersebut, saya memandang perlunya ada jasa angkutan pedesaan yang tentu dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Permasalahan lain adalah pemenuhuan untuk mobilisasi murid-murid sekolah yang tidak tercover oleh bus sekolah milik perusahaan. Kebanyakan mereka menggunakan kendaraan pribadi padahal usia tentunya masih di bawah umur sementara pihak sekolah menjadi dilema ketika melarang siswa/siswinya membawa kendaraan ke sekolah, karena tidak adanya angkutan umum yang menjadi alternativ, sehingga anak-anak akan kesulitan jika dilarang membawa kendaraan ke sekolah.
Menutup artikel ini, saya penulis berharap ada pihak-pihak yang berwenang di bidangnya dapat memberikan solusi terbaik bagi masyarakat Pamukan Barat umumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H