Siapa sangka bank sampah ini ternyata punya peran besar untuk menjaga lingkungan dari limbah domestik. Bersama dengan suami dan anak-anaknya, Ibu Efrida melakukan sosialisasi tentang bank sampah ini pada satu per satu warga di sekitar rumahnya.
Kepeduliannya akan sampah yang terus menggunung, banyak TPA yang ditutup karena overload, membuat Bu Efrida tak menyerah untuk memberikan edukasi pada masyarakat. Bersama kelompok pemberdayaan yang beranggotakan Ibu-Ibu di sekitar rumahnya, ia mampu mengelola sampah anorganik menjadi barang-barang yang punya nilai guna.
"Awalnya berat, saya lewat ndak disapa, saya kasih edukasi dibilang 'dapat apa?' Lalu perlahan setelah ada Ibu-Ibu yang membuktikan hasilnya, nabung dari sampah yang mereka pilah dan kumpulkan, sampai bisa buat beli baju lebaran untuk anak-anaknya. Akhirnya banyak yang ikut deh. Karena sudah pada tahu bahwa sampah mereka ini sebenarnya bisa dikelola dan menghasilkan rupiah." Tutur Bu Efrida pada kami siang itu.
Melalui tulisan ini pun saya juga belajar untuk mengelola sampah organik menjadi kompos, sampah anorganik menjadi baju daur ulang, rajutan dari kantong kresek, ecoprint hingga limbah kain sebagaimana yang dicontohkan oleh Bu Efrida pada kami.
Cara Kerja Bank Sampah
Setelah mengikuti walking tour di Bank Sampah Malang, kini saya mulai belajar untuk memilah sampah dari rumah. Sampah organik dikelola untuk jadi kompos dan bisa dimanfaatkan untuk perawatan tanaman. Sedangkan sampah anorganik dikelola dan dipisahkan untuk dibawa ke Bank Sampah.
Ketika menyaksikan langsung bagaimana pekerjaan di Bank Sampah Kota Malang kemarin, secara umum, Bank Sampah di Kota Malang juga memiliki sistem yang sama dengan bank sampah di Indonesia yang melalui tiga tahapan, yakni :
- Pemilahan : yakni sampah dipisahkan menjadi dua kategori, sampah organik dan anorganik. Lalu untuk anorganik dipisah kembali dalam beberapa jenis, seperti jenis plastik, kertas, botol, hingga besi yang dapat disetorkan ke bank sampah. Adapun sampah organik diolah menjadi pupuk kompos di rumah.
- Penyortiran : Setelah sampah anorganik disetorkan ke bank sampah, nantinya sampah akan dikategorikan sebagai deposit atau semacam uang yang disetor ke bank konvensional.
- Penjualan sampah : sampah akan ditimbang di bank dan dikonversikan ke dalam bentuk uang ke rekening bank sampah. Namun perlu diketahui bahwa harga sampah di setiap bank sampah berbeda-beda.
Hasil dari tabungan ini bisa langsung diambil atau ditabung dan diambil kemudian. Cara yang efektif sebenarnya, tinggal bagaimana masyarakat mau untuk memilah sampah dari rumah hingga datang ke bank sampah.
Gagasan Tentang Pengelolaan Sampah Menjadi Energi
Setelah terinspirasi dari Bank Sampah yang tidak hanya bisa ditukar dengan uang, tapi bisa dengan pemeriksaan kesehatan gratis, saya jadi membayangkan, bagaimana jika ada bank sampah yang melayani barter dengan pembayaran listrik, bensin, atau bahkan untuk biaya pendidikan misalnya?