"Kenapa Nak? Laper ya? Ibu ambilin makannya dulu yaa"
"Udah pip Nak? Yuk masuk kalo udah.."
Kalimat-kalimat tersebut di atas selalu saya lontarkan pada anabul kesayangan, si Oneng. Si kucing oreng yang kata orang jadi kucing penguasa dimana-mana hehehe.. Jelas, Oneng juga begitu. Sejak kedatangannya ke rumah yang saat itu masih dibangun, Oneng masih kecil banget, kira-kira usianya masih 2 atau 3 bulan. Tapi meskipun kecil begitu dia ini pemberani banget. Sama kucing yang badannya lebih besar pun dia bergeming.
Lain hal dengan Mori, salah satu kucing saya juga yang datang setelah Oneng berusia 7 bulan. Karena Mori adalah kucing indoor yang awalnya adalah milik sepupu saya, Mori jadi jauh lebih manja dan penakut. Beda banget sifatnya dengan Oneng.
Siapa sangka, dulunya saya yang sama sekali ngga suka kucing jadi secinta ini sama mereka. Hari-hari saya lebih berwarna karena Oneng dan juga Mori.
Selalu Ditemani Sahur Sama Oneng
Mungkin karena kucing memang hewan nokturnal, Oneng ini jadi lebih aktif banget di malam hari. Meskipun kadang di siang hari juga beringas ya.Â
Oleh karena itu setiap kali saya sahur, si Oneng sudah menunggu di depan pintu samping yang menghadap kebun kami. Duduk sambil melihat-lihat ke bagian dalam. Lalu begitu pintu dibuka, Oneng akan langsung ngibrit masuk ke rumah hehehe lucu banget.Â
Sahur yang selalu berdua saja kami lakukan, yakni saya dan suami (karena anak saya jelas masih tidur) jadi makin berwarna karena kehadiran si Oneng ini. Rumah terasa lebih ramai gitu.Â
Dulu sih selalu ditemani televisi, tapi makin kesini tayangan di televisi makin ngga jelas dan yang mereka sebut lucu itu jadi ngga lucu aja di mata saya. Apa karena pengaruh usia ya? Mau streaming di Youtube pun juga bingung mau streaming apa. Mau mendengarkan ceramah agama juga rasanya kok tidak akan bisa konsen karena sambil menikmati makanan hehehe..
Jadilah hiburan saya di waktu sahur, berbuka, dan di masa-masa ketika suami harus kerja lembur sampai tengah malam hanya Oneng saja. Skip Mori karena saya masih belum merasa nyaman dengan Mori yang super duper manja dan ngga mau ditinggal sejengkal pun, udah kayak bayi bukan sih?
Punya hiburan anabul seperti Oneng ini membuat saya banyak belajar juga soal merawat hewan, belajar memahami kemauan kucing, dan juga belajar untuk berempati pada kucing-kucing liar yang hanya tampak tulang dan kulit saja. Momen sahur dan berbuka yang saya habiskan bersama Oneng ini membuat saya berpikir tidak semua kucing bisa seberuntung ini.Â
Lalu dengan kesadaran tersebut, keesokan paginya saya akan bersikap lebih lembut pada kucing-kucing liar yang kerap mampir untuk mengambil makanan milik Oneng atau Mori yang saya letakkan tidak jauh dari pintu samping yang menghadap kebun. Kadang mereka mengambilnya dengan sembunyi-sembunyi, sehingga ketika saya datang mereka akan langsung pergi. Nampaknya banyak orang yang telah membuat mereka trauma. Entah dipukul, ditendang, atau disiram air?
Hiburan sahur tahun ini memang tak biasa, tapi maknanya sungguh sangat luar biasa bagi saya yang pertama kali memiliki hewan peliharaan.
Harapannya semoga momen Ramadhan bersama kucing-kucing ini membuat hati saya lebih lembut dan sabar, tidak sekadar menjadi hiburan atau pelipur lara di saat-saat duka. Karena pada dasarnya kelembutan hati memang harusnya selalu diasah, setidaknya tidak hanya pada anak saya, tapi juga pada kucing-kucing liar yang kadang membuat kita sebagai manusia kesal.Â
Bagaimana dengan teman-teman? Sahur kali ini menikmati hiburan seperti apa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H