Mohon tunggu...
Jihan QoriratulAiny
Jihan QoriratulAiny Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Longlife learners~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengkritisi Malnutrisi Generasi

17 November 2024   22:24 Diperbarui: 17 November 2024   22:24 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa kekhalifahan rasyidah, amirulmukminin Umar bin Khaththab menghardik dirinya sendiri, "Celakalah engkau wahai Umar, berapa banyak bayi kaum muslim yang telah engkau bunuh!"

Umar lalu merevisi kebijakannya yang hanya memberi subsidi kepada balita yang sudah disapih karena itu menzalimi bayi-bayi yang baru lahir. Umar membuat kebijakan yang melarang para ibu terlalu cepat menyapih anak-anaknya. Negara khilafah pun memberikan subsidi bagi setiap bayi yang baru lahir dan balita yang telah lepas dari penyusuan. Sebagai seorang khalifah, Umar sangat paham bahwa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak adalah masa penting bagi tumbuh kembang dan kecerdasan generasi membutuhkan kecukupan gizi. Islam, melalui Khilafah memiliki cara untuk mengatasi stunting. Khalifah akan menjalankan syariat Islam dengan sempurna, termasuk memastikan tercukupinya seluruh kebutuhan sandang, papan, pangan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Islam memerintahkan negara untuk menjamin kesejahteraan generasi penerus umat Muhammad (saw.), bahkan mengharamkan negara menyerahkan kehidupan generasi pada kekufuran.

Allah Swt. berfirman, "... Dan Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk mengalahkan orang-orang yang beriman." (QS An-Nisa': 141).

Semua itu dapat terwujud dengan pengelolaan keuangan negara oleh Baitulmal yang mendapatkan pendapatan tetap dari jizyah, fai, kharaj, ganimah, hingga pengelolaan SDA. Pantaslah urusan generasi ini dikembalikan kepada Sang Pencipta Bumi dan Manusia, Allah swt. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun