Masyarakat di pedesaan bukan tidak memiliki minat baca tetapi fasilitas membacanya yang tidak ada. Hal ini dikatakan Ahmad Jumaili, inisiator Berugak Buku saat menerima kunjungan dari Humas Pemerintah Propinsi NTB di Dusun Paok Dandak Desa Durian Kecamatan Janapria Lombok Tengah, Senin (26/2) Hari ini.Â
Ia menjelaskan, kondisi desa yang jauh dari perpustakaan dan toko buku membuat masyarakat susah mengases bahan bacaan yang bermutu. Dari sini ia kemudian berinisiatif membuat berugak buku yang dikolaborasikan dengan taman agrowisata dan bebas diakses publik.
Karena menggabungkan Buku dan Agrowisata, Berugak Baca yang diinisiasinya ini mulai ramai dikunjungi masyarakat sekitar.Â
"Rata-rata mereka anak muda usia sekolah, kadang pemuda-pemuda desa dan juga juga anak-anak Pendidikan Usia Dini" Ungkapnya.
Disamping menyediakan buku, Berugak Buku ini juga menyediakan Wifi Gratis dan memprogramkan beberapa kegiatan rutin seperti Kopdar Komunitas Guru Belajar, Diskusi pemuda desa, bedah buku dan lomba menggambar untuk siswa Paud dan Sekolah Dasar.
Untuk fasilitas dan koleksi buku bacaan masih sangat terbatas, Jumaili mengatakan buku yang ada kurang lebih 500 judul yang dikumpulkan dari buku-buku pribadinya dan sumbangan dari banyak fihak.
"Kami terus mengumpulkan buku, buku apa saja asal masih layak dibaca, kami mengundang para relawan untuk menyumbangkan bukunya walaupun hanya satu buku" Katanya.
Untuk pengembangan kedepan, laki-laki yang akrab disapa Jhellie ini mengatakan, ia sudah menyiapkan lahan khusus untuk berugak buku ini tak kurang dari 60 are yang merupakan tanah pribadinya.Â
"Nanti, akan ada sekitar 15 berugak buku, yang masing-masing berugak akan di namain Pojok Baca sesuai nama individu atau komunitas yang menyumbang" Tandasnya.
Uniknya, untuk menyumbang satu berugak buku, para donatur tidak perlu menyumbang 100 persen biaya pembuatannya, melainkan, donatur hanya membiayai ongkos pembuatannya karena bahannya sudah disiapkan.
"Kalo semuanya dibiayai donatur tentu sangat berat, karena harga berugak ukuran 4x4 saja itu sampa tujuh atau delapan jutaan, nah kami sudah punya kayu jati super, tinggal dibantu ongkos pembuatannya saja sekitar 3 jutaan" Jelas Jumaili.
Saat ini, terdapat dua buah Berugak Buku yang sudah berdiri ditempat ini. Satu Berugak merupakan sumbangan Sekjend Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. H. A. Helmy Faishal Zaini dan satu berugaknya lagi disumbang oleh Komunitas Muda Kristiani di Mataram yang menamai dirinya Komunitas Manna Wassalwa.
Tempatnya Menyenangkan dan InspiratifÂ
Salah seorang pengunjung Berugak Buku Gilang EF mengatakan, banyak manfaat yang bisa didapatkam diberugak buku ini. Selain aktifitas membaca ia juga mendapatkan banyak teman baru, ilmu baru dari komunitas-komunitas yang mengadakan kegiatan disini.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Berugak Buku sangat membantunya untuk bisa mencintai buku dan senang menulis.
Ia juga merasakan kenyamanan karena suasana di Berugak Buku sangat tenang, ditambah dengan pemandangan suasana desa yang asri dengan aneka tanaman dan bunga.
"Banyak inspirasi saya dapatkan disini, baik dari buku yang kami baca, bertemu dengan komunitas teman-teman sesama pembaca dan penulis, juga masyarakat luas" Ungkapnya.
Gilang EF berharap, kedepan akan lebih banyak lagi komunitas-komunitas dan individu yang menyumbangkan bukunya dan juga fasilitas-fasilitas di berugak buku ini.
"Kami masyarakat desa sangat bersyukur dengan adanya Berugak Buku ini, sangat membantu dan membuka wawasan kami di desa" Pungkasnya. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H