Mohon tunggu...
Jetha Surjadarma
Jetha Surjadarma Mohon Tunggu... Lainnya - -

.

Selanjutnya

Tutup

Film

Seputar Harsa Bersama Keluarga di Bawah Indahnya Nabastala saat Ramadan

24 Maret 2024   21:25 Diperbarui: 24 Maret 2024   22:44 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

bioskoponline.com
bioskoponline.com

Pada film ini juga terdapat pembelajaran/pemaknaan yang dapat menjadi contoh baik bagi para penonton. Beberapa amanat sengaja disampaikan secara transparan seperti pada salah satu adegan pada sub tema/cerita kedua 'Ramadhan Pertama' ketika Mpok Kokom mengucapkan syukurnya atas penghasilan menjual takjil di hari itu. Ramadhan itu memberikan rezeki bagi keluarga Mpok Kokom serta dirinya. Adegan ini ingin menyampaikan bahwa kita harus bisa lebih bersyukur atas segala hal. Selain itu film ini juga menunjukan nilai toleransi antar umat beragama seperti pada cerita keempat 'Hilal', seorang selebgram yang ikut memeriahkan Ramadhan dengan menunjukan sikap toleransi, dia membagikan sedekah kepada umat muslim yang sedang merayakan Ramadhan tanpa ingin direkam, hal tersebut menunjukan bahwa tindakan yang dilakukan secara tulus tanpa mengharapkan imbalan apapun.

bioskoponline.com
bioskoponline.com

bioskoponline.com
bioskoponline.com

4. Evaluasi

Sebagai pecinta dan penikmat film, "Kalo Gak Ada Ramadhan" merupakan salah satu film Indonesia yang didalamnya terkandung banyak pesan moral bagi penontonnya, terutama bagi para pemeluk agama Islam. Film ini memiliki kelebihan dan kekurangannya yang bisa dikatakan cukup seimbang, tidak terlalu timpang antara kekuatan yang dimiliki film serta kelemahannya baik dari berbagai sisi. Untuk kelebihan pertama pada film ini dapat dilihat sisi karakter, dengan menggunakan teori enam pilar karakter dari Josephson Institute of Ethics yaitu Respect, Trustworthiness, Responsibility, Fairness, Caring, Citizenship. Mayoritas tokoh pada film ini sangat totalitas dalam memerankan karakternya, seperti contoh Geby yang non-muslim dapat menghormati sesamanya dan menunjukan sikap toleransi antar umat beragama, peduli. Tidak hanya Geby saja, tetapi tokoh lainnya seperti Mursali, Muryanto, Mpok Kokom, Hafis, dan yang lainnya dapat memerankan karakter dengan seoptimal mungkin dan penuh penghayatan, di setiap adegan yang dilakukannya tidak dengan setengah hati.

Selanjutnya film ini memiliki keunggulan dalam Pemilihan Sudut Pengambilan Video (Angle Selection), bagaimana suatu adegan atau objek disajikan kepada penonton. Pemilihan sudut pengambilan ini mencakup berbagai pilihan posisi kamera yang dapat memengaruhi cara penonton memahami dan merasakan konten yang ditampilkan dalam video. Angle Selection ini juga terbagi menjadi beberapa unsur lainnya, salah satunya adalah Sudut Tengah (Mid-Level Angle) sebagai bukti pada film ini dapat menunjukan adegan netral yang dengan posisi simetris, keseluruhan gambar dapat ditangkap dari atas kepala hingga ke pinggang, salah satunya pada adegan ketika Hafis ngobrol dengan adiknya di malam hari

bioskoponline.com
bioskoponline.com

Pengambilan Video ini juga didukung oleh aplikasi pewarnaan yang sesuai dalam hal pengeditannya. Bahwa warna yang ditampilkan di setiap scene/adegannya sesuai dengan konsep pewarnaan yang ada, dengan teori warna atau color theory yang kurang lebih mengatakan bahwa warna memiliki kekuatan pada respons emosional para penonton, pewarnaan pada film dapat memicu reaksi psikologis penonton, memberikan detail visual, mendukung karakter pada film, serta memetakan alur cerita film tersebut. Kontras pada film "Kalo Gak Ada Ramadhan" dari awal film hingga akhir film dapat memanjakan mata para penonton, kesesuaian pengaplikasian warna di setiap adegan yang tidak tabrakan dengan latar waktunya seperti di pagi hari, siang, dan malam, mendukung adegan karakter yang ada. Dapat dilihat pada adegan di menit 40:04 ketika Hafis bersama Ibunya, nuansa warna yang dominan oranye, dipadukan oleh kuning mendukung suasana sedih dari kedua tokoh tersebut lebih matang, dan secara visual ikut memberikan korelasi  emosi kepada para penonton.

bioskoponline.com
bioskoponline.com

Sedangkan kelemahan pada film ini adalah bagian pergantian alur dari cerita pertama, ke cerita berikutnya seperti contoh pergantian alur dari Tertimpa Uzur ke alur Ramadhan Pertama. Adegan Mursali ke Mpok Kokom yang tidak memiliki basa basi dan langsung pindah begitu saja cenderung terkesan kurang dan tidak enak untuk dilihat. Pergantian alur bisa terjadi karena penulisan skenario atau script writing, menurut teorinya skenario memiliki fungsi sebagai kerangka sebuah film dan pedoman pembuatan film (sutradara) terkait hasil akhir film tersebut. Dengan durasi setiap scenenya yang relatif singkat serta pergantian adegan yang cenderung kaku tidak ada basa basi, film ini kurang memberikan klimaks bagi penontonnya serta kurang memberikan nuansa daya tarik lebih. Terutama dalam mencerna dari adegan satu ke adegan lainnya. Bagi saya sendiri mungkin film ini bisa dijadikan sebuah serial. Dimana setiap episode nya menceritakan lebih detail adegan tokoh serta lebih rinci dan endingnya yang tidak terlalu dipaksakan untuk selesai sampai situ, yang harusnya bisa lebih kompleks dan puncak klimaksnya bisa terpampang jelas, sehingga penonton bisa lebih mengerti tentang film tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun