Tersungkur, aku malu
di balik hati yang lumpuh
Penuh peluh aku bertaruh,
namun tetap tak berani maju
Kesesakan mengerumuni,
Kegetiran pun menyelubungi
Tak ada celah untuk berdiri,
atau berlari menyelamatkan diri
Kutoleh ke belakang,
Adakah yang mengamati?
Kutatap nanar ke segala penjuru
Adakah yang peduli?
Kucoba menelusuri secercah,
raksasa kesombongan malah menutupi
Kusendengkan telinga mencari nada indah,
terdengar jiwa kerdil yang bernyanyi
Lalu, muncul Sang Suluh
Berbajukan cinta kasih,
Berselimutkan harapan
Menyelubungi relung hati,
Memegang masa depan
PadaNya, aku bersimpuh
tak gentar cahayaNya kurengkuh
Jakarta, Oktober 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H