Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Diajak Ikutan Cari Ilmu Kok Susah Kenapa Ya?

13 Januari 2024   17:08 Diperbarui: 13 Januari 2024   17:21 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah berkali-kali saya dan team mengadakan kajian keIslaman, pernah juga nih bareng Komunitas Literasi mengadakan jalan-jalan sambil cari ilmu. Mulai dari mengunjungi situs sejarah hingga ke Bank Sampah untuk mengetahui proses pemilahan sampah, proses mendaur ulang sampah, dan banyak lagi. Tapi pendaftarnya sedikit banget. Kan jadi sedih ya.

Meskipun saya paham banget untuk mengajak pada kebaikan memang tidak mudah. Lha wong Rasulullah Muhammad saja mengajak orang-orang terdekatnya untuk masuk ke dalam agama yang dirahmati Allah ada yang menolaknya, ada yang menudingnya sebagai orang gila, bahkan ada yang menyakiti beliau karena enggan menerima kebenaran.

Saya jadi bertanya-tanya, cara seperti apa lagi ya yang harus saya gunakan agar peminat majelis ilmu ini bisa sebanyak penikmat konser di stadion? Atau penikmat sepak bola yang rela menunggu berlama-lama bahkan untuk dua jam pertandingan? Padahal untuk ikut kajian keilmuan atau jalan-jalan sambil menuntut ilmu begini saja hanya butuh dua atau tiga jam saja paling lama. Bahkan kadang satu jam saja cukup.

Tapi kenapa ada saja ya godaannya? Hehehe..

Saya jadi teringat dengan kisah Nabi Nuh yang berdakwah selama kurang lebih 950 tahun lamanya. Namun apakah semua ummatnya mau untuk menerima ajakan dakwah beliau untuk bertauhid pada Allah? Tentu saja tidak. Buktinya hanya beberapa orang saja yang percaya dan ikut bersama Nabi Nuh di kapalnya, termasuk keluarga dan juga orang yang dicintainya pun tidak mau menerima kebenaran yang beliau sampaikan.

Bagaimana dengan kita? Mungkin masih sepuluh atau lima belas tahun mengajak orang-orang pada kebaikan, menuntut ilmu, bahkan dikemas dengan jalan-jalan sekalipun ternyata hasilnya tidak seperti yang diinginkan. Berharap banyak yang ikut, tapi ngajaknya masih setengah-setengah, mungkin ngajaknya masih belum ikhlas, mungkin metodenya kurang menarik, dan masih banyak lagi kekurangan yang mungkin belum saya sadari. 

Apakah strategi marketing yang saya gunakan tidak cukup menarik minat mereka ya? Kadang saya berpikir apa perlu saya bagi-bagi uang untuk mereka yang datang ke majelis ilmu? Seperti para caleg yang bagi-bagi duit untuk meraup suara dari rakyat? Hehehe..

Namun satu yang saya sadari dan akan selalu menjadi pengingat untuk seterusnya adalah ucapan seorang ulama, namun saya lupa siapa namanya (tolong yang tahu bisa komen di bawah ya!) :

Berlelah-lelah melakukan kebaikan, maka yang tersisa adalah pahala dan nikmatnya. Bersenang-senang melakukan dosa, maka yang tersisa adalah dosanya. 

Ketika lelah melakukan kebaikan, saya akan selalu mengingat hal tersebut. Bahwa suatu saat akan ada hal manis yang diberikan oleh Allah untuk kita yang tak kenal lelah atau berputus asa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun