Seperti yang kita ketahui hingga saat ini serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) hingga saat ini masih merupakan masalah utama yang membatasi produksi tanaman pangan terutama untuk daerah-daerah yang mempunyai iklim tropis khususnya daerah endemik OPT Pangan. Â
Akan tetapi saat ini para pelaku di industri pertanian masih menggunakan pestisida sintetik dalam pengendalian OPT yang mempunyai resiko besar karena dapat menyebabkan resistensi, resusgensi, pencemaran lingkungan, musnahnya musuh alami, timbulnya residu pestisida dalam tanam dan sebagainya.
Saat ini para peneliti telah mengembangkan Agen Pengendali Hayati (APH) dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).Â
Menurut Cook and Baker (1989) pengendalian hayati (biological control) adalah pengurangan jumlah inokulum atau aktivitas produksi penyakit (deases producing-activity) dari patogen yang disebabkan oleh satu atau beberapa organisme. Menurut Sunarno (2016) menyatakan bahwa pengendalian hayati adalah pengendalian OPT dengan cara biologi, yaitu dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya (agen pengendali hayati).
Beberapa keuntungan dalam pengendalian hayati adalah:
- Tingkat keberhasilan tinggi
- Dapat bekerja dengan sendirinya
- Sedikit sekali yang diketahui berbahaya terhadap manusia dan lingkungan
- Dapat berproduksi dengan cepat
- Mempunyai daya cari yang tingi (kemampuan mencari inang yang sangat tinggi)
- Bisa beradaptasi sekalipun populasi inang sangat rendah
- Belum ada data yang menunjukkan ada resistensi inang terhadap musuh alami (walaupun hal ini mungkin bisa terjadi)
Menurut Eko Yulianto (2014) dalam penelitiannya mengenai Potensi Beberapa Jamur Agen Antagonis dalam Menghambat Patogen Fusarium sp. Pada tanaman Jagung (Zea mays L.)
Berdasarkan hasil penelitian diatas terlihat bahwa jamur Trichoderma sp ternyata mempunyai daya hambat paling tinggi terhadap patogen Fusarium sp yaitu sebesr 72,20%. Hal ini dikarenakan jamur Trichoderma sp. Menghasilkan sejumlah besar enzim ekstraseluler seperti selulase,glukanase dan kitinase yang bertanggung jawab terhadap lisis selulosa dan glukan pada dinding hifa dan oospora patogen.
Berikut beberapa jenis Agen Pengendali Hayati serta menfaatnya dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT):
1. Cendawa Beauveria bassina
OPT Sasaran: Walang sangit, wereng batang coklat, Penggerek batang, belalang, kepinding
kabartani.com
Cara mudah pembuatan Cendawan Beauveria bassina:
- Cuci bersih jagung/beras kemudian rendam selama 24 jam dan ditiriskan hingga kering.
- Ambil 100 gram jagung/beras, masukkan kedalam kantong plastik
- Kukus dengan dandang selama 3 jam
- Setelah dikukus, ambil dengan sendok teh kecil steril kemudian simpan dalam wadah tertup dalam suhu ruang. Simpan selama 7-14 hari
- Setelah masa penyimpanan pada media akan mucul jamur berwarna putih untuk bisa langsung digunakan. Jika tidak ingin langsung digunakan dapat disimpan dalam lemari pendingin.
Cara aplikasi pada tanaman:
- Cuci hasil biakan cendawan dalam 1 liter air.
- Saring menggunakan kain dan masukkan larutan yang didapat kedalam tangki dengan ditambah 15-16 liter air
- Aplikasikan pada sore hari
- Aplikasi pada tanaman padi saat populasi hama masih rendah
2. Â Cendawan Hirsutella sp.
OPT Sasaran: Penyakit blas, busuk pelepah jagung
3. Â Cendawan Metarhizium anisopliae
OPT Sasaran: Wereng coklat, wereng hijau, walang sangit, kepinding, kumbang
Cara mudah pembuatan Cendawan Metarhizium anisopliae:
- Rendam bahan (jagung,beras,dedak,serbuk gergaji) menggunakan air selama 24 jam dan kukus semala 10 menit dan tiriskan.
- Simpan bahan dalam plastik
- Kukus dengan dandang selama 3 jam
- Setelah dikukus, ambil dengan sendok teh kecil steril kemudian simpan dalam wadah tertup dalam suhu ruang. Simpan selama 7-21 hari
- Setelah masa penyimpanan pada media akan mucul jamur berwarna putih untuk bisa langsung digunakan. Jika tidak ingin langsung digunakan dapat disimpan dalam lemari pendingin.
Cara aplikasi pada tanaman:
- Cuci hasil biakan cendawan dalam 1 liter air.
- Saring menggunakan kain dan masukkan larutan yang didapat kedalam tangki dengan ditambah 15-16 liter air
- Aplikasikan pada sore hari
- Aplikasi pada tanaman padi saat populasi hama masih rendah
4. Â Bakteri Paenibacillus polymyxa
OPT Sasaran: Penyakit kresek, bercak pada tanaman jagung
5. Trichogramma sp.
OPT Sasaran: Penggerek batang padi, penggerek batang jagung
Mari kita kurangi penggunaan pestisida sintetis untuk mengendalikan hama, terutama pada komoditas tanaman pangan. Hal ini perlu dilakukan guna mempertahankan kesehatan tanah dan lingkungan kedepannya untuk ketahanan pangan tetap terjaga.Â
Beberapa hal bisa dilakukaan untuk membasmi hama salah satunya yaitu dengan menggunakan Agen Pengendali Hayati.Â
Pengendalian OPT secara hayati merupakan salah satu komponen dalam pengendalian haa secara terpadu (PHT), dimana dengan cara hayati diharapkan terjadi kesinambungan dalam ekosistem, sehingga keberadaan OPT tidak menimbulkan kerugian secara ekonomis. Dengan pengelolaan ekosistem yang baik, peran musuh alami dapat dimaksimalkan untuk mencegah timbulnya eksplosi OPT
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI