Mohon tunggu...
Jevienka Aurellia
Jevienka Aurellia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

holaa~~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sosiodrama: Metode Pembelajaran Baru yang Menyenangkan Ketika Belajar Pelajaran Sejarah di Sekolah

27 April 2022   14:12 Diperbarui: 27 April 2022   14:20 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merupakan salah satu wadah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk membantu mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah satu program yang diadakan oleh UMM untuk mahasiswa supaya bisa terjun langsung membantu masyarakat adalah dengan diadakannya kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM). PMM dibentuk dengan tujuan agar menjadi perantara antara mahasiswa untuk membantu masyarakat menuju ke kehidupan yang lebih sejahtera. Dalam menjalani program ini, kami  kelompok 95 gelombang 4 yang beranggotakan Jevienka Aurellia Septiavioni, Dekande Manta Shandyka, Adila Safitri, Rizkiya Ramadina Putri, dan Ferdy Aprizal yang berada di bawah bimbingan Indri Wahyuningsih, S.Kep. Ns., M.Kep, memilih untuk melaksanakan kegiatan PMM disalah satu sekolah dasar yang terletak di Jl. Raya Tegalgondo No.1, Babatan, Tegalgondo, Kec. Karang Ploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang dikenal dengan nama Sekolah Dasar Negeri Tegalgondo.

 

Pendidikan sejarah di Indonesia sendiri diberikan mulai usia sekolah dasar hingga usia sekolah menengah. Sejarah sebagai suatu pendidikan mempunyai fungsi sebagai pendidikan moral, politik kebijakan, perubahan masa depan dan sebagai ilmu bantu bagi pengembangan aneka ilmu lainnya. Sejarah mampu menjembatani nilai-nilai yang sudah ada pada generasi sebelumnya kepada generasi sekarang ini.

 

Namun pembelajaran sejarah yang ada sekarang ini lebih mengarah kepada pendidikan kognitif dan menghafal sehingga pengajaran moral yang menjadi salah satu tujuan utama belum tercapai dengan baik. Salah satu topik dalam pendidikan sejarah yang mengandung pembelajaran moral sendiri adalah tentang bagaimana para pahlawan kemerdekaan Indonesia yang berkorban untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Nilai-nilai kepahlawanan para pahlawan nasional ini dipandang perlu ditularkan kepada para generasi muda sekarang ini. Karena generasi muda sekarang ini memerlukan fondasi dasar yang kuat terlebih dahulu untuk mampu membangun masa depan yang berkarakter dewasa dan mampu menjadi tumpuan eksistensi bangsanya.  Kenyataannya, pelajaran sejarah khususnya pengenalan peristiwa dan tokoh pahlawan kemerdekaan tersebut sekarang ini hanya dianggap sebagai suatu pelajaran yang dirasa sangat membosankan, hanya untuk dihapalkan , bahkan tidak penting oleh anak-anak sekolah dasar. Pelajaran itu dianggap sebagai salah satu pelajaran formalitas dan hanya menghafal sehingga esensi awal dari perencanaan pelajaran tersebut sebagai suatu proses pembentukan karakter anak-anak pun sudah semakin menghilang. Dengan metode pembelajaran yang sama setiap tahunnya, membuat anak hanya terpaku untuk menghafal nama-nama para tokoh tanpa mengenal lebih jauh tentang para tokoh pahlawan tersebut dan apa kontribusi yang telah dilakukannya untuk bangsa Indonesia.

 

Dari permasalahan-permasalahan diatas, kami akhirnya memutuskan untuk membuat suatu program kerja yang dapat membantu siswa siswi dalam memahami pelajaran sejarah lebih mudah di dalam kelas. Program kerja tersebut adalah Sosiodrama dimana sosiodrama ini nantinya diharapkan bisa menjadi salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam penyampaian materi Sejarah kepada siswa-siswa yang ada di SDN Tegalgondo. Dalam dunia pendidikan, sosiodrama adalah cara mengajar yang memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu. Nantinya setiap siswa akan diberikan peran yang berbeda dan memainkan cerita sesuai dengan skenario atau teks yang diberikan.

 

Dalam penyampaian program ini, yang kami lakukan pertama adalah memberikan pengenalan mengenai Sosiodrama kepada siswa-siswi SDN Tegalgondo. Setelah mereka mengerti apa itu sosiodrama, apa fungsinya, dan bagaimana cara melakukannya, kami melakukan pemilihan peran sesuai dengan tokoh-tokoh pahlawan Indonesia yang terlibat dalam peristiwa Detik-Detik Proklamasi. Siswa-siswi SDN Tegalgondo terlihat sangat antusias tentang sosiodrama ini. Mereka sangat menghayati peran yang mereka dapatkan ketika bermain sosiodrama. Setelah bermain sosiodrama ini, kami melakukan kuis dengan memberi pertanyaan-pertanyaan seputar Detik-detik Proklamasi yang tadi mereka mainkan dan terlihat bahwa mereka bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan bahkan ada yang berebutan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

 

Dengan begitu, kami simpulkan bahwa Sosiodrama bisa sangat bermanfaat untuk siswa-siswi dalam menerima pelajaran Sejarah di sekolah. Karena selain mereka diajak untuk bermain peran, sosiodrama juga bisa mengajarkan mereka untuk berani mengungkapkan pendapat secara lisan, memupuk kerjasama diantara para siswa, bisa membuat mereka menunjukan sikap berani dalam memerankan tokoh yang diperankan, siswa dapat menjiwai tokoh yang diperankan., siswa memberikan tanggapan terhadap pelaksanaan jalannya sosiodrama yang telah dilakukan, dan dapat melatih cara berinteraksi dengan orang lain.

 

Kami berharap bahwa kedepannya, guru-guru mata pelajaran Sejarah di Indonesia dapat mengaplikasikan Sosiodrama ini kedalam materi pembelajaran mereka agar siswa-siswi dapat lebih mudah mengerti, memahami, dan mengingat materi yang diberikan kepada mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun