Mohon tunggu...
Jheny Yeheskiel
Jheny Yeheskiel Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Pamulang

BTMT

Selanjutnya

Tutup

Seni

Di Tengah Kesibukan, Apakah Kita Lupa Cara Menikmati Hidup?

30 November 2024   13:50 Diperbarui: 30 November 2024   13:50 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Tengah Kesibukan, Apakah Kita Lupa Cara Menikmati Hidup?

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan seperti sekarang ini, kita sering kali terjebak dalam rutinitas harian yang tak ada habisnya. Bekerja, berkomunikasi, memenuhi kewajiban sosial—semua itu bisa menjadi seperti sebuah daftar panjang yang harus diselesaikan tanpa ada ruang untuk berhenti dan bernapas sejenak. Tetapi, pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, apakah dalam kesibukan ini kita lupa cara untuk menikmati hidup?

Kehidupan yang Didorong oleh Produktivitas

Saat ini, banyak dari kita hidup dengan fokus utama pada produktivitas. Setiap detik terasa berharga, dan kita terjebak dalam kebiasaan untuk selalu mengejar tujuan berikutnya, tanpa menyadari bahwa hidup itu sendiri adalah perjalanan yang seharusnya dinikmati. Media sosial, dengan segala kelebihannya, turut memperburuk keadaan ini. Kita selalu melihat orang lain yang tampak sibuk meraih pencapaian, sementara kita merasa tertinggal. Akibatnya, kita sering kali melupakan pentingnya keseimbangan antara kerja keras dan menikmati momen-momen kecil dalam hidup.

Fenomena "Burnout" yang Meningkat

Belakangan ini, banyak orang mulai mengeluhkan perasaan kelelahan yang terus menerus, atau yang lebih dikenal dengan istilah "burnout". Mereka merasa kehabisan energi, tidak lagi merasa terinspirasi atau termotivasi dalam pekerjaan mereka, dan akhirnya meragukan makna dari semua yang telah mereka capai. Data menunjukkan bahwa generasi milenial dan Gen Z adalah yang paling rentan terhadap fenomena ini, karena tekanan untuk selalu tampil produktif dan sukses, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Namun, burnout bukanlah hanya masalah kerja. Tekanan sosial, ekspektasi dari keluarga atau teman, serta tuntutan dari diri sendiri untuk selalu tampil sempurna juga turut berperan besar dalam menciptakan stres yang berkepanjangan.

Kapan Kita Terakhir Kali Berhenti untuk Menikmati Hidup?

Di tengah segala kesibukan ini, kita sering kali lupa untuk memberi waktu bagi diri sendiri. Waktu untuk bersantai, berbincang dengan orang terdekat, atau hanya menikmati secangkir kopi sambil melihat pemandangan alam. Padahal, waktu-waktu seperti itu penting untuk mengisi ulang energi kita, merawat kesehatan mental, dan menciptakan kebahagiaan yang sejati.

Menurut para ahli psikologi, meluangkan waktu untuk menikmati momen kecil dalam hidup dapat meningkatkan kesejahteraan emosional kita. Aktivitas seperti berjalan kaki di taman, mendengarkan musik favorit, atau hanya duduk diam tanpa gangguan teknologi dapat membantu kita merasa lebih terhubung dengan diri sendiri dan dengan dunia di sekitar kita. Hal ini memberikan kesempatan untuk meresapi keindahan dalam kehidupan yang sering kali terlewatkan karena sibuknya rutinitas harian.

Slow Living: Pilihan untuk Menyadari Kehidupan yang Sebenarnya

Konsep "slow living" yang belakangan ini semakin populer dapat menjadi jawaban bagi kita yang merasa terperangkap dalam kesibukan. Slow living mengajak kita untuk memperlambat ritme kehidupan, berhenti sejenak untuk menikmati setiap momen, dan lebih sadar akan kualitas hidup yang kita jalani. Ini bukan berarti kita harus berhenti bekerja atau menolak kemajuan teknologi, tetapi lebih kepada mengatur ulang prioritas dan memberi ruang bagi kegiatan yang membawa kebahagiaan dan ketenangan.

Dalam banyak hal, slow living mengajarkan kita untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri, dan untuk lebih menghargai waktu yang kita miliki, baik dengan diri sendiri maupun bersama orang lain. Kehidupan yang seimbang bukanlah soal mencapai segalanya, tetapi tentang merasa puas dengan apa yang telah kita capai dan menikmati prosesnya.

Kesimpulan

Di dunia yang terus bergerak cepat, kita sering kali terjebak dalam rutinitas yang membuat kita lupa untuk menikmati hidup. Namun, jika kita terus-menerus mengabaikan kebutuhan kita untuk berhenti dan merenung, kita berisiko kehilangan makna sebenarnya dari kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu, penting untuk memberi ruang bagi diri kita untuk berhenti, menikmati momen-momen kecil, dan merayakan hidup, meskipun di tengah segala kesibukan. Jangan biarkan kesibukan menghalangi kita untuk menikmati apa yang paling berharga: hidup itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun