Jika bertandang ke kota Yogyakarta, sempatkanlah untuk datang ke desa Kasongan. Letaknya tidak jauh dari pusat kota, hanya 9km disebelah selatan. Untuk mengenal lebih dekat dengan sentra industri desa Kasongan, berjalan kaki adalah pilihan terbaik karena kita bisa keluar masuk ke bagian-bagian proses pembuatan keramik. Mulai dari pengolahan tanah liat, pembentukan model, hingga proses pembakaran dan pewarnaan. Di desa Kasongan kita dapat melihat puluhan bahkan ratusan keramik yang ditata rapi di toko toko setempat. Pada masa penjajahan Kolonial Belanda, terjadi peristiwa yang sangat meresahkan warga setempat, karena ditemukan seekor kuda milik Reserse Belanda mati diatas tanah milik warga. Warga sangat takut dan tidak ada yang berani mengakui tanah tersebut, dan hal itu diikuti oleh warga lainnya. Tanah yang sudah terlepas akhirnya diakui dan dihuni penduduk lain, akibatnya mereka tak mempunyai tanah persawahan lagi disana. Warga setempat, akhirnya memilih menjadi pengrajin keramik untuk mata pencaharian serta perabot rumah sampai sekarang. Desa Kasongan terletak di pedukuhan Kajen pegunungan rendah dan bertanah gamping. Hingga saat ini desa Kasongan sangat terkenal dengan kerajinan gerabah dan mempunyai kualitas export. Pada dasarnya proses pembuatan gerabah bisa dibagi dalam dua bagian, yaitu dengan cara cetak untuk pembuatan dalam jumlah banyak atau langsung dengan tangan. Proses pembuatan dg menggunakan tangan pada keramik yang berbentuk silinder, dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit pada tanah liat dan diletakkan diatas tempat yang dapat diputar.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H