Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pengalaman Pahit di Pantai Favorit

27 April 2023   21:37 Diperbarui: 27 April 2023   21:42 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Grand Watu Dodol (dok.pri)

Tolong! Tolong!!

Itu suara kakak saya. Kakak laki-laki yang lahirnya empat tahun sebelum saya lahir ke dunia. Di sebelah saya ada kedua anaknya menyaksikan ketidakberdayaan Ayahnya yang minta tolong. Kami semua terpaku karena tak ada yang bisa berenang kecuali adik saya. Namun adik saya pun tak mampu menolong kakak saya yang terbawa arus perlahan menjauhi bibir pantai itu.

"Ngga sampe mas, ngga sampee!" teriak adik saya frustasi. 

Saya bingung, panik, namun tak tahu harus apa. Kakak saya semakin jauh dan jauh dari pandangan kami. Kalau saja paklik saya tidak berinisiatif mencari pertolongan dari perahu nelayan, mungkin saat ini saya tak bisa menemui kakak saya lagi. 

Gimana sih perasaanmu melihat orang yang kita cintai tenggelam di depan mata namun kita tak bisa berbuat apa-apa? 

Begitulah kira-kira rasa trauma yang membekas di pikiran kami sekeluarga saat itu. Saya, kakak, adik, hingga kedua orang tua, bahkan paklik dan bulik saya ikut trauma hingga saat ini ketika melihat air yang beriak. Ketika melihat pantai yang begitu tenang. Mereka terbayang bagaimana detik-detik kakak saya nyaris tak terselamatkan.

Seribu Pesona Grand Watu Dodol

Bagi masyarakat Jawa bagian timur, tentu pantai yang satu ini tak asing lagi. Pantai yang terkenal dengan keindahannya. Pantai yang terkenal dengan airnya yang jernih, dan di beberapa sudut pantai yang tenang namun ternyata menghanyutkan. Pantai yang siapa sangka banyak menyimpan misteri bahkan kata orang-orang yang berjualan di sana, sudah ada banyak korban tenggelam yang terseret arus bawah laut.

Tiba-tiba saja menjauh dari pantai dan kakinya tak lagi bisa menjangkau dasar. Jika beruntung, mungkin masih ada kapal nelayan yang menyelematkan. Namun jika tidak, nyawa menjadi tumbal yang tak akan bisa terlupa oleh keluarga.

Tujuan kami saat itu ke pantai Grand Watu Dodol yang terletak di pinggiran Banyuwangi adalah untuk bersantai sejenak sebelum mengambil jalan pulang menuju kota Malang. Setelah hadir di acara pernikahan sepupu saya, kami memutuskan untuk mampir sebentar ke Grand Watu Dodol siang menjelang sore hari itu.

Siapa sangka ternyata hari itu kami pulang dengan wajah lesu, penuh penyesalan sekaligus rasa syukur karena kakak saya berhasil selamat meskipun harus menunggu sekitar 10 menit terapung-apung di permukaan air laut. Rasa syukur saya panjatkan kakak saya masih bertahan dengan sisa-sisa tenaganya.

Sebenarnya ada apa di bawah sana?

Ternyata ada arus bawah laut dan perbedaan ketinggian di dekat bibir pantai. Hal ini memang sangat berbahaya. Perbedaan ketinggian yang signifikan, lalu langsung disambut oleh arus bawah laut yang ganas. Posisinya hanya beberapa meter dari bibir pantai. Jadi ketika berenang pasti tidak terasa badan terbawa menjauh dari pantai, lalu tiba-tiba kaki tidak lagi bisa menggapai dasar laut. Pada saat itulah arus bawah laut perlahan-lahan membawa apa saja yang ada di sekitarnya untuk tenggelam.

Termasuk kakak saya waktu itu. Beruntung kakak saya bisa berenang dan masih bisa bertahan dengan sisa-sisa energinya. Membayangkan saya yang ada di sana dan tidak bisa berenang, entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Mungkin hanya tinggal nama.

Meskipun menjadi pengalaman pahit yang tak akan terlupa dan selalu mengingatkan saya akan usia yang tak bisa kita kompromikan panjang atau pendeknya, namun saya masih menjadikannya sebagai pantai favorit dengan segala keindahan dan risikonya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun