Mohon tunggu...
Jessica Ivana
Jessica Ivana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membandingkan Diri dengan Orang Lain: Baik atau Buruk?

25 Februari 2016   18:43 Diperbarui: 25 Februari 2016   18:52 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman sekarang ini banyak orang merasa iri pada orang lain karena orang lain itu lebih pintar, lebih cantik, lebih kaya, lebih sukses, dan lain-lain. Itu semua karena mereka hanya melihat pada orang-orang yang berada di atas mereka, mereka tidak melihat orang-orang yang statusnya dibawah mereka. Oleh karena itu, mereka sering membandingkan diri mereka bahkan hampir tiap hari dan tidak disadari.

Membandingkan diri dengan orang lain yang berada di atas bisa berakibat buruk maupun baik, tergantung dari bagaimana cara orang tersebut memandang. Kalau orang itu menjadikan orang lain sebagai contoh untuk dapat memotivasinya, maka itu adalah efek baik dari membandingkan diri. Sebaliknya, jika itu malah membuat mereka menjadi minder, ini berarti efek buruk dari membandingkan diri. Nah, kalau malah memberi efek buruk, janganlah diteruskan.

Lain lagi, membandingkan diri dengan orang lain yang berada di bawah juga bisa berakibat buruk maupun baik. Jika itu membuat diri menjadi sombong, maka merupakan efek buruk dari membandingkan. Namun, jika itu membuat diri menjadi bersyukur dan punya dorongan untuk membantu mereka yang lemah, maka merupakan efek baik dari membandingkan.

Sebenarnya, membandingkan diri sendiri dengan orang lain merupakan hal spontanitas yang biasa dilakukan orang-orang tanpa mereka sadari. Ketika sedang berada di jalanan dan melihat orang lain yang berbeda status dengan diri sendiri, baik itu diatas maupun dibawah, mereka akan berbicara pada diri mereka sendiri “bagaimana kalau…”, “seandainya…”, dan lain-lain.

Mari jadikanlah kebiasaan membandingkan ini menjadi kebiasaan yang baik. Ambil efek baiknya saja, efek buruknya jangan diambil. Dengan membandingkan diri dengan orang yang berada diatas, buatlah itu menjadi motivasi bagi diri. Misalnya, orang yang tidak bisa berenang membandingkan dirinya dengan orang yang bisa berenang dan ia berkata dalam hatinya “seandainya saja aku bisa berenang seperti dia”. Buat itu menjadi motivasi, jadi katakanlah pada diri sendiri “kalau dia bisa, aku pasti juga bisa.” Dengan begitu, itu akan menjadi motivasi bagi diri agar bisa sukses.

Sedangkan kalau membandingkan diri dengan orang yang statusnya berada dibawah, jadikanlah itu kesempatan Anda untuk bersyukur kepada Tuhan. Terlebih lagi kalau itu bisa membuat Anda merasa simpati dengan mereka dan Anda ingin membagi apa yang Anda punya kepada orang yang tidak punya.

 

Oleh:
Jessica Ivana Poerjoto XIIG/10
SMA Kolese Loyola
Semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun