Mohon tunggu...
jhon merari
jhon merari Mohon Tunggu... Visual Artist, Writer, and Content Creator -

Produsen Konten / Instagram : @kalikalire / email : jhnmerari@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pendidik Gaul adalah Sosok Ideal bagi Kaum Milenial

28 Desember 2018   15:00 Diperbarui: 28 Desember 2018   23:04 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ayo, sobat muda dan para ahli sebar pengetahuan di sosial media? Sebagai apa? Pendidik.

Menurut KBBI pendidik merupakan orang yang mendidik pendidikan. Membaca paparan ini berulang kali, semangat kita pasti luruh. Tenang saja, cukup kenali potensi diri dan tambah rasa percaya diri, lalu berceritalah kepada milenial di sosial media.

Kenapa gue menyarankan hal ini? Milenial punya akses penuh dalam mencari informasi di internet. Sosial media adalah salah satu platform bagi kita untuk share pengalaman atau skill yang dimiliki. Buat apa? Buat membantu milenial yang bingung akibat tidak memiliki skill.

Tugas sobat muda atau para ahli agar membantu milenial menemukan passion. Dan memang menjadi pendidik tidak akan mendulang banyak keuntungan. Namun menjadi pendidik memberi sumbangsih bagi negara dalam bentuk membantu generasi milenial. Karena negara ini butuh para ahli yang memiliki kelaparan dalam membagi kiat sukses bagi milenial. 

Sebab pada jaman serba cepat yang dibutuhkan adalah kolaborasi, kerja sama, dan sharing. Sementara itu buanglah jauh-jauh sistem kompetisi antar sesama dari dalam kepala. Sistem bersaing hanya diperlukan untuk memacu langkah lebih keras. Namun bukan menjadi idelogi atau cara menggapai sukses. Sebab sistem bersaing adalah cara dunia lama. Cara dunia baru adalah terus mengeksplorasi diri, berkolaborasi, hingga berjuang sampai akhir. 

Lalu, sebenarnya ada kaitan apa antara pendidik dengan media online dengan milenial... 

Akan gue paparkan dalam tiga buah pemikiran singkat.

1. Milenial tidak suka didikte. Mereka lebih suka tips atau tata cara dalam melakukan sesuatu dan praktek di lapangan. Jadi bila mau jadi pendidik bagi kaum milenial harus memberi kiat-kiat dalam bidang yang dikuasai, suruh mereka praktekan, dan bukalah ruang komunikasi. Sebab perlu dihapus paradigma bahwa saya adalah orang tua maka saya wajib didengarkan dan bilamana kamu membantah perintah orang tua maka kamu adalah anak durhaka. Sebaiknya gali lobang dan kubur paradigma itu dalam-dalam, atau anda atau saya tidak akan pernah jadi pendidik bagi mereka.

2. Milenial gila hal-hal baru. Mereka sangat into dalam tren dan cepat beradaptasi. Karena mereka memang gila aktualisasi diri. Aktualisasi diri bagi kaum tua adalah hal kurang penting. Justru bagi mereka aktualisasi adalah prioritas mereka. Karena mereka pengejar ilmu-ilmu baru, sebab mereka adalah inovator. Nah...  jadilah pengajar yang memiliki wawasan luas dan harus berlaku supel. Buanglah jauh-jauh sifat merasa terangkuh dan terpinter. Mereka tidak butuh orang pintar, mereka butuh orang rendah hati dan memiliki kapasitas tinggi dalam bidang yang ditekuni.

3. Dunia kaum milenial adalah sosial media. Mereka sudah menggandrungi sosial media semenjak kecil. Maka pola ajar pendidik di jaman sekarang harus cair dan up to date. Pakailah gaya ajar yang friendly. Selalu gunakan alternatif media pengajar. Contoh sederhana misalnya; bisa menggunakan video, podcast, atau tulisan dari blogger ternama baik dalam maupun luar negeri. Sama ini, janganlah para pengajar terlalu teksbook dan terpaku pada kurikulum sekolah maupun universitas. Ingatlah wahai para pengajar bahwa kurikulum sekolah tidak pernah cocok apalagi sesuai dengan kebutuhkan dunia kerja masa kini. Maka jadilah pengajar yang haus belajar, belajar, dan belajar.  Maka jadilah pengajar yang aktif menggunakan sosial media sebagai media penyebar pola ajar. 

Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai esok hari...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun