Perubahan akibat perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi dalam aspek budaya adalah terjadi akulturasi budaya secara sadar atau tidak, perubahan sistem nilai dan norma, terjadinya kecenderungan gaya hidup tang tinggi, dan aliran- aliran yang bertentangan dengan budaya semakin mudah masuk.
Globalisasi tidak hanya memberikan dampak positif saja, namun juga dapat membawa dampak negatif kepada masyarakat yang ada. Dampak negatif globalisasi bukan persoalan baru yang menimpa negara maju ataupun berkembang. Globalisasi bisa berdampak secara langsung terhadap kehidupan masyarakat dalam suatu negara secara universal atau umum.
Adanya dampak negatif dari globalisasi ini juga dipengaruhi oleh perkembanag IPTEK. Dampak negatif globalisasi yang pertama yakni meningkatnya tindakan kriminalitas dimana hal tersebut meresahkan kehidupan masyarakat. Seperti pada tahun 2016, kejahatan mencapai angka kenaikan sebesar 41. 033 kasus.Â
Baca juga:Â Peran Pancasila Dalam Era Globalisasi untuk Generasi Muda
Kriminalitas termasuk penyimpangan sosial, yang tindakannya mengarah pada ranah melanggar nilai maupun norma hukum. Yang menyebabkan adanya kriminlaitas adalah, seperti adanya kesenjangan didalam masyarakat sehingga membuat adanya rasa iri hati atau kecemburuan sosial. Kejahatan transnasional ini terbagi atas beberapa kejahatan, di antaranya adalah kasus narkoba, cyber crime, perdagangan manusia, hingga terorisme.
Nilai-nilai budaya dari luar menjadi sangat cepat masuk di negara Indonesia, melalui internet, televisi, ataupun media cetak. Dengan demikian, mereka akan lebih menyukai produk luar, misalkan ada yang menjual merchandise dan membelinya dari luar negeri, sehingga membuat mereka lebih menyukai produk asing dan budaya asing. Alangkah baiknya orang tua mengawasi setiap perkembangan anaknya, agar tetap menjaga norma dan adat istiadat yang berlaku.
Derasnya arus informasi membuat kecenderungan yang mengarah pada pemudaran nilai-nilai adat hingga pelestarian budaya yang semakin melemah. Sehingga, budaya yang telah diwariskan oleh leluhur kita, sudah sirna dan jarang ditemukan sekarang ini. Globalisasi mampu mengubah siapa saja dan menimbulkan sikap individualistik, serta matrealistis.
Masyarakat menjadi kurang peka terhadap sesuatu yang terjadi di lingkungan sendiri, sehingga menyebabkan hilangnya semangat gotong royong. Sekarang ini, sikap gotong royong yang bisa menjadi alat komunikasi dan informasi yang cukup efektif, dan menjalin tali silaturahmi sudah sulit kita jumpai.
Sebagai pelajar upaya saya untuk menghadapi globalisasi adalah terus mencintai produk dalam negri. Mencintai produk lokal merupakan sikap yang bisa dikembangkan untuk menghindari gaya hidup ala barat yang berlebihan. Kita harus harus bisa menyaring kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan lokal.
Pelajar juga harus terus mengingat nilai- nilai Pancasila dengan baik. Dengan kita bisa terus mengingat, kita akan bisa menghargai dan menghormati, sehingga kita dapat tetap menghormati budaya Indonesia meski sudah banyak budaya asing yang masuk ke kehidupan sehari-hari kita.
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki Sumbar Daya Alam yang luar biasa bagusnya. Kita memiliki SDA yang berlimpah, maka dari itu kita harus terus menjaganya dengan baik dan melestarikannya semaksimal mungkin.