Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Booking 2 Studio Untuk Nonton "Buya Hamka dan Siti Raham Vol II"

4 Januari 2024   07:28 Diperbarui: 4 Januari 2024   07:55 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Nobar Buya Hamka Vol II (dok.pri)

Buya Hamka, siapa yang asing dengan nama ulama nomor satu di Indonesia di tahun 1960-an tersebut? Sepertinya semua mengenal Buya Hamka, bahkan karyanya abadi hingga saat ini. Beberapa novel hingga tafsir Al-Quran yang beliau tulis di masa-masa sulitnya, kini menjadi berkah dan manfaat bagi banyak orang.

Saya nonton film Buya Hamka dan Siti Raham Vol II ini kemarin, 3 Januari 2024 bersama dengan Ibu-Ibu guru TK yang gajinya tidak lebih dari satu juta per bulan, dan juga bersama jajaran Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Malang yang ikut memeriahkan film Buya Hamka Vol II tersebut.

Senang sekali bisa nonton bersama mereka yang memang benar-benar ingin, bukan karena FOMO atau ikut-ikutan. Meskipun sudah turun layar, bersyukur banget kami bisa menikmati film ini di Mopic Cinemas Malang. Hari itu, kami memutuskan untuk booking studio dengan kapasitas masing-masing 120 orang. 

Alhamdulillaah sebanyak kurang lebih 240 orang ikut nonton gratis dengan sponsor dari Pimpinan Daerah Aisyiyah kota Malang dan bisa memetik hikmah dari Film Buya Hamka dan Siti Raham Vol II ini.

Peserta Nobar dari sebagian Guru-Guru TK ABA se-Kota Malang (dok.pri)
Peserta Nobar dari sebagian Guru-Guru TK ABA se-Kota Malang (dok.pri)

Dalam film Buya Hamka ini kita akan tahu bagaimana perjuangan beliau untuk kemerdekaan Republik Indonesia. Ditembak, hidup tanpa kemewahan, bahkan Buya Hamka dan Siti Raham sempat hidup di pengungsian di mana makan sehari-harinya hanya ubi atau jagung. Tak lebih dari itu. 

Dalam film ini juga kita bisa merasakan kesedihan dan juga penderitaan Buya Hamka ketika difitnah hingga dikhianati oleh sahabatnya sendiri. Meskipun begitu beliau tak gentar, dan tetap melanjutkan dakwahnya melalui tulisan.

Karya beliau yang terakhir dan ditulis saat Buya Hamka berada di dalam penjara adalah Tafsir Al-Azhar yang ditulis dengan dukungan dari istrinya, Siti Raham. Dua tahun setelah dipenjara, Tafsir Al-Azhar tersebut dicetak oleh anak-anak Buya bersama istrinya sebagai hadiah untuk Buya Hamka yang akhirnya bisa keluar dari penjara meskipun dalam kondisi sangat lemah.

Bagian paling sedih dan membuat saya meneteskan air mata adalah ketika Siti Raham wafat. Beliau wafat dalam kondisi sebaik-baik perempuan. Mengabdi untuk suaminya, mengurus segala urusan Buya Hamka yang selalu disapa oleh istrinya dengan sebutan : Engku Haji. 

Siti Raham telah membuktikan bahwa dukungan perempuan untuk laki-laki yang dicintainya sebagai imam dalam keluarga adalah sangat penting. Siti Raham tidak hanya mengurus makanan, pakaian, hingga songkok Buya Hamka, tapi juga memberi semangat pada Buya Hamka untuk terus berdakwah dan berkarya dalam situasi apapun itu. Perang, intimadisi, persekusi, bahkan ketika Buya difitnah dan dikhianati.

Siti Raham juga selalu menjaga kehormatan suaminya, menjaga hatinya dan setia mendampingi Buya Hamka kemanapun Buya pergi. MasyaAllah, sungguh perjuangan kita di era saat ini seharusnya juga meniru Ibunda Siti Raham. Tak seharusnya rintangan di depan menyurutkan langkah kita untuk berjuang.

Film ini sangat saya rekomendasikan untuk teman-teman yang tengah berjuang di medan dakwah dan tentunya berjuang untuk kebaikan negeri ini. Jangan pernah lelah, jangan pernah membiarkan uang membeli idealisme dan juga kesetiaan kita. 

Vino G. Bastian telah memerankan Buya Hamka dengan sangat baik, sampai-sampai saya merasa Buya masih ada sekarang. Nasihat-nasihat serta karya-karya beliau akan kami kenang sepanjang masa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun