Pada tanggal 19 Agustus 2012, saya menerbitkan dua artikel di http://cocologi.tumblr.com/post/29722010061/republika-dan-detik-menyebar-kebohongan-dan-kesalahan dan http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2012/08/19/republika-dan-detik-menyebar-kebohongan-dan-kesalahan-pada-bulan-ramadhan/ yang mengulas bagaimana dua media yang cukup besar di Indonesia, yaitu Detik dan Republika, menyebarkan kebohongan dan kesalahan dengan memuat profil professor mualaf yang sama sekali tidak bisa dikonfirmasi asal usulnya, dengan teorinya yang ternyata sangat ngawur, dan yang paling buruk, memasang foto Professor Xinsheng Sean Ling dari Universitas Brown sebagai "Demitri Bolykov sang professor mualaf" tanpa izin. Dengan cepat kedua artikel itu menyebar, dan saya berterima kasih, karena penyebaran ini telah memberikan dampak. Pada 19 Agustus sore menjelang malam, Republika sudah mengganti foto Professor Xinsheng Sean Ling menjadi foto Matahari, dan begitu pula Detik (tautannya juga diganti ke http://ramadan.detik.com/read/2012/08/19/200639/1995122/631/5/para-ilmuwan-ini-menjadi-muslim-setelah-melakukan-riset-ilmiah ). Tindakan ini boleh diapresiasi karena paling tidak kedua media ini sudah mencoba membenarkan. Namun, ada beberapa hal yang patut disayangkan: 1. Kedua media tidak membuat permintaan maaf secara terbuka kepada pembaca yang sudah disesatkan dan terutama korban terbesar dalam peristiwa ini yaitu Professor Xinsheng Sean Ling yang fotonya sudah dipakai tanpa izin. Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak terpuji dan tidak sesuai dengan etika jurnalisme, dan ada baiknya momen Idul Fitri ini dimanfaatkan dengan baik. 2. Kedua media tidak menghapus artikel yang bersangkutan, atau paling tidak membuat klarifikasi. Padahal, seperti yang sudah dipaparkan di http://cocologi.tumblr.com/post/29722010061/republika-dan-detik-menyebar-kebohongan-dan-kesalahan , profil mualaf Demitry Bolykov tidak jelas asal usulnya, dan artikel tersebut mirip hoax karena adalah salah satu modus hoax untuk mengarang profil palsu dengan gelar ahli agar tampak kredibel. Bukankah tugas media untuk menyajikan informasi yang bisa dipastikan kebenarannya? Selain itu, seperti yang juga dipaparkan di cocologi.tumblr.com, professor mualaf itu, kalaupun memang ada, tampaknya adalah professor-professoran karena (inter alia) tidak paham perbedaan yang paling sederhana antara kutub magnet sesungguhnya dengan kutub sesungguhnya, dan tidak tahu fakta bahwa medan magnet tidak memengaruhi rotasi Bumi. Di cocologi.tumblr.com kengawurannya sudah ditelanjangi habis-habisan, dan referensi jurnal ilmiahnya sudah dicantumkan, sehingga pembaca bisa memastikannya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H