Mohon tunggu...
Jessyka Malau
Jessyka Malau Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Penikmat musik dan kopi hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sang Suluh

15 Oktober 2018   21:25 Diperbarui: 15 Oktober 2018   21:33 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tersungkur, aku malu
di balik hati yang lumpuh
Penuh peluh aku bertaruh,
namun tetap tak berani maju

Kesesakan mengerumuni,
Kegetiran pun menyelubungi
Tak ada celah untuk berdiri,
atau berlari menyelamatkan diri

Kutoleh ke belakang,
Adakah yang mengamati?
Kutatap nanar ke segala penjuru
Adakah yang peduli?

Kucoba menelusuri secercah,
raksasa kesombongan malah menutupi
Kusendengkan telinga mencari nada indah,
terdengar jiwa kerdil yang bernyanyi

Lalu, muncul Sang Suluh
Berbajukan cinta kasih,
Berselimutkan harapan
Menyelubungi relung hati,
Memegang masa depan

PadaNya, aku bersimpuh
tak gentar cahayaNya kurengkuh

Jakarta, Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun