Di era globalisasi, industri manufaktur menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam menjaga produktivitas dan kualitas. CV. Cipta Karya, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur woodworking salah satunya yaitu memproduksi decking, berupaya untuk meningkatkan kinerja operasionalnya dengan menerapkan berbagai metode manajemen dan teknik peningkatan kualitas. Mahasiswa teknik industri yang melakukan kerja praktik di perusahaan ini turut berkontribusi dalam penerapan metode Objective Matrix (OMAX), Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), dan Six Sigma untuk mencapai tujuan tersebut.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kombinasi dari empat metode manajemen kualitas untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh CV. Cipta Karya. Pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Objective Matrix (OMAX)
Metode ini digunakan untuk mengukur produktivitas dengan menetapkan indikator kinerja utama yang relevan dan membandingkannya dengan target yang telah ditentukan.
- Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)
FMEA digunakan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan dalam proses produksi dan mengevaluasi dampak serta kemungkinan terjadinya kegagalan tersebut.
- Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
TOPSIS diterapkan untuk menentukan prioritas mitigasi risiko berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, sehingga dapat memilih solusi yang paling optimal.
- Six Sigma
Pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dari Six Sigma digunakan untuk perbaikan proses secara sistematis, mengurangi variasi, dan meningkatkan kualitas produk.
Implementasi Metode
- Objective Matrix (OMAX)
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah mengukur produktivitas di departemen produksi decking menggunakan OMAX. Indikator kinerja utama seperti utilitas jam kerja, konsumsi energi listrik, utilitas tenaga kerja, tingkat cacat produk, rasio produk baik dan rasio kerusakan mesin. Hasil pengukuran ini dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan untuk menentukan area yang memerlukan perbaikan.Â
- Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)
Setelah mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, FMEA digunakan untuk menganalisis potensi kegagalan dalam proses produksi. Setiap langkah dalam proses produksi decking dianalisis untuk mengidentifikasi kemungkinan kegagalan dan dampaknya. Berdasarkan hasil FMEA, prioritas mitigasi risiko ditentukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan dan dampaknya terhadap produksi.
- Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)