Yes, kita memang punya kewajiban pada negara dan juga keluarga untuk secara umum mengetahui kejadian-kejadian yang mungkin memengaruhi mereka secara langsung, tapi ya hanya sebatas itu. Tidak lebih. Tidak juga untuk "adu keilmuan" soal info-info terbaru di media sosial, iya kan?
So, berapa banyak lagi waktu dan energi, serta kemampuan otak kita yang berharga ini akan tersedia jika kita secara drastis memotong konsumsi media yang kita akses? Seberapa lebih santainya kita dan sadar akan keberadaan diri sendiri jika kita tak lagi tergugah, marah, cemas atau khawatir karena setiap skandal, kabar mendadak, dan kemungkinan krisis (yang kebanyakan tak sampai terjadi)?
Tentunya hidup akan lebih tenang dan damai, ya ngga sih? Coba deh kita kesampingkan dulu ke-FOMOan yang banyak menyita waktu dan energi kita. Coba kita pilah mana yang penting dan berpengaruh secara langsung untuk diri kita dan yang tidak. Tentu saja saya masih banyak belajar untuk ini, agar tidak terlalu reaktif terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak penting dan bukan menjadi prioritas dalam hidup kita.
Beberapa teman saya ada lho yang ngga pernah update sama sekali dengan pemberitaan, kasus, skandal atau apapun itu di televisi maupun media sosial. Hidupnya memang lebih tenang, damai, dan tentu saja lebih fokus. Kita tentu bisa juga seperti itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H