Kebijakan militer terbaik menurut Sun-Tzu adalah penyerangan terhadap strategi musuh, kedua menyerang pertahanan musuh, dan yang paling parah adalah menyerang kota/negara ataupun wilayah serta tembok -- tembok dan bentengnya.Hal tersebut dilakukan hanya tidak ada pilihan lain
"Jika mempunyai kekuatan 10 kali kekuatan lawan, kepunglah dia; kalau lima kali, seranglah dia; kalau dua kali, hadapilah dia; kalau sama-sama kuat, pecah belahlah dia; kalau Anda kalah banyak, bertahanlah; kalau Anda bukan tandingan musuh, hindarilah dia," kata Sun-Tzu soal seni menggunakan pasukan.
4. Spionase
Pengetahuan awal merupakan syarat bagi seorang komandan/jenderal untuk menaklukan musuhnya.Di sinilah perang mata-mata diperlukan.Ada lima jenis mata-mata yang bisa dipekerjakan, pertama; mata-mata penduduk sana (bangsa dari musuh), orang dalam (pejabat musuh), agen ganda (mata-mata musuh), mata-mata yang bisa ditukar (agen yang menerima info palsu untuk diteruskan ke musuh), dan mata-mata yang tak bisa ditukar (agen yang kembali dari wilayah musuh untuk melapor). (Mardani, 2013)
Lalu, Apakah Strategi Sun Tzu masih Relevan dalam Cyber War?
Â
"Know thy self, know thy enemy. A thousand battles, a thousand victories." -- Sun Tzu
Menurut penulis, tidak semua strategi Sun Tzu relevan dalam peering siber. Sebab, di dalam perang siber sendiri bukan lagi mengetahui informasi atau menilai keadaan suatu negara lalu bisa terjadi perang melainkan mengetahui informasi dari negara lain melalui ruang siber itu sendirilah yang menjadi perangnya. Lalu, akan sangat sulit zaman sekarang mengetahui dan menilai secara langsung karena banyaknya perang siber yang pelakunya adalah anonim. Â
Dan dalam menjaga pertahanan negara zaman sekarang tidak lagi relevan dengan melakukan strategi -- strategi Sun Tzu karena hal -- hal tersebut sudah dapat tergantikan dengan teknologi teknologi yang sudah sangat berkembang. Namun, masih banyak pemikiran -- pemikiran Sun Tzu yang bisa diaplikasikan di peperangan konvensional sampai saat ini tetapi jika mengenai perang siber sepertinya tidak terlalu relevan.
Daftar Pustaka
Clinton, T. (2015). Kajian Perang Sibernatika (Cyber Warfare) Sebagai Konflik. Diambil kembali dari The United Nations Interregional Crime and Justice Research Institute Website.