"Ceritakan padaku,
bagaimana bisa hingga detik ini
kau tumbuh tangguh?"
tanya mawar penuh ragu
Rumput liar pun berkata,
"Berbahagialah karena kau tercipta begitu indah!Â
Kau tidak akan pernah mereka-reka
kekuatan hebat yang tercipta di balik aniayaÂ
Meski kaki manusia menginjakku
Matahari panas membakarku,Â
Masih ada air langit yang menyegarkan,Â
dan gundukan ketandusan yang menguatkan
Lagipula ada bunga cantik sepertimu
yang tak enggan berdiskusi denganku
Pernahkah kau dengar, mawar?Â
Jarak yang terbentang
antara kelahiran dan kematian,Â
disebut manusia sebagai usia.Â
Namun, coba kau lihat!
Aku bahkan tak ingat,Â
berapa lama aku merambat
berakar di tanah liat
Seperti air yang berakhir di lautan samudera,
Demikian pula kita kelak musnah
menjadi debu tanah
Bukankah demikian hukum alam tercipta?
Setiap yang hidup pasti mati
Tiada tawar menawarnya lagi
Oh, sungguh ajaib luar biasaÂ
kebijakan Sang Pencipta alam raya!
Semua yang berasal dariNya
akan kembali lagi kepadaNya
Kelak, aku dan kamu pun jua"
Yogyakarta, 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H