Mohon tunggu...
Jessica Gavrila
Jessica Gavrila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa , Freelancer

Nama saya Jessica Gavrila, 'Jeje' menjadi nama panggilan populer untuk saya. Saya lahir di Tasikmalaya 05 Juni 2003. Saya memiliki hobi mendengarkan musik tapi tidak hobi menyanyi. penyuka keramaian penikmat kesendirian. Sekarang saya menjadi bagian dari mahasiswa UNIKOM, Jurusan Ilmu Komunikasi semester 5.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jenar dan Solo Tahun1960

10 Januari 2024   01:49 Diperbarui: 10 Januari 2024   01:51 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Jenar adalah seorang remaja berbakat dalam jurusan fashion desain. Gadis yang memiliki mata berkilauan dan senyumnya yang menular membuat setiap mata yang melihatnya kagum. Pemikirannya yang kreatif dan inovatif membawanya pada impian untuk menciptakan trend yang memukau di dunia fashion.

Solo, kota dengan warisan budaya yang begitu kental, menjadi latar belakang inspirasinya. Jenar ingin membawa keindahan klasik dan modern ke dalam karyanya.

  Suatu hari, saat sedang menjelajahi toko barang antik di pinggiran kota, Jenar menemukan sebuah mesin jahit tua yang sangat indah. Pemilik toko, Mbah Kung, memberi tahu bahwa mesin jahit itu datang dari era 1960-an milik seorang terpandang di kota Solo. Mitosnya mesin itu bisa membawa siapa pun yang berada di dekatnya kembali ke masa lalu.

Tidak percaya dengan apa yang ia dengar, Jenar memutuskan untuk mencoba mesin jahit tersebut. Tanpa peringatan, ruangan di sekitarnya berputar dan Jenar tiba-tiba berada di tengah-tengah kota Solo pada tahun 1960-an. Bangunan-bangunan kuno, mobil-mobil retro, dan pakaian gaya vintage memenuhi pandangannya.

  Dalam kebingungan, Jenar berjalan-jalan di sepanjang jalan-jalan yang ramai dengan orang-orang berpakaian seperti tokoh-tokoh dalam film lama yang pernah ia tonton. Dalam lamunnya, Jenar mendengar suara merdu seorang penyanyi muda memecah keheningan. Jenar mengikuti suara itu dan menemukan panggung kecil di salah satu bar malam. 

Di atas panggung, seorang penyanyi bernama Silang menghipnotis penonton dengan suaranya yang emas. Jenar terpesona oleh pesona Silang yang memukau. Mereka bertemu setelah pertunjukan, dan Silang dengan senang hati memperkenalkan Jenar pada dunia malam yang penuh dengan seni dan ekspresi.

Keduanya menjadi teman dekat. Jenar berbagi impian desainnya dengan Silang, sementara Silang menceritakan keinginannya untuk menjadi penyanyi yang mempesona. Keduanya saling mendukung satu sama lain, menciptakan suasana yang penuh inspirasi di sekitar mereka.

Namun, seiring berjalannya waktu, Jenar mulai menyadari bahwa di balik pesona Silang tersembunyi cerita yang lebih dalam. Silang bermimpi untuk menjadi mempesona, tetapi impian tersebut dihantui oleh bayang-bayang masa lalu yang kelam. Jenar ingin membantu temannya, tetapi terjebak dalam pusaran waktu yang misterius, membuatnya sulit untuk memahami keputusan-keputusan Silang.

  Pada suatu malam, setelah pertunjukan yang memukau, Silang membawa Jenar ke sebuah tempat yang tersembunyi di tepi sungai. Di sana, di bawah sinar bulan, Silang mengungkapkan kegelapan yang selama ini ia sembunyikan. Impian masa lalu Silang tidak seindah yang diceritakannya. Bayang-bayang penyesalan dan kegagalan membayangi setiap langkahnya.

Meski terkejut, Jenar merasa terpanggil untuk membantu Silang menemukan kedamaian dalam dirinya sendiri. Bersama, mereka menjelajahi kembali kenangan-kenangan pahit yang telah lama terpendam. Di tengah rintik hujan, Jenar menyadari bahwa terkadang, proses penyembuhan membutuhkan waktu.

  Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka semakin dalam. Jenar, dengan kemampuan desainnya yang luar biasa, menciptakan busana yang merefleksikan keindahan dalam kegelapan. Silang menemukan kembali kepercayaan dirinya melalui lagu-lagu yang menceritakan kisah hidupnya.

Namun, takdir memang memiliki rencana yang berbeda. Suatu hari, mesin jahit kuno itu kembali memanggil Jenar. Meski enggan meninggalkan Silang, Jenar tahu bahwa waktu untuk kembali ke masa kini telah tiba. Sambil bersumpah akan kembali, Jenar memeluk Silang erat.

Kembali ke tahun 2020, Jenar membawa kisah dan kenangan yang tak terlupakan. Impian desainnya semakin berkembang, mencerminkan kekuatan dan keindahan dalam setiap kisah hidup. Meski terpisah oleh waktu, hubungan Jenar dan Silang tetap hidup di setiap karya seni yang mereka ciptakan. Satu masa, dua jiwa, dan kisah yang terpintal dalam benang-benang waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun