Siapa nih yang merasa hidup kok gini-gini aja ya? Lihat hidup teman-teman yang lain kok kayaknya seru. Naik jabatan, jalan-jalan keluar negeri tanpa mikir saldo rekening, anaknya lucu-lucu dan pinter-pinter, sedangkan hidup kita kok seperti jalan di tempat?
Saya pernah berpikir demikian, dan rasanya manusiawi sih. Apalagi kita selalu bersinggungan dengan orang-orang di luar sana melalui media sosial. Melihat unggahan mereka yang nampak membahagiakan dan seru di luar sana, sedangkan kita hanya duduk terpaku di dalam rumah sambil membayangkan kapan bisa saldo rekening unlimited, wkwkw
Seolah tujuan hidup hanya bisa makan dan bisa beristirahat dengan tenang, rasanya yang lain ngga penting lagi. Saya pernah berada di fase tersebut, dan itu ngga baik ya guys. Sebagai manusia, kita harus punya tujuan atau goals jangka panjang maupun jangka pendek jika ingin sukses di dunia maupun di akhirat.
Meskipun pandangan orang tentang kesuksesan berbeda-beda yaa, tapi kalau ngga punya goals atau impian ya hidup akan gitu-gitu aja. Sedangkan yang mampir ke artikel ini tentu adalah orang-orang yang tidak ingin hidupnya gitu-gitu aja bukan?
Nah, ini nih yang saya terapkan ketika merasa hidup terasa membosankan. Beberapa langkah yang saya tuliskan di sini adalah hasil dari mengikuti webinar bersama Coach Aji Darmawan, salah satu penemu jurnal produktif. Alhamdulillah saya sempat mengikuti kelas singkat beliau beberapa tahun lalu dan berhasil ketika saya terapkan!
Membuat Jurnal Produktif Untuk Hidup yang Lebih Bermanfaat
Jadi Coach Aji Darmawan ini punya format jurnal produktif yang bisa kita isi setiap hari. Meskipun berupa buku, teman-teman juga bisa kok membuat sendiri dalam bentuk soft file sehingga bisa diisi sewaktu-waktu.
Namun tentu saja, menuangkan pikiran dengan coretan akan jauh berbeda rasanya dibandingkan dengan menekan tuts keyboard. Poin utamanya, teman-teman bisa mulai membiasakan diri untuk membuat jurnal setiap harinya, syukur-syukur jika bisa ditambahkan dengan poin-poin produktivitas yang bisa membuat diri kita jadi pribadi yang lebih baik.
Beberapa poin yang ditekankan oleh Coach Aji dalam melakukan sebuah aktivitas yakni :
- Ukur skala prioritas. Mana hal yang harus kita kerjakan dan selesaikan terlebih dahulu, dan mana yang bisa ditunda.
- Menetapkan goal atau tujuan. Misalnya saja kita ingin mencapai penjualan toko minimal 100 pcs tiap bulan. Jangka panjangnya bisa memiliki kantor dan membuka lapangan pekerjaan sendiri
- Merumuskan aktivitas sesuai dengan goals yang sudah ditentukan. Adanya penetapan tujuan atau goals tentu saja bukan hanya pemanis buku jurnal biasa, tapi juga menjadi salah satu acuan; apa yang harus kita lakukan agar tujuan tersebut dapat kira raih di waktu yang sudah kita rencanakan?
- Mencatat setiap progres atau aktivitas yang sudah kita lakukan dalam rangka mencapai tujuan.
- Mengevaluasi setiap satu minggu atau satu bulan sekali jika tujuan belum tercapai. Bahkan ketika tujuan telah tercapai pun biasanya ada hal-hal yang muncul dan bisa kita evaluasi agar lebih baik lagi ke depannya.
- Berusaha untuk konsisten dalam melakukan setiap aktivitas atau progres yang sudah kita tentukan di awal.
Poin terakhir soal konsisten memang ngga mudah ya, oleh karena itulah yang namanya istikamah dalam berbuat baik di agama Islam itu hadiahnya surga, bukan hadiah kaleng-kaleng dong, karena memang seberat itu untuk konsisten.
Oleh karena itu sebenarnya orang-orang sukses dibangun dengan habit yang konsisten dan tidak kenal menyerah. Bukan dengan kecerdasan atau kepintaran semata.
Jadi, untuk teman-teman yang ingin hidupnya lebih berarti, tidak hanya sekadar sibuk, tapi benar-benar sibuk yang produktif, sudah saatnya kita mulai membuat jurnal produktif seperti ini. Saya sendiri sudah merasakannya selama dua tahun belakangan dan alhamdulillah, sibuk jadi tidak sekadar sibuk. Namun sibuk yang bermanfaat dan menguntungkan.
Tidak hanya untuk freelance atau Ibu rumah tangga ya, namun jurnal produktif juga bisa diterapkan untuk para pekerja. Justru pekerjaan jauh lebih terorganisir dengan baik dan bisa selesai tepat waktu.
Kalau dirasa sulit, coba buat jurnal sehari-hari yang menggambarkan perasaan serta apa yang kita lihat di sekeliling selama seharian. Apa yang bisa kita dapat dari sana? Apa yang kita rasakan? Itu juga bisa membantumu untuk bersyukur, release emosi, hingga bisa lebih produktif dalam hidup.
Siapa nih yang sudah memulai untuk membuat jurnal?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H