Mohon tunggu...
Jessyka Malau
Jessyka Malau Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Penikmat musik dan kopi hitam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Cinta dan Obsesi

9 Juli 2018   17:42 Diperbarui: 9 Juli 2018   21:46 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perasaan tergila-gila (infatuation) adalah suatu proses yang wajar terjadi, namun hanya berlangsung sementara. Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa fase ini hanya berlangsung selama 3-6 bulan saja.

 Hal ini disebabkan karena perasaan tergila-gila itu adalah emosi yang bersifat fluktuatif; naik turun. Sama seperti gelombang air laut yang pasang surut. Tidak bisa stabil terus menerus. Sulit bagi kita untuk memunculkan perasaan ini setiap waktu. Apabila kita hanya fokus pada perasaan itu dan berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankannya, maka secara tidak langsung kita sedang menumbuhkan obsesi. 

Bayangkan apa yang terjadi apabila kita membangun relasi hanya didasarkan oleh perasaan itu? Ya, ada banyak pasangan yang akhirnya memilih berpisah karena merasa tidak lagi merasa seperti pertama kali bertemu. Ada yang berubah. Tidak ada muncul chemistry atau percikan asmara. Tidak ada lagi perasaan tergila-gila. 

Lain halnya apabila kita menanggapi perasaan itu secara positif dengan menunjukkan bahwa kita peduli pada orang yang dicintai melalui perbuatan sehari-hari, sekecil apapun itu. Itulah yang dinamakan dengan "cinta yang sebenarnya". Cinta yang membutuhkan  komitmen, intimasi dan usaha aktif hari lepas hari agar perasaan saling memiliki dan membutuhkan dapat bertumbuh dan berkembang secara wajar pada kedua belah pihak.

Kembali lagi pada kisah Sabari. Saya meyakini bahwa awalnya Sabari memang mengalami obsesi terhadap Lena. Menariknya, di akhir cerita, saya menemukan esensi cinta dan ketulusan Sabari. Hal ini terjadi setelah lahirnya Amiru, buah cinta dari pernikahannya dengan Lena. Sabari menegaskan pada anaknya, 

"Ingat, Boi, dalam hidup ini semuanya terjadi tiga kali. Pertama, aku mencintai ibumu, kedua aku mencintai ibumu, ketiga aku mencintai ibumu." (Ayah, hal.394)

Antara cinta dan obsesi. Mana yang Anda pilih?

Selamat membangun cinta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun