Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

PeduliLindungi, Pelindungku di Tengah Pandemi

5 September 2021   17:03 Diperbarui: 5 September 2021   17:14 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah dengar ada sertifikat vaksin yang dipalsukan? Pemalsuan sertifikat vaksin di salah satu kota di Indonesia tentunya, bukan di luar negeri.

Mendengar berita tersebut rasanya sedih. Karena kelakuan oknum-oknum seperti itu, PPKM tidak kunjung berakhir atau turun dari level 4 ke level 0. Kenapa? Karena ada banyak orang yang dirugikan tentunya.

Siapa sangka sertifikat vaksin palsu digunakan untuk mereka-mereka yang terdeteksi positif tapi ngotot untuk bepergian. Sehingga virusnya pun tersebar kemana-mana.

Buntutnya tentu saja sangat panjang. Mari kita bayangkan bagaimana jika banyak orang ikut membeli sertifikat vaksin tersebut. Akan jadi apa pusat perbelanjaan kita? Sekolah kita? Tempat kerja kita? Penularan virus yang sudah mulai terkendali pasti akan menjadi momok mengerikan seperti beberapa bulan yang lalu.

Beruntungnya, Pemerintah punya plan B yang tidak kalah pintar dari pemalsu sertifikat vaksin itu.

Beberapa waktu lalu saya lewat sebuah pusat perbelanjaan yang mulai ada "nafas" di dalamnya. Terlihat dari halaman parkir yang sudah mulai terisi walaupun tidak penuh.

Salah satu syarat yang diberlakukan disana adalah pengunjung harus punya aplikasi PeduliLindungi.Saya pun mencoba mengunduh aplikasi tersebut. Voila! Ini yang saya cari.

Aplikasi PeduliLindungi, Melindungimu Saat Berada di Keramaian

Meskipun beberapa waktu belakangan menuai pro kontra namun mari kita mencoba untuk mengambil sisi positif aplikasi yang sedang diusahakan Pemerintah untuk melindungi warganya ini.

Kita kan kebiasaan ya untuk selalu melihat sisi negatifnya meskipun sisi positifnya lebih banyak. Wajar. Kalau kata pepatah seribu kebaikan tertutupi oleh satu keburukan.

Namun untuk saat ini, karena saya bukan orang yang ahli di bidang kesehatan, bukan pula orang hebat seperti superhero yang mampu mengendalikan musuh negara berupa virus seperti di film-film. Namun saya dan teman-teman masih punya kesempatan untuk menolong orang lain dan sesamanya melalui PeduliLindungi ini.

Sesimple mendukung Pemerintah untuk melacak jejak perjalanan kita, riwayat kesehatan kita dan hal-hal lain yang diperlukan untuk menekan laju penyebaran virus. Masa iya kalah dengan Singapura atau negara-negara lainnya?

Warga negaranya patuh dan ikut mendukung Pemerintahnya melalui aplikasi semacam PeduliLindungi semata untuk memberitahukan pada kita si pengguna : mana lokasi yang rawan/banyak orang tanpa gejala di sana, mana zona merah, kuning dan hijau, dan lain sebagainya. Sehingga kita bisa mencegah kontak erat dengan si "pembawa" sedini mungkin.

Terkait dengan ketakutan kita akan data yang akan bocor dari aplikasi ini, coba kita coba dulu deh. Di sana tercantum jelas kok bahwa data yang terkumpul atas persetujuan kita, tracing yang dilakukan menggunakan GPS juga atas persetujuan kita tanpa melanggar privasi apapun.

Ditambah lagi aplikasi ini juga punya sistem enkripsi, dimana data-data kita yang ada di balik layar tidak akan diberikan pada siapapun. Data kita aman selama handphone atau gawai yang kita miliki tidak hilang atau ditemukan orang lain. Kalau yang ini jadi lain soal ya.

Saya sendiri sudah merasakan sekaligus membayangkan bagaimana jika aplikasi peduliLindungi ini dimiliki oleh 90% saja masyarakat Indonesia. Maka kita bisa melakukan langkah antisipasi atau tindakan preventif demi meluasnya virus yang belum bisa ditemukan obatnya ini.

Meskipun kita tahu kapan virus ini akan berhenti, namun sebagai manusia kita harus tetap ikhtiar maksimal dan terus berinovasi agar penularan tidak meluas. Agar yang sakit segera tertangani. Agar yang terinveksi segera pulih dan pencegahan bagi mereka yang berpotensi untuk tertular.

Kita kan bangsa yang maju dan punya empati yang tinggi, saya pikir bisa kok kita bantu sesama. Sesederhana mengunduh aplikasi PeduliLindungi untuk mendukung Pemerintah mencegah meluasnya dampak Covid-19 ini.

Yuk bisa yuk kita berpartisipasi untuk melindungi sesama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun