Organisasi juga mendapat manfaat strategis dari keberagaman tenaga kerja ketika mereka mengekstraksi talenta, kinerja, pangsa pasar, dan pemasok terbaik dari berbagai negara dan dunia. Manfaat strategisnya adalah dengan tenaga kerja yang beragam, organisasi dapat mengantisipasi dan merespons perubahan kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Karyawan yang beragam membawa beragam sudut pandang dan pendekatan terhadap peluang, yang dapat meningkatkan cara organisasi memasarkan ke berbagai konsumen.
Tenaga kerja yang beragam juga dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif, terutama karena inovasi tumbuh subur dalam lingkungan seperti itu. Laporan yang dibuat oleh Ernst & Young menyatakan bahwa "keberagaman budaya menawarkan fleksibilitas dan kreativitas yang kita perlukan untuk menciptakan kembali perekonomian global di abad kedua puluh satu.". Memanfaatkan suara dan sudut pandang yang berbeda dapat menjadi faktor yang kuat dalam mengarahkan inovasi. Perusahaan yang ingin memimpin industrinya perlu menemukan cara untuk untuk menghasilkan perdebatan sengit yang dapat menciptakan ide-ide baru. Dan penelitian menunjukkan bahwa sudut pandang yang berbeda dapat melakukan hal tersebut. "Keberagaman memperkuat inovasi, membantu dunia usaha menghasilkan produk dan layanan baru."
Langkah pertama dalam menjadikan keberagaman sebagai kekuatan adalah dengan membangun budaya inklusif. Pimpinan perusahaan harus menunjukkan komitmen mereka terhadap keragaman dan inklusi melalui pernyataan tertulis dan tindakan nyata. Perlu diadakan pelatihan tentang keragaman dan inklusi untuk semua karyawan, serta menciptakan ruang terbuka untuk dialog dan diskusi tentang isu-isu keragaman.
Selanjutnya, penting untuk mendorong komunikasi dan kolaborasi antar karyawan dari berbagai latar belakang. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk tim yang beragam, mengadakan acara dan kegiatan yang mendorong interaksi antar budaya, dan menerapkan strategi komunikasi yang inklusif.
Perusahaan juga perlu mengembangkan program pelatihan untuk membantu karyawan memahami bias unconscious, berkomunikasi secara efektif dalam budaya yang berbeda, dan membangun tim yang beragam.
Terakhir, perusahaan harus menerapkan kebijakan yang adil dan tidak diskriminatif dalam rekrutmen, pengembangan, dan promosi karyawan. Kebijakan fleksibilitas kerja juga dapat membantu karyawan untuk menyeimbangkan kehidupan kerja dan pribadi mereka.
Menjadikan keragaman sebagai kekuatan membutuhkan waktu dan usaha, namun manfaatnya sangatlah besar. Dengan membangun budaya inklusif, perusahaan dapat meningkatkan kinerja, mencapai keunggulan kompetitif, dan menjadi pemimpin di era globalisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H