Mohon tunggu...
Catharina Fitrianty
Catharina Fitrianty Mohon Tunggu... -

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sakitku Sembuh Tanpa Obat Dokter

23 Juni 2014   18:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:33 4067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah mempunyai penyakit yang menurut dokter susah untuk disembuhkan, bahkan ada yang mengatakan tidak bisa sembuh total tetapi hanya sembuh sementara atau paling hanya berkurang intensitas rasa sakitnya.

Tetapi ternyata semua teori yang secara medis dibenarkan tersebut, tidak berlaku terhadap penyakit saya. Alhamdulillah penyakit saya sembuh total tanpa harus minum obat obatan yang mengandung kimiawi berbahaya ataupun bantuan para normal. Yang pasti kesembuhan ini atas pertolongan dari Yang Maha Kuasa, yang telah berkenan mengabulkan doa doa saya. Karena saya percaya hanya Dia lah yang menyembuhkan dikala kita sakit.

Tentu pembaca ingin mengetahui apa dan bagaimana penyakit yang pernah saya alami,

Umumnya seorang remaja ( waktu itu saya masih remaja ) ingin menjaga agar badan tumbuh secara proporsional, untuk menjaga keseimbangan biasanya sering melakukan makan berpantang, tetapi justru kurang proporsional, singkat kata saya terserang penyakit lambung. Ketika perut kosong maka akan terasa perih dan melilit, juga disekitar ulu hati terasa nyeri. Lambat laun penyakit ini semakin menjadi, terbukti setiap saya makan, langsung terasa mual kemudian makanan di keluarkan kembali, bahkan kadang disertai darah segar. Minum satu sendok air kopi sudah tidak sanggup, padahal sebelumnya sehari sekali sambil belajar pasti ditemani segelas kopi. Kedokter ?, ini sudah sering saya lakukan sampai timbul rasa jenuh. Karena sudah beberapa obat dokter saya konsumsi, tetapi hasilnya belum juga kelihatan, maka ketika terakhir saya kembali lagi berobat, dokter menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan lebih intensif dengan tindakan Endoskopi, menurut informasi sepintas yang saya peroleh dari dokter, yaitu memasukan alat ke dalam lambung melalui mulut dengan tujuan untuk memeriksa keadaan didalam lambung. Terus terang saya takut dan ngeri, bisa dibayangkan jika kerongkongan akan dimasukan benda asing, sementara kena senggol jari sedikit saja bisa berakibat terasa mual dan muntah. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak melanjutkan. Bukan saya pasrah menerima keadaan, tapi terus berusaha mengobati penyakit dengan cara saya sendiri, banyak minum air putih, tujuan menurut logika saya sekadar untuk mengurangi atau menetralisir kadar asam lambung agar tidak terus menerus menggores dinding lambung. Sedangkan untuk mengurangi rasa lapar saya hanya makan sedikit bubur, meski rasa mual masih tetap menggejala. Ada halyang lebih penting dan terus menerus saya lakukan adalah berdoa setiap saat, sesuai keyakinan saya untuk memohon petunjuk agar mendapatkan kesembuhan.

Suatu saat timbul keinginan saya untuk makan papaya, padahal terus terang buah papaya biasanya buah yang dihindari oleh kebanyakan kaum hawa khususnya yang masih remaja termasuk saya, mengapa demikian saya sendiri kurang mengerti. Itu hanya nasehat yang pernah saya terima secara turun temurun dari kebanyakan sesepuh kita.

Dari keisengan makan buah papaya, akhirnya menjadi kebiasaan yang rutin saya lakukan sampai sekarang, dan anehnya setelah saya banyak mengkonsumsi papaya, rasa mual dan nyeri di ulu hati tidak pernah datang lagi.Pola makan saya juga sudah normal kembali tanpa ada pantangan apapun, bahkan saya juga sudah bisa minum kopi satu gelas penuh seperti dulu.

Pengalaman lain yang pernah saya alami adalah ketika saya tidak bisa makan ikan apapun atau lebih tepatnya binatang yang hidup di air. Padahal ikan dan sejenisnya adalah sumber protein yang baik, selain rasanya enak tetapi juga menyehatkan. Saya ingin sekali menyantap jenis makanan ini tetapi setiap mencoba mencicipi, lima menit kemudian sekujur tubuh terasa gatal, sampai bentol bentol besar. Reaksi gatal akan cepat timbul kalau makan, kepiting, udang atau ikan tongkol. Bahkan kuahnya saja tidak bisa tertelan.

Sehingga kemanapun saya pergi, di dalam tas saya selalu tersimpan pil CTM (Chlorpheniramin Malea ), karena hanya obat inilah yang dapat menghentikan rasa gatal ketika saya salah makan makanan terrtentu. Meski harganya sangat murah tapi obat ini sangat mujarab tapi sayangnya belum tentu tersedia di warung atau toko obat, sehingga saya selalu menyimpan untuk persediaan.

Ketergantungan ini membuat saya tertekan dan sebagian kebebasan saya tersandera, karena tanpa obat tsb saya tidak dapat menyantap makanan yang saya inginkan

Tetapi saya pantang menyerah dan terus berusaha mengatasi. Prinsip saya selama makanan itu halal mengapa tidak dicoba.

Saya bertekad harus bisa menghentikan makan CTM, apapun resikonya, karena saya sadar CTM merupakan jenis obat-obat kimiawi, apabila dikonsumsi secara terus menerus lambat laun akan berpengaruh terhadap kesehatan. Lantas bagaimana cara mengatasi apabila rasa gatal saya timbul, mana kala salah makan. Dalam benak saya perasaan gatal hanya sugesti. Saya harus bisa mengalahkan perasaan/sugesti sambil terus berpikir dan mencoba-coba obat alami yang tidak ada dampak bagi kesehatan tubuh.

Dari buku buku yang saya baca ternyata bawang putih banyak mempunyai manfaat untuk kesehatan. Saya akan mencoba dan mencoba ! Dengan mengucap bismilah saya mencoba makan udang rebus sambil makan bawang putih, meski terasa pedas dan aromanya menyengat saya tetap mengunyah.

Kenapa saya memilih udang, karena tubuh saya sangat sensitive terhadap udang, jangankan makan udangnya mencicipi kuah udang sedikit saja langsung gatal. alhamdulilah setelah saya tunggu satu jam badan saya tidak ber reaksi gatal sedikitpun, padahal sebelumnya, lima menit setelah makan udang (meski hanya sedikit)sudah terasa gatal disekujur tubuh. Dari pengalaman ini saya mulai mencoba ke jenis yang lain, diantaranya, kepiting, cumi, dan berbagai jenis ikan laut maupun tawar dengan porsi yang terus ditambah. Bedanya kalau dulu bawang putihnya langsung saya kunyah, tetapi kali ini saya blender halus dengan dicampur sedikit garam.Akhirnya saya sekarang terbebas dari alergi yang diakibatkan makan ikan dan sejenisnya. Tanpa harus makan obat pencegah gatal dan alergi.

Justru sekarang makan ikan dan sejenisnya menjadi kesukaan saya, baik digoreng, direbus atau dimasak apa saja tanpa kuatir sedikitpun, pasti akan saya makan.

Secara medis saya juga tidak dapat menjelaskan bagaimana ini bisa terjadi, tapi yang jelas dengan semangat dan niat untuk mendapatkan kesembuhan, percaya diri serta doa maka semua penyakit akan dapat disembuhkan atas kehendak Nya. Karena hanya Dia lah yang menyembuhkan dikala kita sakit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun