Mohon tunggu...
Jessyka Malau
Jessyka Malau Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Penikmat musik dan kopi hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Dialog Mawar dan Rumput Liar

20 Oktober 2018   23:22 Diperbarui: 29 Oktober 2018   01:01 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ceritakan padaku,

bagaimana bisa hingga detik ini

kau tumbuh tangguh?"

tanya mawar penuh ragu

Rumput liar pun berkata,

"Berbahagialah karena kau tercipta begitu indah! 

Kau tidak akan pernah mereka-reka

kekuatan hebat yang tercipta di balik aniaya 


Meski kaki manusia menginjakku

Matahari panas membakarku, 

Masih ada air langit yang menyegarkan, 

dan gundukan ketandusan yang menguatkan

Lagipula ada bunga cantik sepertimu

yang tak enggan berdiskusi denganku


Pernahkah kau dengar, mawar? 

Jarak yang terbentang

antara kelahiran dan kematian, 

disebut manusia sebagai usia. 

Namun, coba kau lihat!

Aku bahkan tak ingat, 

berapa lama aku merambat

berakar di tanah liat

Seperti air yang berakhir di lautan samudera,

Demikian pula kita kelak musnah

menjadi debu tanah

Bukankah demikian hukum alam tercipta?

Setiap yang hidup pasti mati

Tiada tawar menawarnya lagi


Oh, sungguh ajaib luar biasa 

kebijakan Sang Pencipta alam raya!

Semua yang berasal dariNya

akan kembali lagi kepadaNya

Kelak, aku dan kamu pun jua"

Yogyakarta, 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun