Mohon tunggu...
Jessyka Malau
Jessyka Malau Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Penikmat musik dan kopi hitam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

3 Tips Memperkuat Relasi Orangtua dan Anak Remaja Saat di Rumah Saja

23 November 2020   19:55 Diperbarui: 24 November 2020   06:20 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangtua menikmati waktu berkualitas dengan remaja (Foto: chicagotribune.com)

Ketiga, menikmati waktu berkualitas
Waktu berkualitas berarti melibatkan keterhubungan dan keterlibatan dari pihak orangtua dan remaja. Jadi, kegiatan yang dilakukan oleh orangtua dan remaja tidak sekadar duduk bersama, namun ada kegiatan yang sengaja dirancang untuk menghasilkan komunikasi/interaksi yang positif dan bermakna.

Caranya? Kita dapat membangun kebiasaan baru atau mengulang kembali kebiasaan lama yang berkesan. Temukan kegiatan yang menarik, sederhana, dan tidak butuh banyak biaya. Misalnya: mulai kebiasaan baru dan kekinian seperti, berkebun bersama, berolahraga bersama, bermain Tiktok, cover lagu di Youtube dan lainnya.

Orangtua menikmati waktu berkualitas dengan remaja (Foto: chicagotribune.com)
Orangtua menikmati waktu berkualitas dengan remaja (Foto: chicagotribune.com)
Orangtua juga dapat mengulang kembali kebiasaan lama remaja saat masa kanak-kanak. Misalnya, saat kecil, mereka suka bermain masak-masakan. Orangtua dapat mengajak remaja untuk terlibat dalam menyiapkan makan malam keluarga.

Intinya, kegiatan dalam waktu berkualitas wajib melibatkan peran orangtua dan remaja serta menghidupkan interaksi mereka. Akhirnya, waktu berkualitas bersama keluarga menjadi pengalaman yang berkesan dan akan terkenang seumur hidup.

Relasi yang baik dan berkualitas tidak dapat dibangun dalam satu malam, melainkan harus diupayakan hari lepas hari. Keluarga, baik orangtua dan remaja perlu mencermati kembali, "Apa yang dapat keluarga saya lakukan dengan potensi atau kekuatan yang dimiliki?" Berdasarkan jawaban dari pertanyaan ini, maka ketiga langkah praktis yang saya usulkan dapat dikerjakan sesuai dengan kondisi dan latar belakang masing-masing keluarga. 

Saya hakul yakin bahwa kita semua berharap dan menginginkan pandemi segera berakhir. Tidak ada satu pun keluarga yang betah beraktivitas secara terus-menerus di rumah saja. 

Oleh karena itu, mari tetap berupaya memperkuat relasi orangtua dan remaja dengan potensi yang kita punya. Demi membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera! 

Catatan:

(1) Mayra Vargas. 2015. "Positive Communication between Teens and Parents" dalam situs Adolescent Counseling Service. https://www.acs-teens.org/positive-communication-between-teens-and-parents/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun