Kecamatan Banjarmasin Barat di Kalimantan Selatan adalah salah satu wilayah yang tengah berkembang dengan pesat (Widaty dkk., 2021). Pertumbuhan penduduk yang meningkat dan aktivitas ekonomi yang dinamis memerlukan dukungan infrastruktur transportasi yang memadai (Pane dkk., 2020). Namun, berdasarkan analisis lapangan dan kondisi terkini, tampak bahwa kecamatan ini masih menghadapi tantangan serius dalam menyediakan prasarana transportasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mobilitas warganya.
Tabel 1. Kebutuhan dan Ketersediaan Transportasi di Banjarmasin Barat Tahun 2024
Tabel Kebutuhan dan Ketersediaan Transportasi di Banjarmasin Barat Tahun 2024
Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk (Estimasi)
Total Perjalanan Harian (Estimasi)
Ketersediaan Sarana Transportasi
Kecukupan Transportasi
Teluk Tiram
11690
11690
5
Tidak Memenuhi
Telawang
10758
10758
4
Tidak Memenuhi
Telaga Biru
15863
15863
6
Tidak Memenuhi
Pelambuan
25843
25843
8
Tidak Memenuhi
Belitung Selatan
14710
14710
3
Tidak Memenuhi
Belitung Utara
7451
7451
4
Tidak Memenuhi
Basirih
21765
21765
5
Tidak Memenuhi
Kuin Cerucuk
17660
17660
7
Tidak Memenuhi
Kuin Selatan
11545
11545
8
Tidak Memenuhi
Hasil Olah Data, Tahun 2024
1. Analisis Rumus ekonomi untuk transportasi pada tabel diatas
Rumus Matematis:
Kecukupan Akomodasi:
    "Memenuhi" jika (Kapasitas Kamar Total) >= (Kebutuhan Estimasi Wisatawan)
    "Tidak Memenuhi" jika (Kapasitas Kamar Total) < (Kebutuhan Estimasi Wisatawan)
Kecukupan Akomodasi:
2. Tabel Kebutuhan dan Ketersediaan Transportasi
Rumus Matematis:
1. Kebutuhan Perjalanan Harian (Estimasi):
  Kebutuhan Perjalanan Harian = P * F
  Di mana:
  P = Jumlah Penduduk (Estimasi)
  F = Frekuensi Perjalanan per Hari (asumsi 1 perjalanan per orang per hari)
2. Ketersediaan Prasarana Transportasi:
  Ketersediaan Prasarana Transportasi = T * K
  Di mana:
  T = Jumlah Sarana Transportasi
  K = Kapasitas Per Sarana Transportasi (dalam hal ini 50 perjalanan per sarana per hari)
3. Kecukupan Transportasi:
  Kecukupan Transportasi =
    "Memenuhi" jika (Ketersediaan Prasarana Transportasi) >= (Kebutuhan Perjalanan Harian)
    "Tidak Memenuhi" jika (Ketersediaan Prasarana Transportasi) < (Kebutuhan Perjalanan Harian)
Analisis:
- Kebutuhan Perjalanan Harian (Estimasi):
 Rumus ini menghitung total jumlah perjalanan yang dibutuhkan oleh seluruh penduduk dalam satu hari. Asumsi yang digunakan adalah setiap penduduk melakukan 1 perjalanan per hari.
 Contoh: Untuk Teluk Tiram: Kebutuhan Perjalanan Harian = 11,690 * 1 = 11,690 perjalanan per hari.
- Ketersediaan Prasarana Transportasi:
 Rumus ini menghitung kapasitas total sarana transportasi yang tersedia dengan mengalikan jumlah sarana transportasi yang ada dengan kapasitas masing-masing sarana (misalnya, 50 perjalanan per hari per sarana).
 Contoh: Untuk Teluk Tiram: Ketersediaan Prasarana Transportasi = 5 * 50 = 250 perjalanan per hari.
- Kecukupan Transportasi:
 Fungsi ini mengevaluasi apakah ketersediaan sarana transportasi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan perjalanan harian penduduk. Jika kapasitas lebih besar atau sama dengan kebutuhan, maka "Memenuhi"; jika tidak, "Tidak Memenuhi".
 Contoh: Untuk Teluk Tiram: 250 (Ketersediaan Prasarana Transportasi) < 11,690 (Kebutuhan Perjalanan Harian) sehingga hasilnya adalah "Tidak Memenuhi".
Dari hasil observasi lapangan di beberapa titik di Banjarmasin Barat, terlihat bahwa prasarana transportasi yang ada belum mampu memenuhi kebutuhan harian penduduk yang cukup besar. Misalnya, di Jalan Mayjen Sutoyo, kawasan Pelambuan, terlihat kondisi jalan yang dipadati oleh kendaraan roda dua dan empat. Jalan yang merupakan salah satu jalur utama di kecamatan ini, tampak sempit dan penuh sesak dengan kendaraan, menunjukkan betapa terbatasnya infrastruktur jalan yang tersedia untuk menampung arus lalu lintas yang tinggi. Hal ini juga mengindikasikan perlunya pelebaran jalan atau peningkatan kapasitas untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi di area tersebut.
Selain itu, di kawasan Telaga Biru dan Telawang, terlihat beberapa bus sekolah dan angkutan umum yang sedang parkir dan berhenti. Meskipun upaya menyediakan angkutan umum seperti bus sekolah untuk siswa sudah dilakukan, namun jumlahnya tampak masih terbatas dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan transportasi harian seluruh penduduk. Angkutan umum yang ada juga tampak kurang terawat, yang bisa mempengaruhi kenyamanan dan keselamatan penumpang. Kondisi ini memerlukan perhatian lebih dari pihak berwenang untuk menambah armada angkutan umum dan memastikan perawatan yang layak agar layanan transportasi bisa lebih optimal.
Foto lain menunjukkan beberapa kendaraan besar seperti truk pengangkut yang melintas di jalan-jalan utama kecamatan, mengindikasikan pentingnya perbaikan dan pemeliharaan jalan yang rutin untuk mendukung aktivitas ekonomi yang melibatkan distribusi barang. Kendaraan-kendaraan ini sering kali menjadi salah satu penyebab kerusakan jalan yang memperburuk kondisi lalu lintas. Oleh karena itu, peningkatan kualitas jalan dan pengaturan lalu lintas yang lebih baik sangat dibutuhkan untuk menjaga kelancaran mobilitas di Banjarmasin Barat.
Lebih lanjut, beberapa gambar yang diambil di kawasan seperti Barito Hulu dan Pelambuan menunjukkan jalan-jalan kecil yang belum diaspal dengan baik, dengan beberapa bagian yang tampak rusak atau berlubang. Kondisi jalan yang tidak memadai ini jelas menghambat mobilitas penduduk, terutama bagi mereka yang bergantung pada kendaraan roda dua atau transportasi umum untuk mencapai tempat kerja, sekolah, atau fasilitas umum lainnya. Peningkatan kualitas infrastruktur jalan ini menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan aksesibilitas yang lebih baik bagi seluruh penduduk kecamatan.
Secara keseluruhan, kondisi lapangan di Banjarmasin Barat menggambarkan kebutuhan mendesak untuk memperbaiki dan meningkatkan prasarana transportasi (APRIANOOR, 2008). Pemerintah daerah bersama pihak terkait perlu segera merumuskan strategi dan rencana aksi untuk mengatasi kekurangan ini (Wekke, 2022). Solusi yang bisa dilakukan antara lain adalah penambahan jumlah dan jenis angkutan umum, perbaikan dan pelebaran jalan utama, serta peningkatan kualitas dan pemeliharaan jalan di kawasan-kawasan yang lebih terpencil.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan mobilitas di Banjarmasin Barat dapat meningkat, yang pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan ekonomi, memperbaiki kualitas hidup masyarakat, dan memperkuat posisi kecamatan ini sebagai salah satu pusat kegiatan ekonomi di Kalimantan Selatan. Tanpa adanya peningkatan infrastruktur transportasi yang memadai, Banjarmasin Barat berisiko menghadapi stagnasi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan ketidakpuasan dari masyarakat akibat keterbatasan akses transportasi yang layak.
Hasil data analisis dapat disimpulkan Prasarana transportasi yang tersedia tidak mencukupi untuk kebutuhan perjalanan harian penduduk di sebagian besar desa/kelurahan. Diperlukan peningkatan jumlah sarana transportasi atau kapasitasnya untuk mendukung mobilitas masyarakat. Foto-foto yang menunjukkan kondisi terkini di lapangan ini menjadi bukti nyata bahwa Banjarmasin Barat memerlukan perhatian khusus untuk pembangunan transportasi yang lebih baik, demi mendukung pertumbuhan wilayah dan kesejahteraan masyarakat. Upaya kolaboratif dari berbagai pihak diperlukan untuk memastikan bahwa transportasi di kecamatan ini tidak hanya memadai tetapi juga aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H