Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menjaga Lingkungan dari Limbah Domestik, Kelola Sampah Jadi Rupiah

6 Februari 2024   09:55 Diperbarui: 6 Februari 2024   10:00 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Efrida Hartini menjelaskan alur sistem Bank Sampah Malang (dok.pri)

"Dulu banyak banget yang mencibir dan menghina saya. Katanya kayak pemulung. Kok mau-mau banget ngumpulin sampah di rumah. Tapi sekarang, alhamdulillaah banyak yang mencari saya, menukar sampahnya dengan tabungan. Lumayan lah untuk sangu lebaran." (Efrida Hartini, pegiat Bank Sampah Kota Malang).

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di tahun 2019 lalu, jumlah sampah kita mencapai 68 ton yang terdiri dari 57% sampah organik, 15% sampah plastik, 11% sampah kertas dan 17% sampah lainnya.

Sebanyak 5000 lebih unit bank sampah yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di seluruh Indonesia menunjukkan penurunan jumlah sampah hingga satu juta ton pertahun. Untuk mengurangi tumpukan sampah ini, harapannya masyarakat harus sudah mulai memisahkan dan mengelompokkan sampah, organik maupun anorganik.

Bayangkan, di kota saya dulunya ada empat tempat penampungan sampah dari seluruh penjuru kota. Namun saat ini yang masih bisa menerima sampah untuk dikelola hanya satu saja, yakni TPA Supit Urang. Jika pola kita sebagai masyarakat tidak berubah dalam hal pengelolaan sampah ini, bukan tidak mungkin TPA Supit Urang juga akan tutup sebagaimana TPA-TPA lain di kota-kota besar Indonesia.

Meneladani Bank Sampah Eltari, Kelola Sampah Jadi Rupiah

Gagasan pengelolaan sampah melalui Bank Sampah ini dulu pernah dipopulerkan oleh salah seorang dokter yang berhasil mendapatkan undangan King Charles di Inggris tentang inovasinya untuk melayani masyarakat di bidang kesehatan melalui Bank Sampah.

Jadi sampah-sampah yang dikumpulkan lalu dipilah oleh masyarakat, boleh ditukarkan dengan pengobatan atau pemeriksaan kesehatan gratis di Klinik milik dr. Gamal Albinsaid, seorang dokter asli Malang yang ternyata saat itu juga pernah magang di Bank Sampah Malang di bawah bimbingan Bu Efrida Hartini, salah satu pengelola Bank Sampah Malang.

Akhir Januari lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti walking tour di Bank Sampah Malang yang terletak persis di belakang Pom Bensin Sukun dan bersebelahan dengan Makam Londho.

Bu Efrida Hartini menjelaskan alur sistem Bank Sampah Malang (dok.pri)
Bu Efrida Hartini menjelaskan alur sistem Bank Sampah Malang (dok.pri)

Kami disambut baik oleh Bu Efrida Hartini sebagai salah satu pengelola Bank Sampah Kota Malang dan saat ini tengah mengelola Bank Sampah yang didirikan di rumahnya, yakni Bank Sampah Eltari.

Siapa sangka bank sampah ini ternyata punya peran besar untuk menjaga lingkungan dari limbah domestik. Bersama dengan suami dan anak-anaknya, Ibu Efrida melakukan sosialisasi tentang bank sampah ini pada satu per satu warga di sekitar rumahnya.

Kepeduliannya akan sampah yang terus menggunung, banyak TPA yang ditutup karena overload, membuat Bu Efrida tak menyerah untuk memberikan edukasi pada masyarakat. Bersama kelompok pemberdayaan yang beranggotakan Ibu-Ibu di sekitar rumahnya, ia mampu mengelola sampah anorganik menjadi barang-barang yang punya nilai guna.

"Awalnya berat, saya lewat ndak disapa, saya kasih edukasi dibilang 'dapat apa?' Lalu perlahan setelah ada Ibu-Ibu yang membuktikan hasilnya, nabung dari sampah yang mereka pilah dan kumpulkan, sampai bisa buat beli baju lebaran untuk anak-anaknya. Akhirnya banyak yang ikut deh. Karena sudah pada tahu bahwa sampah mereka ini sebenarnya bisa dikelola dan menghasilkan rupiah." Tutur Bu Efrida pada kami siang itu.

Melalui tulisan ini pun saya juga belajar untuk mengelola sampah organik menjadi kompos, sampah anorganik menjadi baju daur ulang, rajutan dari kantong kresek, ecoprint hingga limbah kain sebagaimana yang dicontohkan oleh Bu Efrida pada kami.

Salah satu hasil karya dari Daur Ulang Sampah Plastik di Bank Sampah Malang (dok.pri)
Salah satu hasil karya dari Daur Ulang Sampah Plastik di Bank Sampah Malang (dok.pri)

Cara Kerja Bank Sampah

Setelah mengikuti walking tour di Bank Sampah Malang, kini saya mulai belajar untuk memilah sampah dari rumah. Sampah organik dikelola untuk jadi kompos dan bisa dimanfaatkan untuk perawatan tanaman. Sedangkan sampah anorganik dikelola dan dipisahkan untuk dibawa ke Bank Sampah.

Ketika menyaksikan langsung bagaimana pekerjaan di Bank Sampah Kota Malang kemarin, secara umum, Bank Sampah di Kota Malang juga memiliki sistem yang sama dengan bank sampah di Indonesia yang melalui tiga tahapan, yakni :

  • Pemilahan : yakni sampah dipisahkan menjadi dua kategori, sampah organik dan anorganik. Lalu untuk anorganik dipisah kembali dalam beberapa jenis, seperti jenis plastik, kertas, botol, hingga besi yang dapat disetorkan ke bank sampah. Adapun sampah organik diolah menjadi pupuk kompos di rumah.
  • Penyortiran : Setelah sampah anorganik disetorkan ke bank sampah, nantinya sampah akan dikategorikan sebagai deposit atau semacam uang yang disetor ke bank konvensional.

Salah satu tempat penyoritan di Bank Sampah Malang (dok.pri)
Salah satu tempat penyoritan di Bank Sampah Malang (dok.pri)
  • Penjualan sampah : sampah akan ditimbang di bank dan dikonversikan ke dalam bentuk uang ke rekening bank sampah. Namun perlu diketahui bahwa harga sampah di setiap bank sampah berbeda-beda.

Pengelolaan sampah anorganik berupa besi ringan maupun berat (dok.pri)
Pengelolaan sampah anorganik berupa besi ringan maupun berat (dok.pri)

Hasil dari tabungan ini bisa langsung diambil atau ditabung dan diambil kemudian. Cara yang efektif sebenarnya, tinggal bagaimana masyarakat mau untuk memilah sampah dari rumah hingga datang ke bank sampah.

Gagasan Tentang Pengelolaan Sampah Menjadi Energi

Setelah terinspirasi dari Bank Sampah yang tidak hanya bisa ditukar dengan uang, tapi bisa dengan pemeriksaan kesehatan gratis, saya jadi membayangkan, bagaimana jika ada bank sampah yang melayani barter dengan pembayaran listrik, bensin, atau bahkan untuk biaya pendidikan misalnya?

Jika dari sampah kita bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis, konsultasi dengan dokter umum secara gratis, bayar listrik, beli bensin, atau bahkan bisa ditukar dengan bahan makanan pokok, yakin deh Indonesia akan jadi negara yang minim sampah.

Karena berdasarkan data dari KLHK, penghasil sampah terbesar justru dari sampah rumah tangga yakni sebesar 36% dan kebanyakan adalah sampah organik. Bisa dibayangkan jika setiap ibu rumah tangga memiliki kesadaran untuk mengelola sampah-sampahnya sendiri, maka sebesar 36% tumpukan sampah bisa dikurangi dan dialihfungsikan menjadi hal yang bermanfaat.

Lihat kan? Bu Efrida berhasil menggaet banyak ibu rumah tangga di sekitarnya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai guna dari sampah-sampah mereka. Kalau Bu Efrida bisa, kenapa kita tidak?

Komitmen Elnusa Petrofin Untuk Menjaga Lingkungan

Salah satu hal yang bisa kita lakukan sebagai pegiat lingkungan di wilayah masing-masing bisa dengan cara melakukan pendekatan pada pemangku kepentingan. Seperti misalnya bekerjasama dengan Elnusa Petrofin yang menjadi salah satu ujung tombak Pertamina untuk menyalurkan BBM PSO (Public Service Obligation) dan BBM satu harga ke seluruh penjuru nusantara. 

Sesuai dengan komitmen Elnusa untuk terus mendukung keberlanjutan manusia dan bumi kita di masa depan yang lebih baik, bukan tidak bank sampah yang melayani penukaran dengan energi bisa terjadi. 

Karena Elnusa sendiri mengimplementasikan kegiatan CSR dengan membentuk 5 Pilar Petrofin Peduli di seluruh penjuru Indonesia yang meliputi :

  • #PetrofinTanggap : yang berfokus pada bantuan pemulihan daerah bencana dan tanggap terhadap kebutuhan sosial kemasyarakatan.
  • #PetrofinSehat : yang berfokus pada peningkatan kualitas kesehatan dan edukasi gizi masyarakat.
  • #PetrofinResik : yang berfokus pada isu lingkungan yang berkaitan dengan peningkatan kebersihan dan penghijauan hingga konservasi
  • #PetrofinPintar : yang berfokus pada peningkatan pendidikan serta pemberdayaan melalui pelatihan dan pembentukan UMKM
  • #PetrofinAman : yang berfokus pada peningkatan safety awareness bagi masyarakat.

Melalui #PetrofinResik, kita bisa melakukannya bersama-sama, secara masif dan masing-masing mengambil peran untuk memulai mengelola sampahnya masing-masing dari rumah. Untuk kemudian dipilah dan disetorkan ke Bank Sampah. Sehingga harapan kita bersama agar tak ada lagi permasalahan sampah yang menjadi momok kita bersama dari tahun ke tahun dapat terwujud. 

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa sampah tidak hanya menjadi tumpukan yang menciptakan polusi, namun jika kita mengelolanya dengan bijak dan tepat, sampah dapat membawa berkah bagi banyak orang.

Jadi, apa yang sudah teman-teman lakukan untuk menjaga lingkungan dari limbah domestik? Yuk bersama-sama jaga lingkungan kita, kelola sampah dari rumah. 

Source:

Katadata

Pemkotmalang

ElnusaPetrofin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun