Contohnya ketika saya mencoba memasak sambal kacang kesukaan suami. Ia bilang kacangnya harus berbentuk A, sedangkan saya membuatnya dengan bentuk B. Dalam contoh kecil seperti ini saja saya mencoba introspeksi, oh ternyata suami saya suka dengan sambal kacang bentuk A, dan untuk membuat sambal kacang berikutnya saya memperbaiki itu hingga hasilnya sempurna menurut selera penikmat masakan saya.
Saya juga berlatih untuk introspeksi ketika konten masak saya adalah bentuk branding yang gagal. Apa yang harus saya perbaiki agar branding yang sedang saya bangun ini bisa berjalan lancar? Ya, memasak ternyata tidak melulu memikirkan apakah cara masak saya benar? Apakah rasanya enak? Apakah potongannya sudah pas? Tidak. Ketika dihadapkan dengan realita, memasak ternyata menjadi wadah saya untuk introspeksi ketika ada masalah dengan klien, dengan sahabat, atau dengan followers wkwkwk.
Bagaimana dengan teman-teman? Apakah hobimu di bulan Ramadan terlaksana dengan baik? Sharing di kolom komentar yuk!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H