Fashion 2019 bukan berada ditangan brand besar melainkan dibawah kaki kita.Â
Mana mungkin kita bisa mengambil alih kendali fashion 2019. Hal ini adalah omong kosong dan bualan semata bagi orang-orang umum. Sementara bagi orang berpikir dengan  paradigma terbalik, maka probabilitas pendapat ini bisa diwujud nyatakan. Â
Bahwa sudah seharusnya penampilan kita berdasarkan buah pemikiran dan selera kita sendiri. Apalah arti fashion bagi kita bila penampilan kita adalah buah pemikiran orang lain. Sebab, fashion adalah statment atas sikap atau pola laku kita di masyarakat.Â
Kemudian paragraf awal inilah yang merujuk kepada satu kesimpulan penting. Bahwa fashion kita ditahun 2019 harus hasil pemikiran sendiri. Namun... sebelum melompat jauh, ada tiga buah pemikiran yang harus dipangkas terlebih dulu.Â
1. Banyak Referensi Fashion. Punya referensi adalah hal penting. Kelebihan referensi adalah kurang percaya diri. Bahwa penampilan adalah urusan kita dengan tubuh kita. Orang lain tidak punya hak untuk menilai penampilan kita. Jadi... apa masih relevan mencari referensi di tahun 2019?Â
2. Tidak Mengenal Tubuh Sendiri. Apa kita benar-benar mengenal tubuh sendiri? Kalo tubuh kita kurus sudah tentu kepala berujar kita dalam maasalah besar. Â Kalo gue bilang tunggu sebentar dong! Tubuh kurus hanya bersifat sementara dan masih bisa diperbaiki pula. Karena selama kita masih percaya diri dan supel maka tubuh kurus bukan hal penting. Jadi apa kita betul mengenal kelemahan atau kelebihan tubuh baik dalam maupun luar?
3. Â Kurang percaya diri.Â
Kemudian akan muncul kegelisahan dalam benak. Apa urusan tiga pardigma itu atas pendapat jikalau kita adakah arah tren fashion 2019. Mudah! Fashion adalah soal cara pandang kita dalam menilai tubuh sendiri dan soal menjual nilai itu kepada masyarakat.Â
Maka marilah kita bahas tiga hal sederhana di bawah sini:
1. Kita mau dikenal sebagai siapa. Siapa kita di mata orang? Bahwa kita menawarkan cara pandang kita melalui gaya berpenampilan kita. Â Jadi sederhana saja bahwa kita wajib menggiring orang agar mencintai kita secara tulus.Â
2. Siapa target market kita. Dikalangan mana kita akan bersosialisasi? Maka ikutilah aturan fashion di kolam pertemanan, namun jangan luput menaruh ciri khasmu di fashion mu itu. Sebab, orang jadi mengerti bahwa kita memiliki iman, idealisme, dan karakter.Â