Hembusan angin sore menyambut Nala, namun dinginnya mengingatkan Nala kepada kenangannya akan seseorang yang sangat spesial bagi Nala. Kenan, ya nama dia adalah Kenan, ia menyimpan banyak kenangan yang selalu terlintas di pikirannya. Hubungan bertahun-tahun yang ia jalankan bersama Kenan, selesai begitu saja karena kurangnya komunikasi, walaupun Kenan sudah menyakiti Nala namun entah mengapa Nala selalu menunggu Kenan kembali kepadanya.
Dipagi hari ia terbangun dengan perasaan senang sekaligus sedih, hari ini adalah hari pertama Nala masuk ke perusahaan yang sangat ia impikan. Nala berandai-andai jika dia masih bersama Kenan, pasti Kenan akan menyambut pagi ini dengan senyuman Kenan yang sangat indah dan manis, tapi itu semua hanyalah apa yang Nala andaikan, bisa saja terjadi, tapi entah kapan. Akhirnya Alina bersiap siap untuk pergi bekerja dan meninggalkan semua yang dia pikirkan tentang Kenan.Â
Hari itu Nala diantar oleh temannya, nama dia adalah Kyra, Kyra selalu ada disisi Alina ketika Alina sedang tidak baik-baik saja.
"la, lo gapapa kan?" ucap Kyra sambil mengelus lembut rambutnyaÂ
"aman aja ko ra" ucap Nala sambil tersenyum
Setelah percakapan singkat itu, Nala dan Kyra sampai di depan gedung tempat Nala akan memulai pekerjaan barunya. Bangunan megah yang sangat indah, membuat Nala merasa gugup, dan kurang percaya diri. Nala menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan perasaan gugup yang bercampur dengan semangat.
"Lo pasti bisa, La. Gue yakin hari pertama lo bakal lancar" ujar Kyra sambil memberikan senyuman tulus.
"Thanks, Ra. Gue bakal berusaha," balas Nala dengan senyum yang mulai terasa lebih percaya diri.
Di dalam gedung, Nala diperkenalkan kepada tim barunya. Semua orang ramah dan membantu, membuatnya cepat merasa nyaman. Sepanjang hari, Nala fokus bekerja, mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Namun, dalam diam, pikirannya masih sesekali ke masa lalu bersama Kenan. Meski begitu, dia tahu hari ini adalah awal yang baru.
Setelah jam kerja selesai, Nala keluar dari gedung dengan langkah ringan. Dia merasa puas karena berhasil melewati hari pertamanya dengan baik. Saat berjalan ke arah pintu keluar, dia melihat sosok pria yang tidak asing berdiri di dekat gerbang. Jantungnya berdegup lebih cepat ketika pria itu berbalik dan memperlihatkan wajahnya.
"Kenan?" gumam Nala tak percaya.