Globalisasi mengacu pada proses dimana organisasi mengembangkan pengaruh atau operasi melintasi batas internasional. Ciri khasnya adalah ia mengasumsikan perbatasan terbuka antar negara dan perdagangan bebas. Artinya, misalnya, pemerintah menerapkan tarif perdagangan minimal terhadap barang-barang yang masuk ke suatu negara dari negara lain. Ketika globalisasi berjalan sepenuhnya, globalisasi akan memungkinkan pergerakan bebas orang, barang, investasi, dan teknologi informasi melintasi batas negara.
Tidak ada satu pun dari kita yang bebas dari pasar global. Lihatlah sekeliling. Jutaan orang Amerika mengendarai mobil "Jepang"---meskipun mungkin dibuat di Ohio, Kentucky, atau Texas. Perusahaan konstruksi Tiongkok membangun hotel dan apartemen di Dubai. Film yang baru-baru ini Anda tonton dibuat di Selandia Baru. Ponsel cerdas Anda mungkin dirakit di China dan sepatu Anda dibuat di Italia. Dan selada yang Anda beli di supermarket kemungkinan besar ditanam di Meksiko. Meskipun terdapat peningkatan fokus pada sisi buruk globalisasi---dan kita akan membahasnya secara panjang lebar dalam bab ini---perusahaan bisnis, universitas, badan amal, dan sebagian besar organisasi nirlaba semakin banyak yang beroperasi melintasi batas-batas negara.
Dengan globalisasi yang tampaknya akan terus berlanjut, para manajer dan calon manajer perlu memastikan bahwa mereka memiliki sikap dan keterampilan yang dibutuhkan oleh manajemen global. Manajer perlu terus mengembangkan sikap geosentris dan membangun kepekaan lintas budaya. Mereka harus merasa nyaman bekerja dengan orang-orang dari budaya lain. Dan mereka harus fleksibel---terbuka untuk menerima perbedaan dalam bahasa, kepribadian, motivasi, kebiasaan kerja, dan gaya manajemen.
Apa itu Keberagaman di Tempat Kerja?
Karena didasarkan pada undang-undang hak-hak sipil dan keadilan sosial, kata keberagaman sering kali memunculkan beragam sikap dan respons emosional dalam masyarakat. Keberagaman secara tradisional dianggap sebagai istilah yang digunakan oleh departemen sumber daya manusia, terkait dengan praktik perekrutan yang adil, diskriminasi, dan ketidaksetaraan. Namun keberagaman saat ini dianggap jauh lebih penting.
Saat ini, keberagaman tenaga kerja didefinisikan sebagai cara di mana orang-orang dalam suatu organisasi berbeda dan serupa satu sama lain. Hal ini mengakui bahwa manajer dan organisasi harus memandang karyawan memiliki kualitas yang sama serta perbedaan yang membedakan mereka. Hal ini tidak berarti bahwa perbedaan-perbedaan tersebut menjadi kurang penting, namun kita sebagai manajer harus  mencari cara untuk mengembangkan hubungan yang kuat dan melibatkan seluruh tenaga kerja.
Berikut adalah beberapa manfaat dari adanya keberagaman di tempat kerja:
- MANAJEMEN MANUSIA
Manfaat manajemen sumber daya manusia yang diperoleh organisasi karena upaya keberagaman tenaga kerjanya berkisar pada menarik dan mempertahankan tenaga kerja yang berbakat. Organisasi mengandalkan karyawan yang cakap dengan keterampilan, kemampuan, dan pengalaman yang tepat untuk mencapai tujuan mereka.
Upaya keberagaman tenaga kerja yang positif dan eksplisit dapat membantu organisasi menarik lebih banyak pelamar dan memanfaatkan talenta terbaik yang dapat dibawa oleh individu-individu tersebut ke tempat kerja. Selain itu, karena organisasi lebih mengandalkan tim karyawan, tim kerja dengan latar belakang beragam sering kali membawa perspektif berbeda dan unik dalam diskusi, sehingga dapat menghasilkan ide dan solusi yang lebih kreatif.
- MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI
Manfaat kinerja yang diperoleh organisasi dari keragaman tenaga kerja mencakup penghematan biaya dan peningkatan fungsi organisasi. Penghematan biaya dapat menjadi signifikan ketika organisasi yang mengembangkan tenaga kerja yang beragam mengurangi pergantian karyawan, ketidakhadiran, dan paparan terhadap tuntutan hukum. Selain gender dan ras, diskriminasi terhadap usia, disabilitas, atau orientasi seksual menyebabkan karyawan mengajukan keluhan, dan, sering kali, mencari pekerjaan baru.
Kinerja organisasi dapat ditingkatkan melalui keragaman tenaga kerja karena peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan fleksibilitas sistem. Sebuah organisasi dengan tenaga kerja yang beragam dapat memanfaatkan keragaman keterampilan dan kemampuan yang dimiliki, dan fakta bahwa tenaga kerjanya beragam memerlukan proses dan prosedur yang lebih akomodatif dan inklusif. Penelitian menegaskan bahwa tim kepemimpinan yang beragam membuat keputusan yang lebih baik, menghasilkan penjualan yang lebih tinggi, dan menghasilkan keuntungan finansial yang lebih baik.
- STRATEGIS