Siang itu, mushalla kecil yang biasanya sepi terletak antara rumah saya dan sekolah itu berubah gaduh. Dua kelompok siswa-siswi kelas III itu berlarian saling dorong berlomba adu kecepatan menciptakan puisi berantai. Ya, masing-masing kelompok yang terdiri dari 15 orang itu saya ajak menciptakan puisi dengan cara satu orang-satu kalimat puitis. Mereka berbaris dua banjar dan masing-masing anggota kelompok dengan teratur bergiliran menuangkan fikirannya tentang kalimat puitis yang mereka ciptakan.
Hasilnya, dua buah puisi yang ngawur plus lucu tapi lumayan indah.
Kelompok I :
“Senja di taman kota aku termenung/ menyendiri menanti/ malam/ yang indah/ gemintang/kelap-kelip diawan/suara jangkrik/ seperti nyanyian/ band pavorit/ kangen band/ tak tahu/menulis apa/puisi cinta/menyakitkan hati/membuatku menangis.
Kelompok II:
“Jatuh Cinta/ itu indah/kepada cewek/di montong gamang/ utara sekolah/ mts sirajul huda/belajar/sama teman-teman/dan guru/yang selalu menemani/belajar di kelas/di musalla/yang indah/mempesona/seperti kamu/dan aku
Ya, begitulah cara saya mengajari mereka tentang bahasa indonesia dengan tema mengenal puisi. Setelah permainan yang lumayan mengasyikkan itu sayapun menjelaskan apa itu puisi, apa fungsinya, bagaimana menciptakannya. Saya juga memberikan mereka membaca contoh-contoh puisi yang saya download di internet baik karya dari maestro-maestro puisi maupun karya para facebooker yang suka bikin puisi di statusnya. Mereka nyaris lupa jam saya telah berakhir, namun mereka menuntut saya untuk membuat permainan itu sekali lagi dan berjanji akan membuat puisi yang jauh lebih indah. Hmmmm...
Cara mengajar demikian saya dapatkan dari pengalaman-pengalaman di beberapa pelatihan yang menurut saya mengasyikkan. Dengan metode ini, saya telah membuang kesangsian banyak orang tentang apakah metode ini bisa di pakai untuk siswa-siswi kelas rendah sepeti MTS, saya berspekulasi saja mencobanya. Dan hasilnya, sekarang mereka memahami satu bab bahasa indonesia “Mengukir Prestasi”.[] To Be Continued
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H