Mohon tunggu...
Jessica Geofani
Jessica Geofani Mohon Tunggu... Guru - 老师, 学生

Mahasiswa PJJ Komunikasi - Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Gunungan Sampah di TPA Parit Enam, Pengelola Anjurkan Kurangi Sampah Rumah Tangga

15 Februari 2023   14:41 Diperbarui: 15 Februari 2023   14:52 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pangkalpinang (25/01/2023) - Sampah terus menjadi salah satu isu lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Tak terkecuali di Pangkalpinang, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam yang tampak seperti gunung menyebabkan sempitnya alur keluar dan masuk bagi transportasi sampah.

Berdasarkan dengan wawancara bersama Rizky, salah satu pengelola TPA Parit Enam menyampaikan bahwa jumlah sampah yang masuk perharinya mencapai 160 ton. Sampah akan bertambah saat acara besar seperti bulan puasa, pawai 17 agustus dan bazar.

“Untuk jumlah sampah yang masuk per hari mencapai 160 ton. Namun, jumlahnya akan mengalami peningkatan ketika hari-hari besar atau perayaan, misalnya ketika bulan puasa, pawai 17 Agustus, acara food millennial festival, itu jumlahnya bisa jauh lebih banyak. Bisa bertambah sampai 20 ton dalam 1 hari.” ujar Rizky pada Rabu (25/01/2023).

Dahulu, TPA Parit Enam merupakan bekas galian timah sebelum akhirnya diresmikan menjadi lokasi pembuangan sampah akhir. Luas dari TPA Parit Enam rata-rata adalah 4,9 hektar dengan lahan aktif 2.5 hektar. Jenis sampah yang paling banyak adalah sampah rumah tangga.

“Sampai sekarang, jumlah sampah yang masuk paling banyak dari sampah rumah tangga. Walaupun kelihatannya tanah ini cukup luas, namun nyatanya kami masih krisis lahan untuk menampung sampah yang masuk setiap hari,” ucapnya.

Kurangnya anggaran pemerintah kota juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam upaya perluasan lokasi tempat pembuangan sampah. Sehingga, sampah yang tidak mencukupi hanya dapat ditumpuk dan tidak dapat dilakukan penimbunan seperti dulu saat TPA baru diresmikan.

“Sebenarnya cara yang paling tepat adalah dengan cara ditimbun dengan tanah lalu diratakan, ditumpuk lagi lalu ditimbun lagi sehingga sampah-sampah yang tertimbun dibawah dapat terurai. Namun apa daya anggaran pemkot tidak cukup untuk melakukan penimbunan secara terus menerus” ujar Rizky.

Di beberapa tempat juga gunung sampah yang menjulang tinggi jatuh turun ke bawah memenuhi jalan. Hal ini berakibat pada akses jalan yang juga semakin sempit. Bau yang menyengat juga dirasakan oleh orang-orang sekitar lahan atau yang sering lewat TPA tersebut.

“TPA Parit Enam saat ini belum memiliki tempat daur ulang, sehingga masih banyak sampah menggunung di beberapa lokasi. Hal yang dapat dilakukan hanyalah mengurangi produksi sampah rumah tangga dan kesadaran masyrakat dalam membuang sampah” tambahnya di akhir wawancara.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun